Taehyung selalu bisa tidur lebih nyenyak tanpa menggunakan kaus, tapi kali ini ia harus terbangun dengan sweater menempel di tubuhnya. Meskipun alarm ponselnya telah berbunyi menunjukkan hari ini sudah pukul 10 pagi, seluruh otot Taehyung tetap meronta ingin berguling di atas kasur.
Dengan malas Taehyung mengangkat tubuhnya hingga bersender di kepala kasur. Hal pertama yang ia lakukan tentu saja mengambil ponselnya dan memeriksa semua pesan yang masuk. Ada pesan maaf dari Namjoon karena lupa memberi kabar perihal ia tidak pulang semalam. Taehyung tidak penasaran di mana sepupunya itu bermalam, pasti di apartemen Seo Jisoo.
Ada banyak notif Instagram yang ia buka tanpa benar-benar ia perhatikan isinya. Ia masuk ke feed akun SMA_Radio. Melihat foto-foto terakhir yang diapload, foto perpisahan kepemimpinan Namjoon dan Jisoo, serta foto dirinya dan Nayeon sebagai ketua dan wakil yang baru. Tangannya terus membawa layar ponselnya sampai pada foto Sujeong, ketika perempuan itu dan Yein menjadi narasumber di salah satu siaran radio kampus.
Taehyung kembali diterjang perasaan bersalah atas apa yang telah ia perbuat tadi malam. Tapi ia tidak menyesal. Meskipun kini pipi kanannya sudah biru akibat bogem mentah Jeongkook. Meskipun saat ini ia bisa bertaruh bahwa Ryu Sujeong sangat membencinya.
Ia membuat perempuan itu menangis, lagi. Apa perasaannya kepada perempuan itu memang sebuah kesalahan? Kenapa perasaannya hanya menghasilkan tangisan?
Menghela napas, Taehyung sadar bahwa tubuhnya sudah lemas meminta asupan. Entah air putih atau apapun. Ia merasa sangat lemah dan butuh energi. Biarpun demikian ia lebih memilih kembali berguling dalam selimutnya, memeluk bantal, dan mencoba menutup mata.
Di dalam selimut, tubuhnya meringkuk. Kedua telapak kakinya ia gesek cepat-cepat karena kedinginan. Belum setengah jalan untuk tidur, ponselnya kembali bergetar. Taehyung lupa bahwa ponselnya akan otomatis berubah menjadi mode Berdering setelah pukul 10. Sejauh ini hal itu ia lakukan agar ia tidak bablas tidur sampai siang. Dengan mata setengah terbuka, Taehyung membuka pesan chat yang baru masuk di ponselnya.
Dari Jeongkook.
Kak, sorry yg semalem. Muka lo ok?
Taehyung tersenyum tipis. Untung saja shootingnya sudah selesai. Yah, lagipula Jeongkook melakukan hal yang benar dengan meninjunya. Masih membuka pesan milik Jeongkook, Taehyung lantas menekan tombol untuk menelpon laki-laki itu. Setelah lima kali nada sambung berbunyi, panggilan pun terjawab.
"Kak?"
"Yow."
"Lo ok?"
"Selo, gue makin ganteng kalo babak belur." (a/N: YA ALLAH IYA TAEHYUNG IYA!!) Taehyung terkekeh pelan mendengar umpatan Jeongkook.
"Sorry."
Taehyung hanya diam. Ia sama sekali tidak merasa berhak mendapatkan permintaan maaf dari Jeongkook. "...lo ke mana hari ini?"
"Jalan sama Yein. Tapi belum tau sih ke mana."
Setelah apa yang ia perbuat pada Sujeong tadi malam, perempuan itu pasti tidak akan mengangkat panggilannya. Apalagi bertemu dengannya.
"Kak?"
"Oh, gue mau minta tolong. Dia pasti mau kalo sama lo."
"Sujeong?"
---
Pelupuk mata Taehyung terasa begitu berat untuk dibuka. Seakan menempel dengan lem untuk terus membuat matanya tertutup. Perutnya yang berderu tanda lapar adalah satu-satunya bunyi yang berhasil membuat Taehyung mengumpulkan semua tenaga untuk bangun dari tempat tidur. Bahkan ponselnya yang sejak tadi berdering karena notifikasi media sosialnya sama sekali tidak ia ladeni.
KAMU SEDANG MEMBACA
IG Stories (end)
Fanfiction- There are stories behind every post - [COMPLETE] Maknae in Love @040817 - 041517 Yein mengumpat, bahkan melempar ponselnya ke kasur ketika ia membaca ulang komentar yang ia kirim di post milik seniornya. Bisa-bisanya...ia salah mention? [COMPELETE...