Halaman Lima

5K 194 30
                                    

Kadang saya lupa dengan logika, mengabaikan jarak yang ada, lalu dengan egoisnya berharap kamu ada di sini.
Padahal saya sadar sepenuhnya bahwa segala perjalanan butuh waktu, perjuangan atau mungkin pengorbanan.
Bahkan jika suatu hari nanti saya harus melewati jalan berbatu tajam, atau kamu harus letih merangkak karena terlalu lelah berjalan dengan tegap, untuk membuatmu tetap kuat bertahan, saya hanya perlu mencintaimu lebih besar lagi, kan?

Supaya kita dapat bertemu pada satu tujuan yang sama, bukankah tak boleh ada yang menyerah duluan? Kita sama-sama terluka, tak ada yang lebih bahagia, kita berdua yang berusaha, kan? Lalu untuk membuatmu tetap yakin dan melangkah, saya hanya perlu merengkuh pundakmu lebih erat lagi, kan?

Sekalian saja saya sampaikan padamu,
jika suatu hari nanti, kamu benar-benar lelah, dan mengutarakan semua letihmu, menunjukkan segala peluh yang membuatmu penat, jangan tautkan amarahmu.

"Bisakah kamu menggenggam tanganku lebih erat?", ucapkan seperti itu.

Agar saya bisa menopang separuh bebanmu, agar letihmu berkurang karena ada saya sebagai tempatmu bersandar,
tempatmu menemukan pegangan.
Saya pastikan kamu tak terjatuh di tengah jalan, meski butuh waktu lama karena kita berjalan sangat pelan,
yang terpenting adalah mencapai tujuan secara bersamaan, kan?

Jika suatu hari nanti saya menjadi keras kepala, susah mendengar apalagi menerima ucapanmu, jangan pergi begitu saja.

"Di mana letak salahnya? Coba jelaskan." ucapkan seperti itu, sambil tersenyum.

Karena kamu tau, saya selalu luluh hanya dengan senyummu, dengan hangat suaramu.
Ucapkan seperti itu agar saya mau dan berani menceritakan segala resah yang saya simpan sendiri.
Tentang segala ketakutan saya, jika sewaktu-waktu kamu lebih memilih berubah haluan dan berjalan sendiri.

Tapi,
jika suatu hari nanti rasamu berubah,
atau mungkin menghilang,
atau kamu menemukan seseorang yang baru,
maka pergilah, kejar bahagiamu.

Jika ia lebih sabar menghadapi marahmu,
jika ia lebih lembut bertutur kata untuk menenangkanmu,
jika ia lebih tau cara menciptakan ceriamu, maka pergilah.
Jika hari itu benar-benar datang, maka selesai sudah, tugas saya sudah selesai.

Saya sudah mencintaimu dengan lebih,
sudah menggenggam tanganmu tanpa letih.

Jika kamu memilih pergi, saya bisa apa?

Jika kamu sudah tak mau bertahan, untuk apa saya mempertahankan?

Jika yang kamu inginkan adalah pergi, untuk apa saya berusaha memantaskan diri?

Ilustrasi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang