KESEBELAS

3.3K 409 6
                                    

Setelah ikut mengantar bos Suho dan kak Chanyeol ke bandara, yang sialnya Joshuo mengamuk dan membuat geger satu bandara. Suaranya Joshuo kalo udah ngamuk besar banget, sumpah. Kayak dia sendiri yang punya mulut. Mungkin karna Joshuo ini jarang banget ngamuknya.

Sekarang dia udah tidur karna kelelahan menangis. Dan nanti kalo dia bangun dia pasti lupa kalo papanya udah pergi.

Gue segera mengetik pesan singkat untuk bos Suho. Supaya kekhawatirannya hilang. Karna pasti dia gak tenang sendiri karna meninggalkan anaknya dalam keadaan menangis.

"Kita makan diluar aja ya Nay?" tanya kak Lay yang tengah sibuk menyetir.

"Sehun gimana kak?" tanya gue balik, teringat Sehun yang tadi menghilang dibawa Kai dan tidak ikut kami ke bandara.

"Ntar biar aku sms biar dia nyusul." jawab kak Lay yang langsung gue angguki.

"Itu Jo gapapa kalo ditinggal?" tanya kak Lay sambil menatap Joshuo yang sudah tertidur disampingnya. Di jok depan.

"Gapapa kak, biasanya kalo abis nangis dia tidurnya lama." balas gue.

Kak Lay masih menatap keponakan kesayangannya itu. Ia tersenyum simpul sebelum keluar dari mobil.

Kami memasuki restoran yang biasa kami kunjingi. Makanannya terbilang sangat enak dan berfariasi. Cocok kalo untuk keluarga bos Suho yang porsi makannya besar semua. Terlebih lagi kak Chanyeol.

"Sehun gak bales. Kita pesanin aja ya?" kata kak Lay. Gue mengangguk dan memilih menu untuk dibawa pulang untuk Sehun.

Kalo sama kak Lay, gue banyak diemnya. Menurut gue gak ada yang perlu gue bahas sama kak Lay. Bodohnya, gue dulu pernah jatuh cinta sama dia. Waktu kakak gue sering ngajak main kerumah bos Suho. Menurut gue, diantara keemapat bersaudara itu, kak Lay lah yang paling tampan. Sikapnya juga sangat baik dan sopan. Walaupun ia masih kalah dengan bos Suho yang super royal. Tapi waktu itu gue benar-benar menyukai kak Lay dalam arti kata cinta.

Waktu gue magang dikantornya juga dialah yang paling banyak membantu gue. Bahkan gue hampir menyatakan perasaan gue waktu itu. Tapi niat gue terurungkan sejak melihatnya pulang bersama salah satu karyawan dikantor itu. Oke gue emang gak secantik kak Irene. Tapi melihat kak Lay menggenggamkan tangannya dan tersenyum bahagia terhadapnya membuat dada gue sesak.

Sampai akhirnya gue mendengar kabar bahwa mereka jadian. Waktu itu gue nangis seharian. Gue merutuki diri gue sendiri yang dengan bodohnya hampir jujur sama dia. Beruntung gak ada yang tau kalau gue jatuh cinta sama dia. Dulu. Iya dulu banget, sampe gue udah lupa. Pura-pura lupa lebih tepatnya.

"Nay? Kamu mau sampai kapan melamun?" ucap kak Lay yang membuat gue tersentak dan buru-buru mendekatkan piring makanan gue yang sepertinya sudah sampai dari tadi.

Malu sumpah.

Gue langsung makan dengan perasaan yang super tidak enak. Kenapa gue sampai melamun gitu is! Benci sendiri gue.

"Nay, pelan-pelan aja sih makannya." ucap kak Lay sambil menahat tawa.

"Kamu lucu banget ih." sambungnya masih menahan tawa. Lesung pipinya sampai keliatan.

"Uh?"
Kak lo waras? Lo sukses bikin jantung gue perang dunia.

Gue nelen makanan dengan susah payah. Kak Lay dari tadi ngeliatin gue mulu sambil senyum-senyum. Is pengen gue colok tuh matanya!

"Kak,  makan aja ntar makanannya dingin tuh!" seru gue sambil mengedikkan dagu kearah makanannya.

"Oh iya, sampe lupa. Hehe." balasnya terkekeh. Kak Lay kembali melanjutkan makannya.

Yakali gara-gara gue sampai lupa sama makanannya.

Selesai makan kita langsung pulang kerumah. Kak Lay mengangkat Joshuo kekamarnya. Gue ngikutin aja.

"Kamu tidur disini kan?" tanya Kak Lay saat gue melepas sepatu Joshuo.

"Eh?"

"Iya udah tidur aja disini. Ntar dia tiba-tiba bangun terus nangis nyari bapaknya gimana?" ujar Kak Lay.

Benar juga sih.
"Yaudah deh kak, aku tidur disini."

Ini memang bukan pertama kalinya gue tidur dikamar bos Suho. Tapi memang sudah cukup lama sejak terakhir kali gue tidur disini 3 bulan yang lalu.

Setelah mengurus Joshuo, gue masuk kekamar gue sendiri untuk mengganti baju.

Setelahnya, gue balik untuk melihat Sehun. Yang ternyata juga baru balik. Sedangkan kak Lay sudah tertidur didepan tv dengan posisi andalannya.

"Lo udah makan?" tanya gue saat melihat Sehun yang tengah main hp disamping kak Lay.

Sehun menggeleng.

"Nay, besok temenin gue ya?" ucap Sehun yang membuat gue berbalik melihatnya. Sebenarnya gue udah akan pergi kedapur.

"Mau kemana?"

"Acara ulang tahun temen gue. Ya ya ya?" bujuknya sambil menatap gue dengan wajah memelas.

"Eh itu makanan lo keburu dingin." balas gue sambil berjalan meninggalkan Sehun kedapur.

Sehun langsung ngikutin gue kedapur. Gue membantunya membuka bungkus makanannya.

"Nay, ayolah. Please.." bujuknya lagi. Gue mendorong kotak makanannya kedepan Sehun.

"Gabisa Hun, lo aneh ih. Itu Joshuo mana mau gue tinggal."

"Mau, tenang aja. Dia pasti mau."

Gue menatap Sehun sinis.
"Lo tau, dia abis ngamuk dibandara karna ngeliat papanya pergi."

"Loh iya? Untung gue gak ikut." ucap Sehun sambil terkekeh.

"Sialan lo ya!" seru gue sambil melempar kertas bon yang dari tadi gue remas.
.
.
.

MY BIG BOSS◾SUHOTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang