BAB 8

1.3K 86 3
                                    

nara masih asik berada di dalam ruangan nya seokjin. Selesai makan siang tadi memang nara tidak pulang ke rumah. Karna kata nara di rumah amat sangat seram dan nara tidak mau kejadian semalam terulang kembali.

Cukup sekali dalam seumur hidup nya ia di rumah sendirian. Kebesokkan nya ia tidak mau lagi sendirian di rumah.

Seokjin yang mengerti dengan perubahan sifat istri nya itu langsung saja mendekat ke arah nara yang sedang duduk di sofa.

"Kamu kenapa, hm?"Tanya seokjin. Kini nara hanya bisa tersenyum di depan seokjin. Lagi pula ini hanya masalah sepele. 

"Kamu tidak akan ninggalin aku sendiri lagi kan di rumah?"Entah kenapa itu lah pertanyaan yang di lontarkan oleh nara. Seokjin yang mengerti pun langsung saja membawa nara ke dalam pelukan nya.

Perasaan seokjin mendadak menjadi sedikit hangat. Ia sangat membutuhkan nara di saat seperti ini. Ia tidak tahu apa jadi nya kalau tidak ada nara. Hanya nara lah prioritas seokjin sekarang.

Nara pun sama hal nya dengan seokjin. Nara merasakan sangat nyaman ketika berada di pelukan suami nya ini.

"Tidak sayang. Tenang saja. Kamu tahu kan kalau aku semalam juga karna memang kepepet. Walaupun aku sibuk, aku tetap akan pulang ke rumah. Lagi pula aku punya tanggung jawab. Yaitu kamu"Jawab seokjin. Mendengar ucapan seokjin barusan, nara yakin kalau seokjin memang sangat sayang dengan diri nya.

Mungkin mamah nya benar. Nara hanya butuh waktu untuk menerima seokjin sebagai workaholic.

Tok. Tok.

Saat seokjin dan nara sedang asik dalam posisi mereka. Tiba tiba saja ada yang mengetuk pintu ruangan seokjin.

Mau tidak mau seokjin melepaskan pelukan nya dengan nara.

"Ya silahkan masuk"Teriak seokjin.dan pintu pun terbuka lalu menampakkan park woonsu a.k.a sekretaris seokjin. Wajah nya terlihat panik dan kelelahan. Entahlah apa yang terjadi.

"Ada apa woonsu?"Tanya seokjin dengan nada serius. Nara yang melihat seokjin seperti itu pun hanya bisa diam. Ia tahu kalau ini ada kaitan nya dengan pekerjaan.

Woonsu tampak menghela nafas nya sebelum berbicara dengan seokjin, "maaf pak sebelum nya. Di bawah ada jung Injae"lanjut woonsu dengan nada sedikit takut.

Seokjin yang mendengar nama JUNG INJAE langsung saja berdiri dari duduk nya. Tangan nya terkepal. Terlihat kalau ia sedang menahan amarah.

Jung injae. Siapa memang nya yang tidak kenal dengan nama itu. Nama yang selalu terpampang di dalam berkas berkas perusahaan. Perusahaan 'ert corp' atau lebih tepat nya perusahaan seorang jung injae. Yaa. Memang benar. Perusahaan injae sangat bermusuhan dengan perusahaan seokjin.

Perusahaan yang amat sangat terkenal dengan kelicikan nya. Apapun akan mereka lakukan supaya mereka mau bergabung dengan perusahaan nya. Ert corp memang bermusuhan dengan perusahaan seokjin, tetapi ert corp tahu kalau perusahaan seokjin amat sangat terkenal. Maka dari itu, ert corp akan melakukan apapun supaya seokjin ingin bekerja sama dengan ert corp.

Bukan seokjin namanya kalau menerima begitu saja. Seokjin sangat mengetahui seluk beluk ert corp. Siapa pun yang mau bekerja sama dengan perusahaan licik itu adalah perusahaan yang pecundang.

"Mau apa dia kemari?"Tanya seokjin. Nada bicara nya sangat dingin. Nara yang awalnya hanya duduk pun langsung saja berdiri di samping seokjin. Kini tangan nara sudah berada di genggaman seokjin. Ia hanya ingin menenangkan suaminta. Lagi pula tidak enak jika harus ribut disini.

"Saya tidak tahu pak. Tapi bapak hanya di suruh menemui injae di bawah"Jawab woonsu. Seokjin pun langsung saja bergegas untuk ke lantai bawah dan menemui si licik itu. Apapun yang terjadi itu urusan nanti. Yang terpenting ia harus menemui injae terlebih dahulu.

My husband is the workaholic ▪seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang