Senin selalu jadi hari yang Zifah tunggu. Dia bukanlah bagian dari tim 'I hate monday' karena baginya bekerja merupakan bagian dari ibadah. Kalau kita sudah membenci apa yang seharusnya kita kerjakan bagaimana hasilnya akan baik.
Dia dan Visha berjalanan bersisian dengan paper bag ditangan masing-masing. Apalagi isinya kalau bukan kantong oleh-oleh dari Zifah untuk timnya. Mereka selalu menodong Zifah oleh-oleh apabila kembali ke Bandung. Ada yang menitip Cake selebriti yang terkenal itu, ada juga yang titip cemilan kekinian yang sedang trend di Bandung. Pokoknya Zifah tidak boleh kembali ke kantor dengan tangan kosong.
"Guys!! silahkan diserbu!" Seru Visha heboh sambil meletakkan paper bag oleh-oleh yang dibawanya di meja dekat pantry. Timnya yang tadinya sedang asik dengan sarapannya bergegas menoleh dan bangkit dengan wajah girang bukan main.
"Pah.. lo pasti lagi happy soalnya kan biasanya palingan yang lo bawa nih cuma doa kotak tumbenan lo bawa ampe empat kantong gede, di rumah kagak di todong kawin memangnya?" ucapan itu keluar dari mulut Marisa. ini anak mulutnya sebelas-duabelas sama Visha sama-sama minta di peperin kuah seblak level super.
"Udah yee lo pada makan dah tuh semuanya, mumpung suasana hati gue lagi adem, gue masuk dulu ye." Sahut Zifah santai tak ingin terpancing. Makin dia terpancing makin seru pagi hari dari timnya.
"Brewekan banget mulut lo, Sa. Kalo sampe si ipah bawa balik nih oleh-oleh, lu kudu traktir kita." Nugie yang ikutan kesel ngoceh sambil memotong kue. potongan pertama langsung ia embat sendiri.
"Motong buat sendirian aja lu, Gie. dasar koret." Alma sewot. Nugie nyengir lalu melanjutkan memotong kue sampai selesai.
"Gue yakin pasti ada kaitannya sama acara kemarin, jangan-jangan si Ipah berhasil di jodohin sama temen abangnya." Ujar Priska yang membuat enam pasang mata itu memandang ke arah ruangan Zifah yang tertutup.
Visha menggelengkan kepalanya sambil mengusap dagu bergaya bak Detektif. "Sepertinya gue mencium aroma-aroma rahasia diantara sahabat, gue bakal bongkar buat kalian." suara Visha membuat ke lima rekannya menatap Visha.
"Jangan macem-macem kalo lo masih mau jumat malam lo tanpa lembur." Chandra menengahi.
"Kayak ipah berani aja ngasih lembur , secara kan bu Widuri udah masuk kantor." sahut Marisa cuek tangannya sibuk memindahkan kue ke wadah kecil untuk nantinya ia makan sambil kerja.
"Kalian semua masih mau santai disitu? udah jam berapa ini? kita meeting ya jam sepuluh." Suara Zifah tiba-tiba muncul dari arah pintu ruangannya. Semua pasang mata menatapnya horor.
"Meeting apaan Pah?" tanya Nugie.
"Biasa Evaluasi mingguan, Rabu mau gue ajuin ke bos soalnya." jelas Zifah yang membuat kerumunan penyerbu oleh-oleh itu kocar-kacir.
"Siap bos!" itu suara Chandra.
"Alma! itu email Cipta Graha bales buruan!" teriak Visha.
Zifah yang melihat timnya sudah kembali ke posisinya hanya menggelengkan kepalanya. Mereka semua kalau sudah diingatkan meeting dan deadline baru serius kerja. Tapi Zifah bersyukur karena keenam orang tersebut tak ada yang iri maupun merendahkan kemampuan Zifah dalam memimpin. Semua setuju dan bersemangat ketika Zifah dipromosikan menjadi atasan mereka setelah keluarnya atasan mereka terdahulu.
"Pah, ada telpon dari Pak Restu." suara Visha mengejutkan lamunannya. Zifah bergegas meraih gagang telpon ruangannya.
"Assalamualaikum, Fah." Suara bass milik Pak Restu menyapa Zifah.
"Wa'alaikumsalam, Pak."
Hanya Pak Restu yang terbiasa menghubungi Zifah tanpa meminta sekretaris departemennya. Awalnya Zifah cukup canggung tapi semakin ke sini ia sudah terbiasa apalagi begitu mendengar Pak Restu yang memang lebih suka mengerjakan semua tugasnya sendiri termasuk ke hal-hal kecil.
![](https://img.wattpad.com/cover/117936675-288-k446977.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Unconfident Love
ChickLitZifah betah menjomblo sedangkan Amar terpaksa menjomblo. Zifah yang sulit percaya orang lain sedangkan Amar yang begitu percaya pada siapa saja. Zifah yang rumit dengan dramanya sedangkan Amar yang bertumpu para realitanya. Zifah yang menolak dilam...