'Sayang aku berangkat pagi hari ini.
Maaf tidak bisa menemani kamu sarapan:(
Maaf juga nanti malam sampai dua hari ke depan aku tidak pulang ke rumah.Kamu jaga kesehatan ya sayang.
Jangan lupa susu nya di minum okee:**kim seokjin❤*
Nara terkekeh ketika membaca note yang berada di genggaman nya. Padahal nara sudah tahu kalau hari ini adalah hari pertama seokjin disaat dia sedang sibuk sibuk nya. Nara harus mengerti untuk dua hari kedepan tanpa adanya sosok suaminya itu. Mau tidak mau pun nara harus menahan rasa kangen nya dengan seokjin.
Tidak apa apa deh tiga hari ini nara tidur sendiri. Toh dia tidak di rumah nya melainkan di rumah orang tua nya.
"Naraa"terdengar suara mamah kwon yang entah sejak kapan sudah berada di ambang pintu. Nara pun menoleh ke sumber suara sambil meletakkan note tersebut di bawah bantal.
"Ada apa mah?"tanya nara sambil tersenyum tipis. Paling tidak jauh dari mengajak sarapan. Memang nya apa lagi yang harus nara lakukan.
"Sarapan yuk sayang. Nanti kan kamu harus pergi ke dokter untuk melihat perkembangan janin kamu"jawab mamah yang membuat pikiran nara terbuka kembali. Benar. Nara hampir lupa kalau hari ini dia harus cek kembali keadaan kandungan nya.
"Iya mah. Aku ganti baju dulu. sekalian gosok gigi dan cuci muka"ucap nara sambil menyibakkan selimut nya. Lalu setelah mamah kwon meninggalkan nara seorang diri di kamar nya. Nara merasa sedikit takut. dia takut kalau kondisi kandungan nya akan makin menurun dan membuat nara menjadi drop. Tetapi semoga saja semuanya baik baik saja dan berjalan dengan lancar.
Selesai dengan rutinitas nya dan mengecek kembali penampilan nya. Nara langsung keluar dari kamar nya untuk turun ke bawah. Coba saja disini ada seokjin. Pasti suaminya itu akan membantu nara untuk turun dari tangga. Kalau membayangkan bagaimana bawel nya seokjin ketika dia sedang menuntun nara turun. Itu benar benar membuat nara terkekeh. Padahal belum sehari nara tidak melihat seokjin Rasanya nara sangat merindukan sosok seokjin.
Tetapi nara tidak boleh egois. Karna bagaimana pun juga seokjin harus rela-relain banting tulang untuk biaya persalinan nya yang tidak bisa dibilang murah itu.
Tidak butuh waktu lama. Nara sampai di meja makan dan disana sudah berada mamah dan papah kwon yang menyambut nya dengan sapaan. Kalau di pikir pikir nara sangat merindukan aura rumah nya dengan seokjin. Tidak enak juga jika lama lama numpang di rumah orang tua nya.
"Mah pah. Sepulangnya seokjin dua hari lagi Aku sama dia sepertinya ingin kembali ke rumah kita. Tidak enak kalau kita berdua terus menerus disini"ucap nara sambil menerima satu buah roti yang sudah di beri selai oleh mamah.
"Terserah kalian saja sayang. Yang terpenting hari ini mamah dan papah mau dengar kabar tentang keadaan cucu kita"ucap papah yang di setujui oleh mamah. Betapa bangga nya nara dengan orang tua nya ini. Mereka sangat menyayangi nara begitupun dengan janin nya yang sekarang masih berada di dalam kandungan.
Drrttt..drttttt..
Tiba tiba saat sedang asiknya bersenda gurau dengan mamah papah kwon. Handphone nara yang berada di dalam tas nya bergetar. Langsung saja nara memberhentikan aktivitas sarapan nya. Disana sudah tertera nama my husband. Dengan gerakan cepat nara menggeser tombol hijau.
"Good morning sayang. Sudah bangun, hm?"
Suara seokjin terdengar sangat semangat. Entah perasaan nara saja atau mungkin memang nara nya yang berlebihan. Bisa jadi juga sih kalau seokjin sedang menutupi rasa sedihnya dengan cara pura pura tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
My husband is the workaholic ▪seokjin
Fanfic[ UPDATE KALO ADA WAKTU:" ] "Kapan sih kamu ada waktu untuk aku?" -nara "Pleasee ra. Ngertiin aku. Aku cari uang juga untuk kamu. Jadi tolong. Jangan terlalu ngekang aku gini. Aku cuma minta pengertian kamu aja" -seokjin ©arakyi, 2017