Halaman Empat

5K 191 18
                                    

Masih jelas tergambar di benak saya,
mata berwarna coklat muda, persis kacang almond waktu tersapu cahaya matahari. Saya hampir tak mampu membedakan, hangat tatapmu dengan hangat mentari.

Nyaris setiap malam, sebelum saya memejamkan mata, sebelum saya benar-benar terlelap,
ingatan tentang teduh wajahmu bermunculan kembali.
Membawa puluhan rindu lalu menghantam tepat di ulu hati.

Tepat setelah saya membuka mata, esok paginya,
yang menyapa lebih dahulu adalah kenangan tentang bagaimana genggam tanganmu membuat saya tenang, merasa aman.

Kemudian,
ketika saya mulai dipenuhi oleh ingatan-ingatan tentangmu,
mulai ada pilu,
karena saya terlalu takut kehilanganmu,
tak punya nyali untuk melepas pelukmu.

Tentu saja,

Bagaimana mungkin saya menghadapi hari-hari berikutnya tanpa ada bahumu sebagai tempat tangis saya bermuara.

Bagaimana mungkin saya melewati waktu tanpa ada senyummu sebagai tempat segala bahagia tercipta.

Bagaimana mungkin saya menyelesaikan masalah tanpa tutur katamu sebagai tempat saya mendapat jawaban.

Bagaimana mungkin,

Saya mampu;
Mencari yang baru,
Mendekatkan diri pada seseorang yang baru,
Menerima segala lebih dan kurangnya seseorang yang sama sekali baru, dan bukan kamu.

Sedangkan,
yang saya mau hanya kamu.

Ilustrasi RinduTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang