14

1.1K 108 13
                                    

Kejujuran

Seoul, Januari 2015

Jongin menutup kardus terakhir berisi barangnya. Jongin menatap kamarnya yang kini kosong dengan seulas senyum datar. Ini adalah keputusan terbaik. Jongin berencana untuk pindah lagi ke apartemen lamanya. Rumah yang ditempatinya selama ini dengan Sehun terlalu banyak menjeritkan kenangan, membuat Jongin tidak tahan bahkan hanya dengan berada di dalamnya.

Jongin mendesah, lalu kembali mengecek lemarinya. Ia tidak ingin meninggalkan apa pun di rumah ini, karena Jongin tidak akan kembali lagi. Jongin mematung ketika menemukan sebuah kotak persegi berwarna hitam di dasar lemarinya. Perlahan Jongin mengambil kotak itu-yang di dalamnya berisi album foto-dan membukanya.

Album foto milik Sehun, yang diberikan pria itu sebelum kepulangannya ke Los Angeles. Jongin membuka halaman pertama yang menampakkan foto di hari pernikahan mereka. Foto ketika Jongin tertawa dalam pelukan Sehun di bawah sinar mentari yang akan terbenam. Halaman selanjutnya adalah foto setelah mereka bermain arung jeram.

Jongin terlihat begitu bahagia dengan Sehun memeluk pinggangnya dan Himchan memeluk bahunya dari sisi lain. Jongin terus membuka album itu, membiarkan air matanya menetes seiring lembar demi lembar yang dibukanya. Halaman terakhir album itu adalah sebuah foto candid ketika mereka berada di Los Angeles.

Sehun menempelkan tangan Jongin ke pipinya, sementara Jongin tersenyum manis kepada Sehun. Ada sebuah kalimat di bawahnya. Tertulis : Sebelum kau memutuskan untuk melepasnya, ingatlah kembali saat kita mendekap satu hal yang sama, harapan. Jongin mendekap album itu erat-erat. Dengan segenap hatinya, Jongin menyesal.

Jongin sungguh menyesal karena cinta mereka tidak menemukan muara. Mengapa harus terjadi? Tiba-tiba bel rumah berbunyi, menyentak Jongin keluar dari tangisnya. Mungkin petugas yang disewanya untuk memindahkan barang sudah datang. Jongin menghapus air matanya dan berjalan untuk membukakan pintu.

Betapa terkejut Jongin ketika melihat tamunya adalah Dahyun, tunangan Himchan. "Hai, Dahyun. Silakan masuk," sapa Jongin. Dahyun menggeleng. Ia mengulurkan sebuah bungkusan kado berwarna tosca pada Jongin, lalu berkata, "Aku datang untuk mengantarkan ini." Jongin mengerjap bingung, namun tetap menerimanya.

"Selamat ulang tahun, Jongin." Jongin semakin bingung. Ia menatap Dahyun dengan kening berkerut, lalu bertanya, "Kau mengingat hari ulang tahunku?"

"Ya. Sehun memberitahuku." Jongin membeku. "Semoga kau menyukai hadiahnya. Sehun berusaha sangat keras untuk menyelesaikannya. Dan aku berharap kalian segera berdamai, apa pun masalah yang kalian hadapi. Sampai jumpa, Jongin." Setelah mengucapkan itu Dahyun melangkah pergi. Tanpa membuang waktu, Jongin langsung membuka bungkusan cantik berwarna tosca itu.

Begitu melihat isinya, Jongin pecah dalam tangis yang hebat. Karena isi dari kado itu adalah sebuah sweater. Sweater sederhana berwarna
baby blue . Sungguh tidak ada yang istimewa dari sweater itu, yang bahkan di beberapa bagian menampakkan kesalahan-kesalahan kecil. Siapa pun yang melihatnya akan tahu bahwa sweater itu dibuat oleh orang yang masih dalam tahap belajar.

Dan fakta itu hanya semakin menghancurkan Jongin. Karena tanpa keraguan, Sehun adalah pembuatnya. Sehun merajutkan sebuah sweater untuk kado ulang tahun Jongin. Seketika ingatan Jongin terlempar pada percakapannya dengan Sehun sore itu, setelah pertempuran tepung mereka. Sehun sudah mencintainya, bahkan pada saat itu. Sehun mencintainya. Sungguh mencintainya.

Dengan tangan bergetar Jongin memeluk sweaternya. Begitu lembut, seolah bisikan Sehun yang menyatakan cintanya terdengar bersama angin yang bertiup. Saat itulah sebuah kertas terlipat meluncur jatuh. Jongin membuka lipatannya dan melihat tulisan Sehun.

Imperfect AngelTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang