6. Park Woojin

2.5K 291 0
                                    

Pagi hari diawal musim semi, matahari bersinar terang tetapi udara masih dingin. Seorang laki-laki dengan anting ditelinganya berjalan pelan mendekatimu. Tanpa melihat dari dekat kamu tau kalau dia adalah sahabatmu dari kecil, Park Woojin.

Kamu terkekeh pelan melihatnya membawa sebuket bunga di tangannya. Dia hanya tersenyum, memunculkan gigi uniknya yang menawan. Ah, kamu jadi semakin mencintainya.

"Ini untuk Nona yang baru lulus SMA." Woojin memberikan buket bunga Baby breathe berwarna pink dan putih ke tanganmu.

"Terimakasih Tuan Park." Kamu tersenyum padanya.

Diluar dugaanmu, tangannya menarikmu kedalam pelukan hangatnya. Kamu yang terkejut hanya bisa menutup mata dan menikmati hangatnya pelukan sahabatmu itu.

"Kau harus menjaga dirimu di sana. Aku jauh di sini, jadi tidak ada yang akan mengantar jemputmu. Kau harus berhati-hati pada laki-laki, karena tidak ada yang akan memukul laki-laki brengsek untukmu lagi." Ucapnya sambil mengelus pelan rambutmu.

Bibirmu bergetar tak dapat menjawab perkataannya, rasanya sangat sakit mendengar suara beratnya yang sedikit bergetar itu. Kamu tau, kalau dia juga tidak ingin jauh darimu.

"Ingat, kau harus pulang setiap tahun. Kalau perlu setiap liburan semester." Woojin melepaskan pelukan itu dan tangannya terjulur menghapus air mata yang entah sejak kapan meluncur di pipimu.

"K-kau sangat berlebihan, Tokyo dan Seoul hanya 2 jam 20 menit. A-aku juga bisa menjaga diri sendiri." Kamu memukul pelan lengannya dan membuatnya terkekeh pelan.

Diam beberapa saat. Woojin menatap matamu dalam, seakan mencari sesuatu. Kamu gugup ditatapi mata elang itu, lalu menunduk.

"Aku serius. Kau tidak boleh berpacaran di sana. Kau itu bodoh."

"Siapa kau melarangku berpacaran?" Kamu melipat tanganmu di atas dada, kesal karena dilarang berpacaran. Padahal kamu sudah berencana mengincar senior-senior tampan di sana.

"Aku sahabatmu, dengar kata-kataku. Aku tidak ingin kau disakiti lagi." Dia mengambil tanganmu dan menggenggamnya erat. Seakan tak mau kamu pergi.

"Itu urusanku nanti Park Woojin." Kamu kesal sekali dan ingin melepaskan tanganmu dari genggamannya.

"Kalau begitu jadilah pacarku."

~~~

HUJAD SAJA AKU YANG SUDAH LAMA SEKALI TIDA APDET :')
MAAF YAAA :')

Imagine • WannaOneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang