BAB 36

655 52 0
                                    

Hari terus berganti, waktu pun terus berjalan. Sampai tak terasa hari ini adalah hari ke 7 dimana seokjin meninggalkan nara waktu itu. Selama 7 hari ini pun nara berusaha untuk melupakan semua ucapan seokjin terakhir kalinya. Tetapi nyatanya semua itu hanyalah sebuah angan. Karna mau seniat apapun nara melupakan itu, semuanya tetap sama. Ucapan seokjin masih teriang dengan jelas di pikiran nara.

Semua keluarga seokjin maupun keluarga nara pun sudah mengetahui tentang kepergian seokjin waktu itu. Terutama miso.dia sudah hapal sekali dengan sifat kakak kandung nya itu. Kalau sudah berurusan dengan ego mungkin semuanya memang membutuhkan waktu berdua untuk menyelesaikan nya.

"Mahh"panggil nara saat ia baru saja keluar dari kamar nya. Kini nara sudah rapi dengan pakaian nya dan niatnya pun hari ini nara ingin kembali ke rumah nya dengan seokjin. Sudah lama sekali rasanya nara tidak kembali ke rumah nya itu. Lagi pula tidak enak jika nara terus menerus tinggal di rumah orang tua nya.

"Lohh nara. Kamu mau kemana nak?"tanya mamah sambil mendekat ke anak semata wayang nya itu.

"Aku mau pulang ke rumah saja mah. Tidak enak kalau aku terus menerus di sini. Lagi pula aku sudah lama tidak mengunjungi rumah aku itu"jawab nara sambil tersenyum tipis. Memang itu kan alasan nara yang masuk akal. Walaupun sebenarnya ia hanya ingin menenangkan pikiran nya. Kalau di rumah orang tua nya ini tidak tahu kenapa ucapan seokjin hari itu membuat dada nara serasa sesak sekali.

"Lalu kamu di sana sama siapa nak? Bukan kah kamu tidak bisa tidur sendirian dirumah?"tanya mamah yang makin berusaha untuk membuat nara membatalkan rencana nya untuk pulang ke rumah nya itu. Karna jujur saja. Mamah pasti akan merasa sangat cemas jika membiarkan anak nya itu tidur sendirian di rumah yang bisa di bilang lumayan besar itu.

"Mamah tidak perlu cemas. Aku bisa ko minta temani oleh miso. Toh aku juga butuh ketenangan mah"ucap nara dengan nada memohon. Kalau sudah memohon seperti ini memang nya mamah kwon bisa apa selain mengangguk dan menyetujui permintaan sang anak.

"Kalau ada apa apa jangan sungkan untuk hubungi mamah ya sayang. Jangan lupa makan dan minum vitamin nya"ucap mamah sambil mengusap rambut nara dengan lembut.

"Iyaa mah. Aku berangkat ya"pamit nara dan setelah nya nara benar benar berjanji untuk melupakan ucapan seokjin tempo hari dan bersikap seolah-olah semuanya baik baik saja. Hari ini pun tepat sekali usia kandungan nara memasuki usia 4 bulan. Seharusnya seokjin berada di samping nara dan memberikan apa yang nara inginkan dalam usia kandungan nya saat ini. Tetapi itu semua hanyalah bualan semata.

📜📜📜

Dihari yang sama dan ditempat yang berbeda. Seokjin menatap sebuah bingkai yang berisikan foto dirinya dan juga istrinya itu. Jujur. Seokjin sangat cemas dengan keadaan nara dan juga kandungan nya. Kalau saja waktu itu seokjin bisa mengendalikan emosi nya Mungkin semuanya tidak akan seperti ini. Entah lah seokjin harus apa jika ia bertemu dengan istri nya nanti.

"Permisi pak seokjin"suara taevin memecah lamunan seokjin tentang kondisi nara. Seokjin merapikan jas nya dan menatap sang karyawan dengan tatapan bertanya. Tumben sekali taevin ke ruangan nya dalam raut wajah serius seperti ini.

"Ada apa taevin? Apakah ada sesuatu yang terjadi dengan istri saya?"tanya seokjin sambil bangkit dari posisi duduk nya.

Ya memang, seokjin memutuskan untuk tetap pergi ke amerika dengan syarat ia mengirim berbagai mata mata untuk mengawasi istri nya saat ini. Yang ia tahu pun hari ini adalah hari ke 7 nya berada di amerika. Dan tepat hari ini juga perjanjian nya dengan injae memasuki hari ke 35. Itu tandanya dua minggu ke depan seokjin harus segera mendapatkan investor yang lebih banyak lagi.

My husband is the workaholic ▪seokjinTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang