21

157 39 4
                                    

                                 
"Kook, kapan kau sadar? Sudah tiga hari kau koma. Aku mohon cepatlah sadar." ucap yein sambil menggenggam tangan jungkook yang terbalut kabel infus.

Jungkook sama sekali tidak bergerak. Dihidung nya ada alat pernafasan dan beberapa kabel yang tertempel dibadan nya. Yein menoleh kearah kanan atas, dimana alat detak jantung jungkook berada.

Yein menghela nafas. Bagaimanapun ini kesalahan nya.

Tak lama, pintu kaca ruangan jungkook terbuka, menampilkan seorang suster.

"Maaf nona, waktu berkunjung sudah habis. Kau bisa kesini lagi ketika pukul empat sore nanti."

Yein mengangguk. Ia berdiri dari duduknya. Dan tersenyum tipis. Ia lalu sedikit mencondongkan tubuhnya kearah jungkook.

"Aku harap, ketika aku kesini nanti sore kau telah sadar." bisik yein tepat ditelinga jungkook.

Lalu yein tersenyum sendu kearah jungkook dan keluar dari ruangan tersebut.

Diluar ruangan, sudah banyak orang yang menunggu yein. Yein hanya bisa menghela nafas ketika mendengar berbagai pertanyaan yang seharusnya tidak keluar dari mulut mereka jika saja yein tidak melakukan hal bodoh seperti malam itu.

"Yein, bagaimana? Apa jungkook sudah sadar?"

"Eonni, bagaimana keadaan jungkook oppa?"

Yein hanya menggeleng sebagai jawaban atas pertanyaan yang diajukan orangtua jungkook dan somi. Yein lalu menunduk dan pergi dari hadapan mereka.

Yein terus berjalan sampai ia berhenti disebuah taman rumah sakit yang sepi. Ia duduk disalah satu tempat duduk yang ada disana. Ia menghirup udara disekitar sana dan membuang nya secara perlahan.

"Yein?"

Yein menoleh, ia mendapati seorang yeoja dengan surai pendek. Matanya membulat. Ia tak yakin bertemu dengan eunha disini.

"Eunha?" ucap yein sambil berdiri dan segera memeluk tubuh eunha. Yein mengucapkan rasa syukur dalam hatinya karna telah dipertemukan oleh seseorang yang mengerti dirinya dikala ia merasa sedih.

Mereka lalu duduk di kursi taman tersebut. Yein baru menyadari. Teman semasa sekolah nya ini masih seperti dulu. Tidak ada yang berubah. Surai pendeknya, mata sipitnya, bibir mungilnya semua sama. Yein juga baru sadar, bahwa eunha sekarang menjadi peracik obat dirumah sakit ini. Pantas saja ia bertemu dengan gadis mungil dihadapan nya ini.

"Apa yang kau lakukan disini yein-ah? Apa kau sakit?" ucap eunha dengan nada khawatir karna melihat wajah yein yang pucat.

Yein menggeleng. "Jungkook." ucapnya pelan.

"Jungkook? Ada apa dengan jungkook?"

Yein memandang eunha dengan airmata yang mendesak akan turun. "Jungkook kecelakaan."

Dan saat itu juga, yein tidak bisa membendung airmatanya lagi.

***


"Maaf nona, waktu besuk sudah habis sejak lima belas menit yang lalu. Kau bisa kesini nanti jam empat sore." ucap seorang suster sambil mencegat seorang yeoja dengan surai bergelombang.

"Aku bisa memberimu uang lebih. Bisakah kau izinkan aku masuk?" ucapnya angkuh sambil membuka tas nya dan mengeluarkan dompet. Ia memberi lima lembar uang.

"Apa cukup?" ucapnya sambil melempar uang tersebut.

Suster itu hanya mampu mengelus dadanya. Ia tetap menggeleng, dan ia tidak akan membukakan pintu untuk yeoja angkuh didepan nya.

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang