Seingat Taehyung ia sudah cukup tidur hari ini, bahkan lebih. Namun matanya masih ingin tertutup meskipun ia bisa mencium harum makanan di dekatnya. Nasi hangat? Telur dadar? Sup? Pizza?
Oh, baiklah, Taehyung lapar dan ia ingin makan. Matanya terbuka, masih sedikit kabur dan rasa pusing sempat membuatnya ingin kembali melempar kepala ke bantal.
"Kak? Eh, udah bangun nih."
Itu suara Jeongkook. Taehyung menyipit, mendapati junior kampusnya itu mendekat setelah meletakkan ponselnya di nakas. Tidak ada nakas dekat kasur di kamarnya.
"Yein-ah!"
Dengan bantuan Jeongkook, Taehyung berhasil bersandar pada kepala kasur. Ia menggeleng pelan, mencoba mendapatkan fokus penglihatannya sendiri. Perasaannya benar. Ini bukan kamarnya. Tangan kirinya agak kebas karena selang infus menancap di pergelangan tangan.
Rahang Taehyung mengeras. Tempat ini bukanlah tempat yang ingin ia kunjungi dengan dirinya sebagai pasien.
"Trus sekarang apa? Oh, makan dan minum obat," kata Jeongkook, lebih kepada dirinya sendiri.
"Oi, ngapain lo?" tanya Taehyung parau, tersenyum masam.
"Ngedate, harusnya. Engga Sujeong engga elu Kak, sama aja bikin repot," cibir Jeongkook. Setengah bercanda, setengah serius. Lebih banyak seriusnya, sih.
"Hua, Kak Taehyung udah sadar?" Yein muncul dari balik pintu kamar mandi di dalam ruangan. "Perlu panggil perawat ga? Tadi disuruh makan, Kak."
"Ga usah. Gue laper," ucap Taehyung melirik mangkuk dengan asap mengepul di nakas sebelahnya. Bubur, atau nasi tim. Taehyung menggumam kecewa, "Perasaan gue beli burger."
"Udah gue makan," balas Jeongkook cepat, lalu menjulurkan lidah. "Biaya bensin ke sini tau."
Yein menarik kursi ke samping Jeongkook, mengambil mangkuk makanan itu dan menyendoknya. "Harus dimakan, Kak."
Enggan membuka mulut untuk memakan sesendok bubur yang diulurkan Yein, Taehyung nyengir melihat reaksi Jeongkook. "Ya terus? Kamu yang nyupain gitu?"
"Eh?"
Jeongkook meraih sendok dari tangan Yein. "Aku aja ga pernah kamu suapin!"
"Ya ampun kan Kak Taehyung lagi sakit?"
"Ya udah besok aku sakit."
"Lah apaan sih kamu?"
"Lagian tangannya Kak Taehyung sehat kok. Ga sakit tuh masih bisa dadah-dadah," ucap Jeongkook mengkomplain sikap Taehyung yang menikmati rasa cemburunya. Jeongkook kini sudah mengambil alih mangkuk dan sendok makan Taehyung. Si junior itu lantas menatap Taehyung lamat-lamat, "Makan nih sampe mangkok-mangkonya."
Taehyung akhirnya tertawa. "Iye iye. Gue bisa makan sendiri kok, In. Nanti tangan gue sakit beneran dipiting Jeongkook." Ia mengambil mangkuk tersebut, mengaduk-aduk bubur putih tanpa rasa itu dan mendengus sebelum membawa sesendok ke dalam mulutnya.
"Lo ga penasaran lo kenapa, Kak?" tanya Jeongkook, menatap Taehyung dengan wajah serius.
Tatapan itu membuat Taehyung semakin sulit untuk menelan buburnya walaupun makanan itu sudah lembek sekalipun. Seakan kerongkongannya sedang bengkak oleh kata-kata yang enggan terucap. Taehyung mengangkat kedua bahu, "Gue lupa makan, trus dari kemaren badan gue emang udah ga enak."
Mata Jeongkook menyipit, kurang puas mendengar penjelasan Taehyung. "Trus udah gitu, ada yang nonjok muka gue," timpal Taehyung, menyentuh pipinya yang membiru.
KAMU SEDANG MEMBACA
IG Stories (end)
Fanfiction- There are stories behind every post - [COMPLETE] Maknae in Love @040817 - 041517 Yein mengumpat, bahkan melempar ponselnya ke kasur ketika ia membaca ulang komentar yang ia kirim di post milik seniornya. Bisa-bisanya...ia salah mention? [COMPELETE...