Page 6

10K 781 41
                                    

Sudah hampir seminggu Jungkook pergi. Ia tidak menampakkan batang hidungnya dimanapun bahkan di kampus sekalipun.

Siang ini aku makan bersama dengan Yoongi sambil mengerjakan tugas penelitianku. Aku dan Yoongi adalah sahabat dari kecil, kami satu sekolah dasar ketika di Daegu dan berpisah sewaktu SMP namun entah kami kembali dipertemukan ketika SMA dan sampai sekarang.

"Kau bisa terjemahkan ini?"tanyaku pada Yoongi. Ia memang terkenal lebih jenius daripada diriku.

"Hmm?"

Yoongi mengambil ensiklopedia fosil milikku lalu merebut buku tulisku. Ia kemudian menuliskan beberapa penjelasan yang mungkin bisa aku pahami lalu mengembalikannya padaku.

"Konsentrasilah sedikit."kata Yoongi.

"Baiklah."jawabku sambil menyeruput jus jerukku.

"Jungkook tidak kemari??"tanya Yoongi.

Aku menggeleng.

"Apa karena itu kau kehilangan konsentrasimu?"tanya Yoongi.

"Mungkin."

"Kau saja selalu mengusirnya jika bocah itu datang kemari."

"Sekarang aku merindukannya."kataku.

"Hubungi saja dia."kata Yoongi.

"Nomornya tidak aktif."jawabku kesal.

Yoongi mendengus. Ia kembali menulis apa yang ada dipikirannya sebelum ponselnya berbunyi.

"Berisik!"kataku.

Yoongi hanya melirikku, ia tidak ada niat untuk menjawab panggilan itu ataupun mematikannya. Alhasil, aku mengambil ponsel Yoongi dengan paksa.

"Mengapa kau tidak mengangkatnya?"tanyaku sedikit keras.

"Aku malas."jawab Yoongi.

"Ini- ..."

"Dia akan mengucapkan kalimat yang sama setiap menghubungiku."kata Yoongi.

Aku mengerti, ku letakkan kembali ponsel Yoongi setelah menonaktifkan nada deringnya.

"Apakah semakin parah?"tanyaku. Ku perhatikan Yoongi lekat-lekat.

"Hmm ..."

"Ceritakan padaku."pintaku.

"Aku tidak ingin melibatkanmu."Yoongi masih sibuk menulis.

"Setidaknya kau lega bisa bercerita, kita ini sudah bersahabat sejak lama bukan?"tanyaku.

Akhirnya, Yoongi meletakkan pensilnya menutup bukunya lalu menatapku.

"Aku hanya ingin menjadi diriku sendiri, itu saja."kata Yoongi.

Sejak beberapa tahun ini, Yoongi terlihat stres. Ia bingung antara harus memilih mengikuti hatinya atau mengikuti kemauan ayahnya menjalankan roda bisnis keluarga yang seharusnya jatuh kepada kakaknya. Hal itu pula yang membuat hubungan Yoongi dan kakaknya menjadi lebih dingin dari sebelumnya.

"Semua akan berakhir baik, percayalah."kataku.

"Hmm ..."

"..."

"Kau pulang dengan siapa?"tanya Yoongi.

"Pulang sendiri."jawabku sambil menyeruput jus di tanganku.

"Bagaimana kalau menemaniku ke toko buku, ada beberapa novel yang ingin ku baca."kata Yoongi.

"Boleh."

"Baiklah, aku harus ke perpustakaan. Kita bertemu di gerbang kampus setelah selesai praktik nanti."kata Yoongi.

Aku mengangguk. Yoongi menjitak kepalaku sebelum ia pergi.

COLD-BLOODED KILLER x JK [√]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang