"Pak Amar tuh ganteng banget siih." Celetukan itu datang dari Priska di saat jam makan siang, di tengah Zifah yang sedang menyantap bekalnya. Jangan.. jangan ada lagi untaian kalimat memuja dari teman tim-nya untuk pria itu. Zifah sudah mual.
"Lengannya itu Pris... minta diglendotin bangeet." Kali ini Marisa yang menyahut dengan huruf 'e' dalam kata 'banget' yang cukup panjang. Wajahnya ditumpu kedua tangannya, matanya memandang lekat objek yang sedang mereka nikmati. Zifah menelan empal goreng buatannya dengan susah payah.
"Itu brewoknya beneran nggak sih? Kok minta banget dielus-elus." Zifah hampir memuntahkan empalnya saat Visha yang duduk tepat di sampingnya ikut menyahut tak tahu diri. Ini sudah tidak bisa dibiarkan. Dan coba.. Mari kita lihat penyebab dari noraknya ketiga teman Zifah. Si Amar yang sejak tadi jadi objek para wanita-haus-pria-tampan sepertinya tidak merasa terganggu atau mendadak kejang gitu? Zifah justru melihat pria itu nampak santai saja di mejanya dengan tangan kanan memegang sendok dan ekspresinya yang terkadang 'nyengir' atau 'terkekeh' ketika memperhatikan lawan bicaranya.
"Tuh.. si ipah ikutan ngeliatin juga,kan? Apa gue bilang." Itu suara nista Priska.
"Ipah juga mau ya lengan yang glendot-able itu?" Marisa terkikik senang.
"Etdah si Ipah, udah lama ya nggak ada yang bisa di elus-elus." Logat betawi Visha membuat gendang telinganya pengang.
Zifah meletakkan sendoknya lalu menatap sangar, "Minta banget dikasih lemburan nih bocah-bocah ya!"
"Kita sih lembur seneng-seneng aja, pemasukkan nambah, ya nggak, sis?" Visha menyahut dengan aksi kompornya. Secara emang dia yang mami genk.
"Iye.. nambah tapi nggak bisa buangnya percuma, Apa perlu Sabtu kita lembur juga biar si bos seneng, secara lo baru aja dihibahin tugas dari sales, gimana Cha?" Zifah menyahut dengan tersenyum sinis pada Visha yang mendengus sebal.
"Lu mah gitu... kapan gue ketemu Bowo kalo lembur mulu, Pah, lu mah tega." Omel Visha lalu manyun. Zifah senang karena satu sudah kalah. Ia melirik Priska dan Marisa yang hanya bisa nyengir.
"Ipah mah udah nggak asih sejak naik jabatan, bossy banget." Sahut Marisa.
"Ya abis.. setiap kali kita makan bahasnya tuh orang mulu, mual tau." Sewot Zifah tak mau kalah.
"Yakin mual? Seger gitu masa dianggurin si Pah, udah sih lu sosor aja tuh Amar." Priska memberikan usul yang membuat Zifah merinding. Zifah menatap lurus pada pria yang hanya terpisah tiga meja dari tempatnya. Pria berambut lebat yang dipangkas pendek, wajah persegi dengan alis tebal, tatapan mata teduh, hidung mancung songong dan bibir tipis yang dikeliling brewok.
Astaghfirullah...
Zifah menutup matanya dengan tangan kirinya. Amar jadi terlihat silau sekarang dan dalam hati ia terus beristighfar agar kebal dari aura pria itu yang sekarang sudah luber kemana-mana.
"Gimana,Pah? Silau ya? Lo lihat apanya? Lengan kekarnya atau brewoknya?" bisik Visha bak setan di siang bolong saat bulan Ramadhan. Zifah menoleh lalu melotot tajam pada sahabatnya itu.
"Lo beneran minta gue tambahin lembur ya, Cha!"
Visha jiper di posisinya. Dia, Priska dan Marisa hanya bisa menatap Zifah yang lebih memilih sibuk memakan bekalnya. Tidak ada itu ceritanya Zifah menyerah dengan pesona cowok karena wajah tampannya. Zifah bahkan pernah pacaran dengan yang wajahnya 11-12 sama Chiko Jerico jadi kenapa sama cowok yang model Amar itu dia harus menyerah. Enak aja.. mata Zifah belum murahan dan prinsipnya tidak akan luntur hanya lantaran ada cowok ganteng, jomblo, mapan lagi makan tak jauh darinya. Nggak lah..
"Pah... dia ngeliat ke arah lo." Bisik Visha. Zifah melarikan pandangannya ke depan lalu pandangannya bertemu dengan mata pria itu. Si Amar-amar itu nampak menganggukkan kepalanya sopan dengan bibir yang menyunggingnya senyuman yang cukup lebar. Mati lu Pah! Mana bisa lu nolak pesonanya kalo udah kayak gini.
"Ris, cari ember gih." ujar Visha.
"Buat apa?" Marisa bingung.
"Bentar lagi ada yang lumer."
"Huahahahahaha." Suara tawa ketiga bocah di sampingnya membuat Zifah tersadar.
"Lembur sampai jam delapan ntar malam." putus Zifah lalu pergi meninggalkan ketiga wanita yang kini sibuk menyumpah-nyumpah karena keputusan sepihak Zifah.
"IPAH SUMPREEET!!!"
****
Ini beneran bebyZee? Iya.. ini bebyZe!! kaget ya? hehehe
Dah lama banget bebyZee nggak update. apa kabar itu si Dayo? baek.. lagi dijodohin ama emaknya. Apa kabar sama bebyZee? baek.. lagi program buat dedek.. Uhuk..
Ini jujur proyek iseng-iseng saya. emang ya.. curhat sama emak tuh bisa menghasilkan hal yang positif. Terima kasih emakkuuu belibuku juga buat chofaroh dan ndiejpank yang udah berbagi cerita mengenai dunia kantor ala kalian.
Kalau masih mau lanjut jangan lupa vote dan komennya ya..
Love,
bebyZee

KAMU SEDANG MEMBACA
Unconfident Love
ChickLitZifah betah menjomblo sedangkan Amar terpaksa menjomblo. Zifah yang sulit percaya orang lain sedangkan Amar yang begitu percaya pada siapa saja. Zifah yang rumit dengan dramanya sedangkan Amar yang bertumpu para realitanya. Zifah yang menolak dilam...