Untitled Part 6

3.2K 933 90
                                    

jam 10 malam.


haknyeon berdiri di kamarnya dengan perasaan bimbang bukan mainㅡ

ㅡapakah dia perlu menyambangi kamar woojin dan mencari petunjuk yang disebutkan di sms tadi atau tidak.






haruskah ia?

yes

or

no



























he chose yes.


















maka, dengan usaha keras untuk mengendap-endap sepanjang perjalanan dari kamarnya, haknyeon sampai di kamar woojin.

petunjuk di sms itu bahwa jendelanya tidak terkunci memang benar.

tapi bagaimana kalau ini jebakan?

bagaimana kalau, haknyeon justru datang mengunjungi mautnya sendiri?



haknyeon sempat gentar sesaat, kala ia berdiri tepat di depan jendela kamar woojin.

dia takut. tentu saja. siapa yang tidak?

bukankah sudah seharusnya ia tak mempercayai siapapun saat ini?

tapi pada akhirnya, haknyeon memilih untuk mempercayai woojin.

maka, dia memanjat masuk jendela kamarnya.




























haknyeon rasanya ingin menangis begitu menginjakkan kaki di kamar woojin. tentu saja, karena setiap incinya mengingatkannya akan mendiang sahabatnya tersebut.

bahkan, haknyeon masih bisa membayangkan dengan jelas figur woojin yang biasanya gegoleran di tempat tidur bersprei merah nya.






dan mendadak di mata haknyeon kembali muncul visi saat peluru menembus kepala woojinㅡ







yang mana langsung menggerakannya. demi woojin, hyungseob, dan jihoon.





bocah kelahiran 99 itu langsung dengan hati-hati memeriksa satu persatu laci-laci, lemari-lemari, setiap incinya. tapi nihil. ia tak menemukan apapun yang bertuliskan "B.A.R".

"Anjir ga ada apa-apaㅡ"


Tapi kemudian, matanya menangkap sebungkus cokelatㅡa bar of chocolate.



Itu kah?














×××

sORRY IT TOOK ME YEARS

AKU LG SIBUK HUHU MAAF YH;    ;

[2] in all honestyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang