3. Lee Daehwi

3.2K 303 4
                                    

Sore ini kamu pergi ke kelas musik sekolahmu, kamu meninggalkan buku musikmu di sana. Kamu memang ceroboh, sering sekali alat tulismu tertinggal di sekolah. Untung saja sekolah selalu ramai hingga jam 10 malam.

Kamu menyeruput vanillafrapemu sambil berjalan cepat ke ruang musik di lantai 2.

Di depan ruang musik itu kamu mendengar suara piano dimainkan. Indah sekali.

Kamu mencoba mengintip sedikit melalui pintu yang sedikit terbuka. Kamu melihat sunbaemu memainkan piano sambil menulis sesuatu di buku notenya.

Entahlah, semua yang dilakukannya sangat imut dimatamu. Kamu jelas mengetahui siapa dia. Dia Lee Daehwi, seorang trainee yang sedang naik daun karena teaser debutnya sudah dirilis.

Wajahnya kecil, tidak tampan tetapi manis dan imut. Seperti seorang anak kecil. Daehwi mungkin tidak mengenalmu, tapi kamu sudah sangat mengenalnya. Dia beberapa kali tampil sebagai pianis ketika ada event sekolah.

Kamu memberanikan diri masuk ke dalam ruangan yang dipenuhi alat musik itu.

"Kau tidak perlu seperti pencuri. Kau murid di sinikan? Jadi kau juga berhak masuk ke ruangan ini." Suara Daehwi mengejutkanmu. Kamu memang orang yang sangat mudah terkejut.

"Oh.. Ah... Maafkan aku. Aku tak bermaksud mengganggumu." Kamu membungkukkan badanmu berkali-kali sambil berjalan ke arah meja dan kursi yang biasa digunakan ketika murid sedang belajar teori di kelas musik.

Kamu tidak sengaja menyenggol gitar, hingga jatuh. Kamu menggigit bibir bawahmu, merasa bersalah telah menjatuhkan alat musik dan mengganggu Daehwi.

"M-maafkan aku." Ujarmu sambil meletakkan gitar yang terjatuh itu pada tempatnya. Kamu sangat gugup. Kamu sangat sadar jika kamu ceroboh.

Daehwi tidak menyahut, dia hanya diam sambil memperhatikan gerak-gerikmu dari bangku piano yang sedang didudukinya. Mungkin tidak berminat.

Kamu segera berlari ingin mengambil bukumu. Tapi yang kamu temukan cuma meja-meja kosong. Tak ada satu bendapun ada di atas meja.

"Kau, ini bukumu?" Daehwi bertanya sambil menunjuk-nunjuk buku di tangannya. Kamu mengangguk dan berjalan ke arahnya.

"Maafkan aku, aku memakai bukumu untuk menulis karya baruku. Aku tidak tahu itu buku siapa, maafkan aku." Dia menundukkan kepalanya beberapa kali dan mengembalikan bukumu.

"Ah, tidak apa-apa. Jadi bagaimana dengan karyamu yang baru kau tulis di sini?" Tanyamu. Daehwi hanya memajukan bibirnya beberapa centi dan menggaruk pelipisnya dengan telunjuk. Kelihatan sekali jika dia juga membutuhkan buku ini.

"Tidak apa-apa. Anggap saja itu hadiah untukmu." Dia tersenyum manis dan membuat jantungmu seolah ingin melepaskan diri. Wajahmu memanas dan kamu yakin jika wajahmu memerah. Kamu memang sudah menyukainya sejak lama. Diberikan hadiah berupa karyanya yang tak pernah diperngarkan kepada orang lain membuatmu sangat bahagia, seolah sesuatu menarik kedua ujung bibirmu dan menciptakan lingkungan indah.

"Aku mengetahuimu, kau selalu ada ketika aku ada di atas panggung. Aku sangat berterimakasih." Dia tersenyum lagi seolah tidak kasihan dengan jantungmu yang sudah abnormal.

"T-tapi bagaimana dengan karya sunbae ini? Apa aku harus menulis pertinggalnya untukmu?" Kamu melihat beberapa baris notasi balok di bukumu yang seharusnya kosong.

Dia mengangguk lalu tersenyum manis, tapi seperti menyembunyikan sesuatu.

"Kau boleh menghubungiku ke sini." Dia menunjukkan id linenya. Kamu dengan cepat menambahkan Daehwi menjadi temanmu di line.

"Kau bebas menghubungiku kapan saja, kau spesial." Dia membisikkan kata-kata itu sebelum dia pergi meninggalkan dirimu yang sudah bahagia bukan kepalang.

~~~

Imagine • WannaOneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang