BAB 2

2.1K 144 1
                                    

Nara memang menutup matanya. Tetapi ia tidak benar benar tidur, melainkan hanya menutup matanya. Ia sedikit kedinginan karna mandi terlalu pagi. Apalagi melewati 30 menit. Sebenarnya nara ingin bilang ke seokjin tetapi ia tidak mau membuat suami nya itu cemas.

Walaupun nara sedang kecewa dan marah. Tetap saja ia masih mempunyai rasa peduli terhadap suami nya. Rasa kecewa nara memang tidak sebanding dengan rasa sayang nara untuk seokjin.

"Kamu marah banget ya sampai sampai tidur nya munggungin aku gitu. Yasudah aku keluar ya"Tepat saat seokjin ingin menjauh dari nara. Dengan gerakan cepat nara menahan pergelangan tangan nya seokjin. Ia benar benar butuh seokjin saat ini. Ia butuh sebuah kehangatan untuk melindungi nya dari dingin ini. Seharusnya pun nara tidak menyiksa diri nya sendiri. Sudah jelas jelas tubuh nya sensitif dengan yang namanya dingin.

"Jangan kemana mana. Temani aku di sini. Aku butuh kamu"ucap nara sambil membalikkan tubuh nya untuk menghadap ke seokjin. Matanya terasa sangat berat. Tubuh nya pun terasa tambah kedinginan. Entah lah apa penyebab semua ini.

Tangan seokjin terulur untuk menyentuh dahi sang istri. Seketika matanya membulat sempurna.

"Yatuhan sayang. Kamu demam. Wajah kamu juga pucat banget."Seokjin tampak panik dan segera membenarkan letak selimut nya nara. Seokjin merasa bersalah dan tidak akan memaafkan diri nya jika terjadi sesuatu terhadap istrinya.

Seokjin lupa jika ia sekarang sudah memiliki tanggung jawab nya sendiri. Tetapi ia tetap lah workaholic yang tidak peduli dengan sekitar nya. Dengan istri nya pun ia tetap cuek. Tetapi tidak untuk sekarang. Seokjin benar benar takut nara kenapa napa. Walaupun ia tidak pedulian. Seokjin tetap suami yang bertanggung jawab.

"Aku minta maaf sudah membentak kamu. Seumur hidup kamu pasti kamu tidak pernah di bentak seperti tadi. Sedangkan aku yang baru sehari jadi suami kamu saja sudah berani berani nya membentak kamu. Aku tau kalau aku bukan suami yang baik. Sekarang yang ada justru kamu yang sakit."ucap seokjin sambil menggenggam kedua tangan nara. Tangan nya benar benar dingin dan sedikit bergetar. Seokjin memang sedang panik tetapi ia tidak mau membuat nara menjadi semakin drop.

Nara yang mendengar permintaan maaf seokjin pun langsung tersenyum. Matanya terlihat sayu dan sehabis itu hanya kegelapan yang ia lihat.

📜📜📜


Seokjin nampak mondar mandir di depan ruang UGD. Sehabis ia meminta maaf dengan nara entah kenapa tiba tiba saja nara menutup matanya itu. Seokjin kira nara memang tertidur. Tetapi nyatanya nara pingsan tepat di depan mata kepala nya sendiri.

Dengan cepat seokjin membawa nara ke rumah sakit terdekat. Keluarga nara maupun keluarga seokjin juga sudah berkumpul di sana. Mereka mencoba untuk menenangkan seokjin.

"Sabar nak. Yakin saja kalau nara tidak kenapa napa"ucap mamah kwon atau lebih tepat nya mamah mertua seokjin. Bahkan mamah mertua nya saja masih bisa bisa nya terlihat tenang. Mungkin ini memang pernah di alami oleh keluarga nara. Tetapi ini hal pertama yang seokjin alami. Ia merasa benar benar gagal untuk menjaga nara.

Klek.

Pintu ruang UGD terbuka dan muncullah sosok dokter paruh baya yang menangani nara. Terlihat banyak peluh yang keluar dari dahi nya. Entah kenapa perasaan seokjin tidak enak seperti ini.

"Bagaimana keadaan istri saya dok?"tanya seokjin cepat. Dokter bermarga shin itu hanya tersenyum kecil dan sesekali menghela nafas sejenak.

"Istri anda tidak kenapa napa pak. Tetapi pesan saya. Istri anda tidak boleh terkena dingin terlebih dahulu. Tubuh nya benar benar tidak kuat menerima aura dingin dan asam lambung nya sangat naik. Seperti nya istri bapak belum makan apa apa sedari tadi. Jadi kalau sudah sadar nanti tolong di berikan makanan ya pak"ucap dokter paruh baya itu dan langsung pamit untuk memeriksa pasien lain. meninggalkan kebingungan di keluarga seokjin maupun keluarga nara. Seokjin memang belum memberi tahu jika ia sedang bertengkar dengan nara. Mungkin kalau ia menceritakan yang sebenarnya, semua keluarga nya akan sangat kecewa.

Seokjin terduduk di lantai dan mengusap wajah nya dengan gusar. Ia cemas dengan keadaan nara di dalam sana. Bahkan sekarang ia sudah melupakan pekerjaan nya begitu saja. Tetapi yakin lah. Jika nara sudah sembuh, ia akan kembali ke workaholic nya.

"Sebenarnya ada apa dengan kamu dan nara nak. Kenapa asam lambung nara bisa naik begitu saja?"Tanya mamah seokjin. Seokjin pun bingung harus menjelaskan semuanya dari mana. Kalau pun ia bohong itu tidak akan menyelesaikan masalah. Jadi mau apapun hasil nya nanti, seokjin akan tetap menjelaskan semuanya dengan detail.

"Tadi seokjin dan nara memang bertengkar mah. Aku tidak sengaja membentak nara. Setelah itu nara langsung masuk ke dalam kamar mandi, hampir 40 menit dia tidak keluar. Tapi aku lega karna akhirnya dia keluar juga. Pas aku mau menghampiri dia, tidak tahu nya badan nya sudah sedikit bergetar, hidung nya memerah. Aku tanya kenapa dia hanya diam. Aku mutusin untuk minta maaf dan nara justru menutup matanya. Aku kira kan dia cuma tidur biasa, tidak tahu nya dia pingsan"Jelas seokjin. Semua yang ada di sana hanya memandang seokjin dengan tatapan berbeda. Entah lah apa yang selanjutnya akan terjadi.

Papah seokjin maupun papah nya nara menghampiri seokjin yang masih terduduk di lantai. Siapapun yang ada di sana pasti akan memandang seokjin dengan iba. Pakaian yang bisa di bilang kurang sopan ketika ke rumah sakit dan rambut yang sangat acak acakan. Semua orang pasti akan mengira seokjin adalah orang stres.

"Bangun. Tidak enak di lihatin orang"ucap papah nya seokjin dan membantu seokjin untuk berdiri. Rasanya seokjin malu bukan main. Sudah mengecewakan menantu kesayangan nya, tetapi papah masih perhatian terhadap anak nya ini.

Seokjin tidak tahu lagi jika mereka bukan orang tua nya. Mungkin seokjin sudah di marahi abis abisan.

Setelah seokjin rasa semuanya sudah jelas. Ia memilih untuk masuk ke dalam UGD. Kebetulan juga ia benar benar ingin melihat keadaan nara. Ia harus meminta maaf sampai nara benar benar memaafkan nya. Kesalahan nya hampir fatal. Tetapi ia akan berusaha untuk memperbaiki semuanya.

"Sayang. Bangun dong. Aku di sini. Tadi kata kamu kan aku tidak boleh kemana mana. Nahh sekarang aku sudah di samping kamu. Bangun ya"ucap seokjin sambil duduk di sebelah ranjang nya nara. Lalu menggenggam tangan istri nya itu dengan lembut. Seokjin menatap nara dengan cemas sekaligus iba. Ia rasa sepertinya nara tidak akan memaafkan diri nya. Sudah membentak lalu membuat nya sakit. Apa itu pantas untuk di maafkan? Menurut seokjin tidak.

Perlahan jari jemari nara mulai bergerak. Tangan seokjin pun reflek menggenggam tangan nya nara lebih erat lagi. Ia tidak mau kehilangan nara. Ia benar benar menyayangi nya.

"Seokjin."Gumam nara. Setelah itu matanya terbuka sempurnya. Hal pertama yang nara lihat adalah cahaya putih dan indra penciuman nya mencium bau obat obatan. Nara yakin ia sedang berada di rumah sakit. Seingat nya, tadi seokjin meminta maaf dan setelah itu nara tidak ingat apa apa lagi.

"Iyaa sayang? Aku di sini"Tangan seokjin terulur untuk mengusap rambut nara dengan lembut. Seokjin senang karna nara sudah sadar. Tetapi kesenangan nya berubah dalam sekejap. Kalau saja seokjin tidak membentak nara, mungkin nara tidak akan terbaring di sini.

"Sekali lagi aku minta maaf. Karna kesalahan aku kamu harus terbaring di sini. Aku memang bukan suami yang baik untuk kamu. Baru sehari menikah saja kamu sudah seperti ini. Aku tidak bisa bayangkan bagaimana jadinya kalau nanti kamu di rumah sendirian"Berulang kali seokjin mencium punggung tangan nara. Nara yang di perlakukan seperti itu rasanya benar benar malu. Ya bagaimana tidak malu. Secara seokjin mencium tangan nara dalam keadaan banyak suster yang berlalu lalang.

Tetapi di sisi lain nara yakin kalau seokjin memang tulus meminta maaf dan menyadari semua kesalahan nya. Nara pun sama. Ia tidak bisa berlama lama mangabaikan ataupun diam diaman dengan seokjin. Yang pasti nara tidak mau semua ini terulang lagi.

◾◾◾

•Tbc•

My husband is the workaholic ▪seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang