3

10.8K 1.3K 220
                                    

***

MR. UCHIHA mengeluarkan kopernya seorang diri dari dalam bagasi, meski aku menawarkan bantuan berulang kali hingga terasa bosan untuk mengajukan tawaran. Kami tidak lagi berbincang setelah dia berbisik di telingaku, membuat momen tegang itu seolah lenyap dan tidak pernah terjadi. Aku bersyukur, walau sebenarnya meringis dalam hati. Seakan aku merasakannya seorang diri, berkhayal terlalu tinggi dan akhirnya jatuh tanpa menyiapkan parasut di punggungku.

Dia kembali menjadi pria yang tertutup, memutuskan segala kontak fisik denganku seolah aku adalah orang aneh yang pantas dihindari. Aku bahkan tidak mengerti apa yang dia ucapkan saat itu, membangunkan sesuatu. Apa yang telah kubangunkan? Bisikkannya terdengar sangat ambigu di telingaku, dan saat aku membuka mulut untuk bertanya, panggilan lain dalam ponselnya menyela ucapanku.

Aku mengerang keras. Menenggelamkan wajahku di atas bantal sofa. Apa yang salah dariku? Kenapa Mr. Uchiha bersikap seakan aku adalah ancaman baginya dan berakhir dengan melakukan sebuah pelarian? Ini membingungkanku. Membuat Mr. Uchiha ragu atas kinerja kerja mungkin bisa kuperbaiki dengan menunjukkan padanya apa yang bisa kulakukan di kemudian hari, tetapi karena aku telah membangunkan sesuatu dalam dirinya, lantas apa yang bisa kulakukan untuk kembali menidurkannya? Sial, aku bahkan tidak tahu apa yang telah kulakukan.

Seseorang mengetuk pintu apartemenku. Itu bukan Naruto karena pria itu pasti datang tanpa ketukan, menerobos masuk secara tidak sopan dan langsung menyerbu cemilanku di dalam lemari makanan. Itu mungkin Kevin yang akan menggerutu karena aku membuang sampah dengan cara berantakan di pagi hari sebelumnya.

Aku sedang tidak ingin adu tenaga dengan siapapun, tidak jika orang itu mencari masalah denganku di malam hari seperti ini. Mr. Uchiha memang tidak memberikan pekerjaan berlebihan padaku hari ini, tetapi sikapnya yang seolah membuat dinding antara pintu ruanganku dan ruangannya membuatku tertekan.

Menghela napas berat. Aku berdiri setelah memakai sandal rumah berbulu di kakiku, menyingkirkan selimut dan berjalan setengah malas ke arah pintu. Membukanya dan menatap bingung pada pria bertopi yang memegang sebuah kotak di tangannya. Aku berdeham, "Maaf?"

"Miss Haruno?" Dia tersenyum, kemudian menyodorkan kotak di tangannya serta sebuah selembar kertas formulir pengisian. "Ada kiriman untuk anda, silahkan tanda tangani kolom bagian ini."

Alisku mengkerut kebingungan. "Tunggu, mungkin kau salah alamat? Aku sama sekali tidak memesan barang pada siapapun."

"Di sini tertulis atas nama Haruno Sakura, apartemen Bourhall nomor dua puluh delapan. Kiriman ini untuk anda, Nona." Aku terdiam seperti orang idiot, mengambil bolpoin yang diberikan pria bertopi tersebut dan memberikan tanda tanganku pada kolom yang dimaksud. Tidak ingin bertanya lebih banyak, karena apa yang aku tanyakan hanya akan menjadi omong kosong bagi kurir tersebut.

Aku berbalik dan menutup pintu apartemen dengan tumit kaki, melihat pada kotak berwarna coklat dalam pangkuanku sedikit takut. Di sini tidak terdapat nama pengirimnya, tidak ada satupun identitas atau tabel di luar bungkus kotaknya. Aku mendesah, merobek bungkusan luarnya kemudian membuka kotak tersebut. Sebuah gulungan hitam yang dilipat rapi tersimpan di sana, beserta sebuah kertas biru dengan tulisan.

Hindari pemakaian rok di tempat kerja, ini aturan baru untukmu. Gunakan celana slim fit seperti yang aku berikan untuk hari-hari selanjutnya -Uchiha Sasuke

Wajahku menghangat, kemudian dengan tergesa-gesa aku mengambil barang yang Mr. Uchiha maksudkan, membentangkannya ke atas dengan kedua tangan. Ini benar-benar sepotong celana slim fit wanita. Astaga, untuk apa Mr. Uchiha memberiku celana? Apa maksudnya dengan hindari pemakaian rok? Apa dia tidak menyukai bentuk kakiku?

Give to YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang