Always You - Chapter 10.

236 2 0
                                    

Tim dokter segera memeriksa lanjut kondisi Greyson, dan kemudian dengan berulang kali melakukan hal itu, dan lagi serta lagi. 

Yuna berpikir lagi. Golongan darah AB. Hey!? Gue punya golongan darah itu! Yuna baru teringat. Karena saking kaget dengan kejadian tadi ia lupa kalau golongan darahnya serupa dengan Greyson. Yuna segera mengetuk pintu ruang ICU. "Heh! Kamu ngapain honey?" Tanya Mom, kemudian menarik badan Yuna. "Mom! Darahku sama kayak Grey!" Yuna menjawab. "Wah kita harus segera bilang ke dokter Yun! Kenapa lo baru ngomong!" Logan segera menarik tangan Yuna ke administrasi. Ada beberapa suster disana. "Suster! Teman saya ini punya golongan darah yang jenisnya sama dengan pasien Greyson!" Suster itu dengan cepat merespon, segera pergi ke ruang ICU, dan memberitahukannya kepada dokter. "Baiklah!" Sang dokter itu langsung pergi keluar ruang ICU, tetapi sebelumnya memberikan alat bantu pernapasan untuk Greyson. "Nona Yuna, anda benar bergolongan darah AB?" Tanya dokter. "Betul dok! Ayo cepat donorkan!" Yuna berteriak. "Baik-baik." Dokter itu segera membawa Yuna ke ruang suntik darah. "Sudah siap, Nona Yuna?" Tanya dokter. Yuna dengan sigap dan rela mengangguk cepat, dan suntik sudah tertusuk. 

** 2 Hari Kemudian **

KLEK! Pintu kamar 205 Lantai 2 terbuka pelan, tampak seorang perempuan cantik dengan rambut ikat kuda hitam, mengenakan kaus putih didalam, mengenakan celana jeans, dan mengenakan cardigan berbahan jeans, mengenakan tas slempang kecil sedang menggenggam sebuket bunga. "Yuna.." Greyson menoleh kearah tamu itu yang ternyata Yuna. Ingat saja Yuna, don't tell to Greyson bahwa darah donor untuk Greyson darimu. Pikir Yuna dalam hati. "Hey Greyson!" Yuna duduk dibangku sebelah kasur tidur Greyson. "Sweetie, kamu kemana aja? Dua hari gak kesini." Greyson menggenggam tangan Yuna dengan lembut. "Hehehe, habisya aku sibuk sambilan kerja disuruh mom!" Yuna nyengir kuda, dan terlihat behel rapihnya. "I'm the luckiest boy in the world, Yuna." Kata Greyson sambil menatap Yuna. "Hah? Kenapa Grey?!" Yuna bingung. "When your smile, cause you is mine." Greyson menjawab. Yuna blushing. "Yuna, kali ini dengarkan aku." Greyson mengambil sesuatu dari belakang bantal. "You're the best girl, the strong girl, the super girl i never see before. Would you be my girl?" Greyson menyodorkan bunga mawar. Yuna diam, tersenyum, dan kemudian menitikkan air mata. "Kamu adalah perempuan yang kuat, super, the best deh menurutku!" Greyson bangun, mencoba untuk duduk. "Aduh!" Greyson merasakan sakit. "Greyson! Jahitanmu belum kering!" Yuna membantunya berbaring. DEG! Greyson justru malah bangun kembali dan mencium bibir Yuna. 

"Tertipu! Jahitanku  sudah kering!" Greyson tertawa. "Akh!" Yuna berpura-pura ngambek. "Ih, kamu kalau lagi ngambek lucu banget deh.." Greyson menyubit-nyubit pipi Yuna. "Ih!" Yuna dan Greyson tertawa. 

**GREYSON POV**

Senangnya melihat Yuna tertawa lagi. Kini dia sudah menjadi bagian hidupku. Pelengkap hidupku. Tuhan terima kasih. 

**YUNA POV**

Tuhan, aku kini mengerti kebahagiaan Greyson. Senang sekali melihatnya bahagia. Sejak kejadian naas 3 hari yang lalu. Tuhan, terima kasih sekali. 

Kini, Greyson dan Yuna kelihatan berbahagia. 

Logan berada diluar kamar mereka. Mengintip dengan tangisan bahagia. Logan kemudian pergi lagi. 

Tapi, ajal akan mengganggu mereka lagi. 

Seseorang mengintip kearah kamar mereka, dan terlihat rasa marah yang menjahanam. 

Inilah pertanda ajal mereka selanjutnya.

-To Be Continue-

Greyson Chance And Me.Where stories live. Discover now