"Ben, gue izin ya." Suara Zifah yang menye-menye membuat Benny, cowok yang tugasnya ngurusin jadwal cuti dan klaim itu melirik sebal padanya.
"Jatah cuti lo tinggal lima, Pah." Benny mengingatkan. Zifah nyengir karena dia tahu kalau jatah cuti tahunannya tinggal lima hari dan kali ini ia terpaksa harus mengambilnya dua hari.
"Akhirnya tahun masih tiga bulan lagi, Pah. lo mau akhirnya tahun jogrok aja di kontrakan?" Benny kok kalo ngingetin suka ngeselin ya? Zifah jadi ragu mau ambil jatah cutinya lagi.
Tapi mandat ibunya tak terbantahkan. Ia harus datang ke acara akikahan Arbani anak dari kakak laki-lakinya yang nomor tiga. Ya, Zifah adalah sibungsu dari lima bersaudara dan semua kakaknya laki-laki.
Dan karena fakta itulah yang membuat Zifah pasrah pada nasib setiap ada kesempatan ke empat kakaknya pasti mengenalkannya pada kenalan mereka. Dan sepasrah itu juga seluruh kakaknya harus menanggung kesal karena Zifah tidak pernah tertarik pada pria yang dikenalkan oleh kakaknya.
"Sehari aja deh, Ben. Tadinya mau ambil dua hari tapi sayang. Ah, gue udah pesen tiket ke Yogya buat liburan akhir tahun." Jelas Zifah yang membuat Benny tersenyum menang.
Benny selalu berhasil membuat para staf yang ingin cuti tiba-tiba saja menggagalkan niatnya. Entah diingatkan jatahnya, diingatkan hutang pada kantor, diingatkan kalau kerjaan lagi hectic. Pokoknya mulut ajaib Benny sangat pamungkas untuk wanita-wanita labil seperti Zifah.
"Mau kemana lo?" tanya Benny saat mencetak surat cuti untuk diajukan ke atasan.
"Kakak gue mau akikahin anaknya."
"Kakak lo yang mana?"
"Naufal yang nomor tiga."
"Nih tanda tangan, hari jumat 'kan? Mulai nyicil kerjaan dari sekarang daripada lo di telponin sama Pak Restu." Benny memulai aksi nasehatnya yang selalu benar. Zifah membubuhkan tanda tangan sambil tersenyum ke arah Benny.
"Salam buat Yanti, ya. Maaf belum bisa nengok baby Axel."
"Nggak apa-apa yang penting kadonya nyampe." Zifah terkekeh mendengar Benny yang selalu saja jenaka dan membuatnya tertawa.
Zifah kembali ke ruangannya dan menemukan satu pesan dari Nizham; kakaknya yang berada diatasnya. Maksudnya anak nomor empat dikeluarganya yang sedang ada tugas di Jakarta. Zifah bergegas melakukan panggilan karena tak ingin menyia-nyiakan waktu bertemu dengan Nizham yang selama ini sibuk bertugas di Semarang.
"Assalamualaikum."
"Wa'alaikumsalam."
"A, dimana?" tanya Zifah.
"Ini arah ke kantor kamu, kita makan di kantin, ya. Aa punya waktu satu jam sebelum balik ke head office." Jawab Nizham yang memang selalu sibuk. Kakaknya bekerja untuk perusahaan telekomunikasi sebagai IT untuk kantor cabang Semarang.
"Siip. 'Aa shalat dulu aja di Masjid, kalau neng belum sampe 'aa cari meja aja."
"Iya ... jangan lama-lama Neng, 'Aa beneran cuma dikasih waktu sebentar."
"Iih, bawel banget sih. Iya, iya."
Zifah memutus sambungannya lalu melirik jam yang ternyata sudah menunjukkan pukul 12. Ia bergegas mengganti wedges tiga centinya dengan sandal jepit dan berjalan menuju toilet untuk mengambil air wudhu. Ia tak ingin terlambat shalat dan juga telat bertemu kakaknya.
Usai shalat Zifah menuju kantin bersama rombongannya. Sayangnya mereka sedang ingin makan di Kafe yang terletak di bagian samping kantin. Zifah pun berjalan menuju kantin sendiri tapi untung saja matanya menangkap keberadaan Nizham yang baru selesai shalat di Masjid berada di sebelah kiri kantin.

KAMU SEDANG MEMBACA
Unconfident Love
ChickLitZifah betah menjomblo sedangkan Amar terpaksa menjomblo. Zifah yang sulit percaya orang lain sedangkan Amar yang begitu percaya pada siapa saja. Zifah yang rumit dengan dramanya sedangkan Amar yang bertumpu para realitanya. Zifah yang menolak dilam...