Clara menatap rumah bordil tempatnya mendapatkan uang secara instan dengan raut tidak percaya. Rumah itu ditutup. Bagaimana itu bisa terjadi?
"Maaf, apa yang terjadi disini?" cegat Clara pada salah seorang yang lewat.
"Ada seseorang yang menuntut tempat itu." tutur wanita berambut hitam panjang yang terurai. "Katanya karena perempuan-perempuan dari sana ada yang membawa bibit penyakit." Lanjutnya mendelik, lalu meninggalkan Clara.
Sungguh dia tidak mengerti, bukankah jika menggunakan jasa perempuan di sana memang sangat berpotensi menimbulkan penyakit? Terus mengapa orang tersebut menuntut ini itu? Clara kembali pulang ke rumah dengan pikiran yang berkecamuk, lantaran tidak tahu lagi harus mendapatkan uang dari mana untuk membayar hutangnya.
"Ada apa?" Tanya Chris melihat raut wanita itu yang bingung saat memasuki mansion.
"Tidak apa, saya akan melanjutkan pekerjaan yang belum sempat selesai tadi siang. Permisi." pamit Clara sedikit membungkuk.
"Tetap ditempatmu Clara." perintah Chris.
Barang tentu, Clara langsung menurut dan menghentikan langkahnya. "Apa kau baru saja pergi ke rumah bordil itu?"
"Iya."
"Mengapa? Aku sudah pernah bilang, kau tidak perlu mencari uang untuk membayar hutang-hutang itu."
Clara bergeming kesal. Namun tidak ingin memberikan alasan bahwa dirinya ingin terlepas dari jerat dan bayang-bayang pria itu.
"Mengapa kau tidak menjawabku?" Chris berjalan ke arah Clara dan menatap wajah perempuan itu yang tetiba menunduk.
Perlahan Chris mengangkat wajah Clara untuk menatap matanya.
"Seperti yang anda katakan tuan, saya seorang jalang. Barang tentu jalang seperti saya menyukai sentuhan pria-pria kaya." Tutur Clara tersenyum hampa "dan ya.. terlebih saat di atas tempat tidur." Lanjutnya.Raut yang tadinya lembut kini berubah menjadi dingin. Chris sangat tidak suka mendengar tentang pria lain keluar dari mulut wanitanya.
"Tentu saja wanita murahan sepertimu menyukainya." timpal Alyssa langsung memeluk tubuh Chris dari belakang.Dengan kasar Chris melepaskan pelukan Alyssa. "Apa yang kau lakukan di sini, keluar!" tutur Chris tajam.
"Aku merindukanmu Chris," ucapnya kembali ingin memeluk pria itu lagi.
Namun, Chris menghentikan pergerakan Alyssa dengan mencekal lengan wanita itu kasar.
"Keluar."
"Apakah salah jika aku mengunjungi tunanganku sendiri?"
Clara memutar kedua bola matanya jengah.
"Cihh, dari awal aku sudah menolakmu. Jadi pergilah sekarang juga sebelum aku sendiri yang akan menendangmu keluar."
"Tidak mau!"
Perempuan itu benar-benar datang di waktu yang tidak tepat. Chris menyeret Alyssa, namun gadis itu tetap bersikeras dengan mendudukkan dirinya di lantai seperti anak kecil yang tidak ingin pulang dari taman bermain.
Akhirnya mau tidak mau Chris mengangkat tubuh Alyssa, perempuan itu justru tersenyum gembira lantaran itu pertama kalinya dia digendong pria yang dicintainya.
Cup Alyssa tidak segan-segan mencium bibir pria itu tanpa malu di depan Clara. Seketika Chris melepaskan gendongannya. Alyssa terjatuh dengan bokongnya terlebih dahulu yang mendarat mengenai lantai keramik nan keras. "Akhh Chris.." ringisnya. "Aku akan mengadukanmu pada kakek!"
"Terserah."
Clara menatap mereka datar, tidak lama dia pergi ke kamarnya namun, belum sampai di pertengahan tangga, seketika langkah itu terhenti karena Clara merasakan sakit di daerah perutnya. Sakit sekali.
KAMU SEDANG MEMBACA
Damn! That Psycho Make Me Falling In Love (√ SUDAH TERBIT-Lengkap)
Romansa[18+] WARNING! #mohon kebijakasanaannya (PLAGIAT DILARANG MENDEKAT!) Sebuah cerita cinta yang berawal dari penyekapan yang dilakukan oleh seorang pria yang mengalami trauma masa kecil. Pembullyan, penyiksaan yang dia terima di lingkungan tempat ting...