***
UDARA PAGI saat ini seakan menembus tebal mantel hangatku, menusuk tepat ke dalam kulit dan tulang-tulang di tubuhku. Aku meniupkan udara, menggosok kedua telapak tanganku satu sama lain untuk mencari sedikit kehangatan. Sesekali melirik arloji yang kini menunjukkan pukul delapan lebih empat puluh menit, yang mana hanya tersisa beberapa waktu lagi untuk aku bisa menembus padatnya jalanan bagian Manhattan kota New York dan sampai di bandara Internasional John F. Kennedy, Queens dengan tepat waktu.
Heels milikku mengetuk aspal basement beberapa kali, menunggu kedatangan orang yang Kakashi maksud dan memberikan kunci mobil perusahaan agar aku bisa melesat secepat mungkin. Keterlambatan tidak bisa membuatku kembali dianggap tak profesional dalam pekerjaan. Mr. Uchiha akan segera mendarat di bandara, dan aku harus sudah berada di sana sebelum dia menunggu. Empat belas koma delapan mil, dan memakan waktu kurang lebih sekitar empat puluh menit. Ini bisa kulakukan.
Beruntung seorang wanita berambut cokelat sebahu muncul di balik pintu lift sebelum aku menyusulnya kembali ke atas. Dia menyunggingkan senyum ramah padaku, berjalan mendekat dan menyodorkan kunci mobil yang semula berada dalam genggamannya. "Maaf, aku harus menyelesaikan proposal pengajuan sebelum kemari. Kau bisa mengembalikan kunci ini pada bagian administrasi saat kau kembali."
"Terimakasih," Aku menipiskan bibir, sedikit memiringkan kepalaku sebagai tanda bahwa aku tidak melihat pin namanya. Entah dia memang sengaja tidak memakainya, atau tertinggal di suatu tempat.
"Oh maaf. Aku Rin, senang mengenalmu Sakura. Aku salah satu pegawai di bagian divisi pemasaran, teman Kakashi dan mulai sekarang aku adalah temanmu juga," Rin tertawa ringan seraya mengulurkan tangannya. Aku membalas uluran tangannya, terasa hangat dan sangat bersahabat. "Kurasa kau membutuhkan nebulizer saat nanti bertemu dengan Mr. Uchiha. Sekedar pemberitahuan, dia selalu berhasil membuat para wanita sesak napas."
Aku mengigit bibir menahan kekehan geli. "Benarkah? Memangnya apa yang dilakukan Mr. Uchiha hingga para wanita seperti itu?" tanyaku main-main, melepaskan tangan Rin saat dia bergerak merapikan rambutnya.
"Mr. Uchiha itu seperti api. Dia akan diam dan perlahan membakarmu bahkan dalam jarak yang cukup jauh. Oh sebenarnya aku tidak diperbolehkan membicarakan keseksian Mr. Uchiha oleh Kakashi, tapi untukmu aku memberi sedikit bocoran. Kau tahu bahwa Mr. Uchiha masih tergolong cukup muda untuk ukuran seorang presiden perusahaan, dan aku yakin kau akan gelisah hanya mendengarkan Mr. Uchiha memanggil namamu dengan nada suaranya yang tak biasa." Rin mengedipkan sebelah matanya, menggoda padaku diiringi senyuman jail.
Rin pamit dan bergegas kembali ke lantai atas untuk melanjutkan pekerjaannya yang tertunda. Meninggalkanku yang terdiam seperti wanita bodoh di sini mengingat perkataannya. Gelisah hanya karena mendengar Mr. Uchiha memanggil namaku? Bisakah aku mempercayainya? Oh sepertinya, ya. Karena kenyataannya adalah, aku menelan ludahku sendiri tanpa sadar. Atasanku dan segala berita tentang keahliannya untuk menaklukkan hati para wanita. Sial, dengan siapa aku bekerja sekarang?
Aku menggeleng. Membuka pintu mobil BMW hitam yang dimiliki perusahaan untuk keperluan para pegawai, dan melesat keluar basement dengan hati-hati. Aku pernah belajar untuk mengendarai mobil bersama Naruto, namun kali ini berbeda saat aku berada di dalam mobil tua miliknya. Jika sebelumnya aku terbiasa ugal-ugalan dengan mobil sedan tahun sembilan puluhan, kini aku harus menjalankan mobil mahal ini seorang diri tanpa instruksi Naruto di sampingku.
Dunia orang-orang kaya raya. Mungkin bagi mereka mengendarai atau mempunyai mobil BMW adalah hal yang biasa, tapi bagiku ini seperti pengalaman hidup yang istimewa. Oh apa aku baru saja menangis? Kurasa tidak.
KAMU SEDANG MEMBACA
Give to You
FanfictionSejak awal, ini memang kesalahanku. Kebodohanku karena membiarkan sesuatu yang jauh dari jangkauanku mencoba mendekat. Meski begitu, aku tetap diam, bahkan saat kau mencoba mengikatku dalam lingkaran kehidupanmu yang terasa sangat abu-abu. Aku ketak...