23

260 36 5
                                    


CHAPTER INI MUNGKIN BAKAL NGEBOSENIN, KARNA TERDIRI DARI 2000 WORDS LEBIH!

Aku saranin, sambil dengerin purpose sama nothing like us. Aku cuma sediain di mulmed yang purpose, soalnya gabisa kalo dua duanya dimasukin.





















Music play -purpose cover by jungkook bts.




"Kau menciumku?! Saat aku tertidur?!" pekik yein sambil menutup mulutnya.

Jungkook terkekeh. "Itu salahmu, siapa suruh wajah mu sangat menggoda."

Yein mencubit lengan jungkook pelan. "Ish, kau ini! "

Jungkook tertawa pelan.

"Apa kau masih merasa sakit? Apa setelah ini kau bisa sehat seperti sebelumnya?" tanya yein sambil memperhatikan jungkook.

Jungkook diam saja. Tidak berniat menjawab.

"Kook, kau dengar aku kan?" ucap yein pelan sambil mengelus pipi jungkook.

Jungkook mengangguk. Ia lalu menoleh kearah yein, menangkup kedua pipi yein dengan tangan lemahnya lalu mengecup bibir yein.

Yein membulatkan matanya. Jungkook ini selalu mencium nya secara mendadak. Tidak bisakah ia bicara dulu dengan yein? Jika yein mendapat serangan jantung tiba tiba karna setiap hari seperti ini, apa jungkook akan tanggung jawab?

Jungkook lalu melepas tautan mereka dan menempelkan dahi milik yein dengan dahi miliknya. Jarak mereka sangat dekat, bahkan yein dapat merasakan deru nafas jungkook dan detak jantung jungkook. Sama seperti dirinya, jantung nya terus memompa tak beraturan.

"I love you." ucap jungkook pelan. Ia menatap manik hazel milik yein.

Yein diam. Ia lalu mengelus telapak tangan jungkook yang masih terbalut kabel infus.

"Love you too." ucap yein pelan. Ia lalu menunduk dan memperhatikan tangan nya yang masih memegang tangan milik jungkook.

Jungkook tersenyum. Ia lalu mengelus surai yein.

"Yein, aku lelah. Bolehkan aku tidur sebentar?" ucap jungkook sambil menatap yein sendu.

Yein mengangguk sebagai jawaban. Lalu jungkook mengecup bibir yein sekali lagi sebelum ia berbaring diranjang.

"Setelah ini kau tidak boleh sedih ya? Apapun yang terjadi."

Yein mengerutkan dahinya. "Memangnya setelah ini kau ingin kemana?" dan jungkook hanya membalas pertanyaan yein dengan sebuah senyum tipis yang terukir di wajah pucatnya.

"Nanti, jika kau balik kerumah, masuklah kekamarku. Kau buka laci lemari nomer dua dari bawah. Ada sesuatu untukmu."

Yein menggeleng. "Tak bisakah kau yang memberinya langsung?"

Jungkook menghela nafas. "Jika aku yang memberi, tidak akan pernah bisa. Karna waktu ku hanya sedikit."

Yein mengerutkan dahinya, jungkook ini kenapa? Kenapa sedari tadi ia berkata waktunya sedikit?

"Jaga dirimu baik baik. Setelah ini mungkin aku tak bisa lagi menjagamu dari dekat." lanjutnya.

Yein awalnya menggeleng, tapi ia melihat jungkook yang tersenyum tipis membuat dia menatapnya sebentar. Ia akhirnya mengangguk lemah ya walaupun ia tidak terlalu mengerti kenapa jungkook berbicara seperti itu. Setelah itu ia merasakan sesak di dada nya seperti ada hal buruk yang akan terjadi. Tanpa sadar airmata nya menetes dan jungkook menghapus nya dengan tangan nya.

"Kenapa kau menangis?" tanya jungkook lalu mengecup kening yein sekilas. Yein hanya bisa membalasnya dengan senyum tipis.

"Yein, aku pergi ya? Aku janji, akan menjagamu dari jauh." ucap jungkook sambil mengelus pipi yein.  Perlahan ia menurunkan tangan nya dari pipi yein dan memejamkan mata. Selang beberapa detik alat pengukur detak jantung jungkook berbunyi. Menandakan benda tersebut tidak dapat merasakan detak jungkook lagi. Garis yang tadinya naik turun berubah menjadi garis lurus. Bunyi dari alat tersebut menjadi pengiring suara tangisan dari yein.

ChocolateTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang