Hari ini masih sama, matahari terbit lebih lambat dan hari ini dia seperti malu menunjukkan dirinya. Hanya ada langit gelap dengan salju yang mulai mencair. Ah benar, hari ini sudah dipenghujung musim dingin. Hatimu hangat menyadari musim semi yang indah penuh bunga bermekaran sudah dekat. Tidak sabar.
Tidak, kamu menantikan sesuatu yang sangat berharga ketika angin musim semi selesai. Sesuatu yang benar-benar membuat pipimu memerah dan jantungmu berdebar kencang, berlebihan? Tidak, karena kamu sedang jatuh cinta.
Kaki kecilmu melangkah ke sebuah cafe yang menjual berbagai jenis kopi dan dessert. Debaran aneh itu muncul lagi tanpa kamu inginkan. Barista berkulit seputih salju dan manis seperti madu itu tersenyum padamu. Ugh canggung?
Tentu saja tanpa memesan kamu sudah mendapatkan americano-mu. Seandainya kamu dapat menghentikan waktu, kamu pasti akan melakukannya sekarang. Barista dengan rambut cokelat terang itu berada di dekatmu, menciptakan ledakan aneh yang memberikan kebahagiaan tersendiri untukmu.
"Hai, seperti biasa nona americano." Tuhan, suaranya yang selembut kapas itu menggelitik telingamu dan rona merah merambat dari pipi hingga telingamu. Efek jatuh cinta yang aneh.
"Terimakasih Sungwoon-ah." Singkat tetapi suaramu sudah bergetar gugup. Kekehan indah itu mempercepat degup jantungmu.
"Ya Tuhan, kenapa pacarku ini manis sekali?" Cubitan kecil serta elusan lembut pada pipimu membuatmu diam hingga otakmu rasanya macet. Lengkungan bak bulan sabit itu muncul di wajahmu. Ingin sekali kamu lari darinya, tapi kamu sudah terjebak dalam perasaan itu.
Dia, Ha Sungwoon. Kekasih menyebalkan yang senang mengganggumu dengan godaannya. Aneh sekali kenapa kamu bisa jatuh padanya.
"Hei, jangan malu begitu aku jadi ingin menciummu."
"J-jangan aneh-aneh."
Tentu saja gugup dengan hanya kata-kata menyebalkan itu. Ini tempat yang ramai, bagaimana jika seseorang mendengarnya?
"Aku tidak sabar sampai angin musim semi berlalu. Aku ingin berkencan denganmu." Kamu juga menyetujuinya dalam hati. Sudah lama kalian tidak berkencan seperti sepasang kekasih sejak dia membuka cafe ini.
"Bersabarlah." Jawaban singkatmu mungkin membuatnya salah paham dan merengut lucu. Ya Tuhan, bagaimana bisa Kau menciptakan makhluk selucu dia. Seperti anak anjing kelaparan yang meminta cemilan kepada Tuannya.
"Kau selalu seperti itu, jawab yang panjang sayang. Aku ingin menangis, apa kau tidak mencintaiku?"
Kenapa dia bisa sangat imut seperti ini?
"Hei jangan berkata seperti itu, ak-aku malu." Kamu menundukkan kepalamu. Elusan lembut itu menyapa pucuk kepalamu, tenang itu yang kamu rasakan.
"Ugh aku semakin ingin menciummu!" Ujarnya gemas dan mencubit pipimu lembut sebelum beralih ke belakang meja bar untuk meracik kopi lagi.
Bagaimana bisa kamu tidak mencintai lelaki berharga sepertinya? Tidak mungkin untuk tidak mencintainya, bertambah cinta mungkin. Setiap hari bertambah, perasaan aneh tak terjelaskan untuknya itu.
Ah semakin tidak sabar menunggu angin musim semi berlalu. Apa nanti sore kamu harus menyuruhnya menutup cafe dan berkencan denganmu? Hah andai kamu tidak sepemalu ini.
****
Hello this is Na. Tolong dibaca..
Maafkan diriku ini yang sangat-sangat lama mempublish chapter milik Ha Sungwoon ini. Aku galau dan sedih berlarut-larut. Haaah, sampai hari inipun belum move on dari Wanna One hehe.
Mungkin book ini sudah bersangkar laba-laba karena sudah lama tidak diurus. Maaf, akhir-awal tahun kemarin memang benar-benar tidak bisa nulis. Aku hanya bisa bacot di twt dan mengerjakan tugas akhir hehe. Takut kalau moodku bakal mempengaruhi chapter ini.
Terimakasih sudah membaca book ini, kalau kalian suka tolong di vote :))
Oh iya, aku mau tanya kalian
Book ini selesai sampai di sini?
Atau
Book ini lanjut sesuai request per-member?
Tolong dijawab ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imagine • WannaOne
RandomImagine semua member WannaOne •Kang Daniel •Park Jihoon •Lee Daehwi •Kim Jaehwan •Ong Seongwoo •Park Woojin •Lai Guanlin •Yoon Jisung •Hwang Minhyun •Bae Jinyoung •Ha Sungwoon