Ketika pagi, matahari telah menyapa dengan cerahnya. Butir-butir air yang yang terkena biasan cahaya di dahan-dahan daun itu terlihat seperti kilauan berlian.
Clara sudah keluar dari kamar mandi, begitupun Chris, telah rapih dengan jas yang melekat pada tubuhnya yang sempurna. Hari ini, Chris tidak ke perusahaannya, melainkan akan pergi bersama Clara setelah memikirkan semalaman keputusan untuk memulangkan Clara. "Sebelum kau pulang, bagaimana untuk yang terakhir kalinya kita pergi ke tempat yang kau inginkan?" Dusta Chris, dia tahu ini bukanlah perpisahan mereka melainkan sebuah awal keberhasilannya menghancurkan hubungan Clara dengan pacarnya.
Kesepakatan telah terjalin tadi malam, bahwa Clara tidak akan pernah mengungkit kejadian yang menimpanya di Kabin ini pada siapapun. Bahkan ke Kevin pacarnya. Termasuk semua kejadian di Kabin, dia berjanji tidak akan melaporkannya kepada polisi serta menganggap yang ia alami di Kabin tidak pernah terjadi. Dan Chris pun akan memulangkan Clara dengan selamat.
Clara tersenyum "bagaimana jika ke London Eye?" Usul Clara, ia yakin dapat langsung bertemu kekasihnya di sana sebab tempat favorit mereka adalah London Eye.
Chris tersenyum samar, hal itu pun telah Chris rencanakan. Sebelum sampai di tempat yang Clara inginkan nanti, Chris akan memberitahu Stella untuk membawa Kevin ke tempat itu dan melakukan tugas finalnya. "Baiklah. Aku keluar sebentar, kau tunggulah di sini bersama Chessy sampai aku kembali. Dan turutilah perintahku." Pinta Chris otoriter.
Gadis itu mengangguk paham sambil mengelus bulu Chessy di gendongannya.
Chris keluar tanpa memborgol dan mengunci pintu. Sebab dirinya hanya pergi sebentar. Clara pun tidak ingin hal kemarin terulang kembali ketika ia tidak menuruti perintah Chris.
2 jam kemudian, Chris kembali sambil membawa paper bag di salah satu tangannya. Dan menyerahkan itu kepada Clara. "Pakai ini."
Tangan Clara meraih paper bag yang Chris sodorkan lalu membukanya. "Dress?"
Chris mengangguk "ya, pakailah. Aku akan menunggumu."
Tanpa pikir panjang lagi, Clara langsung hengkang ke kamar mandi dan mengganti baju tunik panjang miliknya dengan dress yang Chris berikan.
Selama Clara berada di dalam kamar mandi, lelaki itu langsung merogoh ponsel dari saku celana dan menghubungi Stella.
"Ada apa sir?" Sahut gadis itu dari seberang sana.
"Aku ingin kau datang ke London Eye jam.." Chris melihat arloji yang melingkari pergelangan tangannya. Sekarang pukul 11 pagi menjelang siang. "4, kau bawa lelaki itu ke sana dan buat dia menciummu tepat pada saat gadisku melihat keintiman kalian." Perintah Chris.
"Baik sir"
Chris menaikkan salah satu sudut bibirnya. Lihatlah Clara, apa yang akan aku lakukan untuk bisa mendapatkanmu kembali.
Chris mematikan ponselnya dan cepat-cepat memasukan handphone itu ke dalam saku. Dia tidak ingin Clara mendengarkan percakapannya dengan Stella.
Tidak lama, Clara keluar dengan gaun merah yang telah Chris pilihkan untuknya.
Lelaki itu seketika terperangah. Gadis itu kelihatan anggun dengan gaun merah sepanjang lutut dengan shoulder short yang menampakkan bahunya. Namun, kaki putihnya tidak memakai alas apapun alias bertelanjang kaki.
Entah, Clara merasa sangat aneh. Lelaki itu membelikannya gaun namun tidak disandingkan dengan sepatu. Jadi, gadis itu merasa seperti Cinderella modern tanpa sepatu kaca. Clara mengaitkan jari-jari kakinya grogi.
Menanggapi situasi canggung tersebut, Chris mendekat dan berdehem singkat. Tangan lelaki itu terulur ke hadapan Clara yang menunduk. Perempuan itu menatap jari-jari kakinya yang saling bergesekan di lantai.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! That Psycho Make Me Falling In Love (√ SUDAH TERBIT-Lengkap)
Romance[18+] WARNING! #mohon kebijakasanaannya (PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!) Sebuah cerita cinta yang berawal dari penyekapan yang dilakukan oleh seorang pria yang mengalami trauma masa kecil. Pembullyan, penyiksaan yang dia terima di lingkungan tempat ting...