BAB 10

1.1K 83 2
                                    

Matahari mulai menampakan sinar nya dan membangunkan sepasang suami istri yang masih tertidur dengan nyenyak.

Kelihatan nya mereka sangat lelah. Yayaya. Siapa yang tidak lelah jika semalam mereka melakukan hubungan suami istri sampai jam 2 pagi. Entah lah apa yang mereka lakukan.

"Eungghh"Nara mulai terusik karna cahaya matahari yang mulai masuk ke dalam retina matanya. Perlahan ia membuka matanya dan pemandangan yang ia lihat pertama kali adalah sosok pria yang amat sangat ia cintai. Nara mengusap pipi seokjin dengan lembut.

Nara terlihat kedinginan. Karna keadaan nya ia hanya memakai baju tanpa bra. Tetapi ia melupakan kedinginan nya sejenak begitu seokjin mulai membuka matanya.

Tatapan mereka bertemu. Pikiran nara melayang ke arah semalam. Rasanya sangat malu jika membayangkan semuanya.

Chuuuu~~

Nara tersentak karna tiba tiba seokjin mencium kening nya dengan kilat.

"Morning kiss"Ucap seokjin. Lalu seokjin membantu nara untuk bangun. Ia tahu kalau nara masih lemas karna ulah nya semalam.

"Kamu istirahat aja ya sayang. Aku mau ke kantor sebentar. Nanti sore aku pulang ko. Besok kan kita mau honeymoon"lanjut seokjin. Nara geli bukan main. Bukan karna ucapan seokjin barusan. Tetapi kata honeymoon itu langsung teriang-iang di kepala nya.

Nara hanya mengangguk. Setelah itu seokjin menyibakan selimut nya sambil memakai kaos hitam nya. Sebelum pergi ke kamar mandi seokjin mencuri curi pandang ke arah istrinya. Kayanya nara tampak sangat seksi pagi ini.

"Gausah lihat lihat. Udah sana mandi"Nara mendorong tubuh seokjin dan berhasil. Seokjin kini menurut dan masuk ke dalam kamar mandi. Nara yang sudah sendiri hanya bisa menahan malu nya. Jantung nya berdegub dengan cepat. Keringat dingin pun sudah membasahi pelipis nara.

Karna tidak ingin membuang waktu. Akhirnya nara memilih untuk merapikan rumah lalu membuatkan seokjin sarapan. Lagi pula untuk apa ia istirahat. Tohh ia baik baik saja.

Drrrttt...drrrtttt...

Saat nara ingin turun dari kasur. Tiba tiba handphone seokjin yang berada di meja nakas bergetar dan menandakan ada telpon masuk.

Mau tidak mau nara mengambil handphone itu dan tertera lalisa di layar handphone nya seokjin.
Lalisa? Siapa dia?. Pikir nara.
Karna nara sangat penasaran akhirnya ia menekan tombol hijau untuk menjawab telpon tersebut.

"Hallo seokjin"

Suara perempuan terdengar dari sebrang sana. Dada nara terasa sesak. Tapi nara berusaha untuk menormalkan perasaan nya saat ini. Mungkin hanya teman nya seokjin.

"Ya? Ini siapa?"

Nara berusaha untuk selembut mungkin. Lagi pula suami nya tidak ada apa apa kan dengan lalisa ini.

Pip.

Belum sempat yang di sebrang sana menjawab. Handphone nya sudah mati. Bukan mati sih sebenarnya melainkan di rebut seseorang. Nara yakin kalau yang merebut pasti seokjin.

"Kamu ngapain megang megang handphone aku?"Tanya seokjin. Nada suaranya tampak sangat dingin. Tapi aneh nya nara tidak takut melainkan sangat ingin menanyakan ada apa sebenarnya dengan seokjin. Kenapa sampai seperti ini hanya karna nara memegang handphone nya. Apakah ada sesuatu? Apakah itu sangat penting?.

Malas untuk menjawab pertanyaan seokjin. Nara malah meninggalkan seokjin keluar kamar. Seokjin menghela nafas nya. Ia tahu kalau nara pasti mengetahui sesuatu.

Seokjin memeriksa handphone nya. Benar saja. Di riwayat panggilan tertera 2 menit yang lalu nama lalisa menelpon. Itu pertanda kalau nara menerima telpon tersebut. Nara juga pasti salah paham.

Salah seokjin juga mengapa ia menyakan hal itu dengan nada yang sangat dingin. Ada apa sebenarnya? Kenapa perasaan seokjin sangat tidak enak.

Baiklah. Seperti nya seokjin harus menjelaskan semua nya. Kalau tidak rencana mereka ke paris pasti akan gagal dan seokjin tidak mau itu semua terjadi.

Setelah seokjin sudah siap dengan pelengkapan kantor nya. Dengan langkah pasti ia mulai melangkah keluar kamar. Seokjin yakin kalau pikiran nara kini sudah yang tidak tidak terhadap diri nya.

Nara sedang mengoleskan selai ke roti. Pikiran nya kosong. Nara lelah jika harus di hadapkan dengan masalah kembali. Masalah kemarin saja baru selesai lalu bagaimana jika masalah lain muncul kembali.

"Sayangg"Seokjin melingkarkan tangan nya di pinggang nara. Nara tidak merasa terganggu sama sekali. Ia hanya diam dan tetap melanjutkan aktivitas nya.

"Aku mau jelasin sama kamu kalau....."ucapan seokjin terpotong karna nara yang tiba tiba saja menyela.

"Lalisa?"tanya nara. Raut wajah nya beda. Diantara kecewa dan sedih. Semuanya bercampur menjadi satu, "kalau memang dia bukan siapa siapa kamu. Kamu tidak perlu sampai segini nya ngejelasin ke aku. Sekarang kamu sarapan. Aku mau mandi"Lanjut nara. Lalu ia meninggalkan seokjin sendiri di meja makan. Air mata yang ia tahan akhirnya keluar juga. Nara memang bukan cewek yang kuat dan dia bukan tipe cewek yang bisa menahan semuanya sendiri.

📜📜📜

14:30

Sudah jam segini nara belum keluar dari kamar. Sehabis mandi nara memutuskan untuk lebih berdiam diri di kamar. Hanya sekedar menonton drama korea, memainkan piano, dan membaca buku. Rutinitas nya memang apa lagi selain itu.

Handphone nya sengaja nara modekan silent. Ia sangat malas jika harus berurusan dan membahas masalah tadi pagi. Ingin sekali nara merilekskan pikiran nya dan menghilangkan semuanya sementara. Besok ia dan seokjin sudah berangkat ke paris. Ia harus menikmati semuanya dengan bahagia. Hanya masalah sepele dan tidak harus di perpanjang.

Kayanya nara harus keluar dari kamar sekarang. Pasti seokjin capek kalau pulang kerja nanti.

"Seokjin"Gumam nara. Ia terkejut karna melihat seokjin yang ingin membuka kamar mereka juga. Otomatis mereka hampir bertabrakan kalau saja nara tidak menahan tubuh nya.

"Aku mau ngomong sebentar ya"seokjin menarik tangan nara untuk masuk ke dalam kamar kembali.

"Besok hari bahagia kita di paris. Aku mohon sama kamu jangan marah lagi ya. Aku minta maaf kalau tadi pagi sempet nanya dengan nada dingin. Tapi sumpah. Aku ga niat sama sekali. Lalisa itu sepupu aku. Dia ingin ke indonesia malam ini. Lagi pula minggu depan adalah pernikahan lalisa sama jungkook. Kamu pasti ga asing lagi denger nama jungkook. Intinya aku minta maaf"Jelas seokjin. Nara sebenarnya tidak marah. Ia hanya ingin melihat reaksi seokjin seperti apa. Ternyata reaksi nya seperti ini. Nara senang karna seokjin sudah berkata jujur.

Dan untuk masalah jungkook. Nara memang sudah mengenal jungkook cukup lama. Sebelum ia dan seokjin menikah pun, nara sering menemani jungkook pergi ke toko buku.

Tetapi nara cukup kaget karna mendengar kabar pernikahan jungkook dengan lalisa itu.

"Aku engga marah sama kamu. Aku cuma mau kamu jujur dengan sendirinya. Lagi juga kamu tahu kan ini cuma masalah sepele yang ga seharusnya di permasalahin. Kamu tenang aja. Aku percaya ko sama kamu"ujar nara. Kini seokjin menghela nafas nya lega. Ia beruntung memiliki istri yang sangat percaya dengan dirinya.

Nara memeluk seokjin dengan erat. Belum sehari saja rasanya nara sangat merindukan sosok suami nya ini.

◾◾◾

•Tbc•

My husband is the workaholic ▪seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang