Halaman Tiga Puluh Satu

1.5K 55 0
                                    

Bandung terasa sejuk malam ini. Saya menikmati ramainya tengah kota dengan berjalan di trotoar sebelah kiri. Lalu masuk ke salah satu pusat perbelanjaan.
Menemui berbagai macam dan tipe pasangan, ada yang melingkarkan lengan pada perempuannya, tampak begitu hangat. Ada juga yang menggandeng tangan kekasihnya seolah besok mereka tak bisa lagi berjumpa. Lalu saya mengingatmu.
Ingatan tentangmu masih sama, masih menyenangkan. Meski terkadang terasa berat karena jarak dan apapun yang membuatnya terasa sulit dilalui.
Kemudian saya duduk, setelah memesan makanan. Lalu mengingatmu lagi. Berandai-andai kamu ada di sini, di hadapan saya, melahap jajanan atau sekedar minum es coklat kesukaanmu.
Saya tersenyum, begitu pula bayanganmu di benak saya. Senyummu masih sama, masih menghangatkan. Meski terkadang jadi samar-samar karena sudah berminggu-minggu lamanya kita tidak bertemu, dan saya tak tau kapan lagi bisa melihatmu. Kamu pun begitu.

Pesanan saya sudah datang, menghapus paksa angan-angan yang sedang asik berkelebat di kepala saya.
Lalu saya makan, tanpa mengingat hal apapun tentangmu.

Lihat kan? Sesekali saya melupakanmu, tapi jauh di dalam hati, selalu ada namamu.

Edisi Bandung,
10.09.2017
22:57

Ilustrasi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang