Jongin mengerutkan kening pada lemari pakaiannya. Seakan-akan benda itulah yang paling bersalah karena tidak menyimpan satu pun gaun yang terlihat cocok untuknya. Lebih tepatnya, cocok untuk seorang gadis yang akan mengumumkan pernikahan. Bukan berarti Jongin peduli, namun hal yang akan dilakukannya ini merupakan sebuah kebohongan besar.
Kesalahan sedikit saja bisa membuatnya gagal. Jongin harus mengerahkan segala daya upayanya agar kebohongan ini berhasil dan membuatnya sukses mencapai tujuan. Karena harga dari kebohongan ini sangat mahal. Jongin harus rela menukarnya dengan tempat penuh kenangannya. Resort di Busan adalah tempat pertama yang dibangun ayahnya bersama ibunya.
Resort itu adalah tempat yang merekam jejak bahagia mereka dengan sempurna. Setiap desain diciptakan ayahnya dengan begitu hati-hati, ditemani ibunya yang senantiasa mendukung tanpa henti. Jika saja bisa, Jongin tidak akan pernah melepas resort itu. Namun kini, prioritas hidupnya telah berubah dan Jongin harus beradaptasi. Dan melepaskan resort itu termasuk dalam prosesnya.
Jongin mendesah, lalu menjatuhkan diri di tempat tidurnya dan selama sesaat menghilangkan fokus pandangannya. Pikirannya berkelana pada percakapannya tadi siang dengan Sehun di rumah sakit. Selama menunggu giliran mereka untuk tes kesehatan, Jongin dan Sehun saling bertukar informasi mengenai orang-orang terdekat mereka demi memperkuat pernikahan sandiwara itu.
Sehun meminta Jongin menjelaskan terlebih dahulu, maka Jongin memberikan daftar lengkap anggota keluarganya juga kebiasaan-kebiasaan mereka. Sehun hanya diam dan mendengarkan. Jongin tidak tahu apakah Sehun bisa mengingat semua informasi yang diberikannya, hanya saja dari satu hal kecil itu Jongin tahu bahwa Sehun adalah seorang pria yang bersungguh- sungguh.
Ketika Jongin selesai, Sehun tetap terdiam selama beberapa saat. Lalu Sehun menatap Jongin dan tersenyum, entah apa sesungguhnya arti dari senyum itu, karena kalimat yang mengiringinya sungguh mengiris hati.
"Aku hanya memiliki diriku sendiri. Kau tidak perlu khawatir tentang keluargaku, karena kau tidak akan pernah bertemu dengan mereka. Anggap saja ini sebuah bonus untukmu." Jongin pun terdiam. Ia tidak tahu harus mengatakan apa. Fakta bahwa Oh Sehun sebatang kara di dunia ini bukanlah sebuah rahasia. Halla bahkan sudah memberitahunya sejak awal.
Namun entah mengapa, mendengar pernyataan itu langsung dari Sehun membuat Jongin merasa sesak. Akhirnya, pembicaraan itu ditutup dengan suster yang memanggil nama mereka.
oOoOoOo
"Apa yang sedang unnie lakukan?" Jongin tersentak dari lamunannya dan menoleh ke asal suara. Halla yang berdiri di pintu kamarnya memasang ekspresi penuh tanya, namun belum sempat Jongin menjawab, Halla sudah menemukan jawabannya dengan melihat pintu lemari Jongin yang terbuka lebar.
"Unnie tidak bisa menemukan gaun yang cocok?" tanya Halla. Jongin mengangguk, membuat Halla tertawa lalu beranjak menuju lemari Jongin dan mulai memilih gaun-gaun yang digantung di dalamnya.
"Untung saja aku sudah sangat mengenal kebiasaanmu ini hingga memutuskan untuk datang membantumu. Aku tahu unnie pasti merasa gugup karena akan berbohong. Yah, unnie tidak pernah pintar berbohong. Hanya wajah tanpa ekspresimu yang bisa meyakinkan orang-orang. Namun unnie tidak bisa melakukannya, bukan? Karena mana ada seorang gadis yang sedang jatuh cinta memasang wajah tanpa ekspresi?" celoteh Halla.
"Aku tidak pernah berpikir bahwa kebohongan semacam ini membutuhkan banyak hal rumit. Dan tentu saja masih ada pernikahan. Lalu parade pasangan berbahagia selama satu tahun penuh. Aku yakin hidupku tidak akan pernah membosankan," balas Jongin. Tiba-tiba Halla membalikkan tubuh, menatap Jongin dengan serius.
"Unnie tidak akan mundur, bukan?" tanyanya. Jongin menggelengkan kepala dengan tegas. Menyerah sama sekali tidak ada dalam kamus hidupnya. Tidak peduli betapa sulit, jika hal itu menyangkut Baekhyun dan keluarganya, Jongin tidak akan pernah menyerah. "Lalu bagaimana dengan perjanjian kalian?" tanya Halla lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Angel
FanfictionDan kau adalah milikku, Oh Jongin. Malaikat tak sempurna yang menyempurnakan hidupku.