Pernikahan
Seoul, Juni 2014
"Aku tidak percaya unnie benar-benar mengalami ini," gumam Halla seraya membantu Jongin merapikan gaun pengantin ke tiga puluh yang dicobanya. Jongin menatap pantulan dirinya dalam cermin dan mendesah. Gaun ini sama buruknya dengan gaun terakhir yang dicobanya.
Bagaimana mungkin mencari gaun pengantin sama sulitnya dengan mengambil alih perusahaan ayahnya? Jongin tidak mengerti. Demi Tuhan, apa yang salah dengan para desainer gaun pengantin ini?
"Aku juga tidak percaya hal ini benar-benar terjadi. Aku tidak kesulitan dalam menentukan gaunku yang sebelumnya. Hanya satu kali lihat dan semua selesai. Namun sekarang, bahkan setelah gaun ke tiga puluh dan menghabiskan waktu lima jam di butik ini, aku masih belum mendapatkan gaunku!" sahut Jongin dengan nada kesal.
"Itulah yang unnie dapatkan ketika unnie mencari gaun pengantin di saat- saat terakhir. Apa yang sebenarnya kau pikirkan, unnie? Pernikahanmu akan dilangsungkan bulan depan dan unnie hanya menyempatkan waktu satu hari untuk mempersiapkannya? Aku tahu unnie begitu sibuk dengan segala pengalihan kekuasaan di perusahaan itu, namun bukan berarti unnie bisa mengabaikan persiapan pernikahanmu!" omel Halla.
Jongin hanya mengerutkan bibirnya, tak mau membalas ucapan Halla karena ia tahu semua kekacauan ini murni kesalahannya. Karena terlalu sibuk mengurus pekerjaannya, Jongin mengabaikan persiapan pernikahannya. Ia bahkan tidak mengecek ulang segala persiapan yang dilakukan oleh wedding organizer yang disewanya.
Selama satu bulan Jongin tenggelam dalam rutinitas sebagai CEO yang baru-terima kasih pada Sehun yang berperan besar sebagai calon suaminya juga sebagai investor baru di perusahaannya-dan persiapan untuk beberapa proyek besar yang berusaha ia menangkan.
Sering kali Jongin melewatkan waktu istirahat, termasuk waktu tidurnya, hingga ia selalu mengesampingkan masalah pernikahan ini.
"Aku pernah mengalami hal ini sebelumnya bersama Tiffany unnie. Ia mencoba ratusan gaun sebelum akhirnya mendapatkan yang ia inginkan. Dan gaun itu dipilih oleh Taehyung oppa. Menurutmu, haruskah kita memanggil Sehun? Mungkin masalah gaun ini akan selesai," balas Halla.
"Aku tidak menikahinya dengan sungguh-sungguh, Halla. Dengan sekali lihat saja kau bisa tahu betapa besar perbedaan antara pernikahanku dan pernikahan Taehyung. Aku terlalu hampa dan datar, sementara Taehyung begitu bahagia dan penuh cinta. Dan untuk apa memanggil Sehun? Ia tidak akan peduli pada penampilanku," tukas Jongin.
Halla mengangkat kedua alisnya, lalu berkata, "Aku tidak buta, Unnie. Meskipun aku tahu kalian hanya menikah di atas kertas, aku bisa melihat chemistry di antara kalian. Dan aku berani bertaruh, Sehun pasti peduli pada penampilanmu. Bagaimanapun, kalian akan menikah, bukan pergi rekreasi ke taman hiburan."
"Apa kau tidak pernah mendengar tentang larangan melihat gaun pengantin mempelai wanita untuk pria yang akan menikah? Mereka bilang itu pertanda buruk," balas Jongin tak mau kalah. "Aku tidak percaya itu dan aku juga tahu unnie tidak memercayainya," sahut Halla lugas. Jongin menghela napas. Tidak mau memperpanjang perdebatan tanpa ujung mereka.
Sebuah ketukan terdengar di pintu kamar ganti, membuat Jongin dan Halla saling memandang bingung. Dengan ragu, Halla membuka pintu dan sosok Sehun yang nampak kasual dalam balutan kemeja putih dan celana khaki memenuhi penglihatan mereka. Sehun menyapa Halla, lalu beralih menatap Jongin dan berkata, "Aku memiliki sesuatu untukmu."
Kemudian dua wanita petugas butik datang dengan membawa sebuah kantong gaun. Jongin melayangkan pandangan bertanya pada Sehun dan Halla terkesiap. "Sementara kalian sibuk berdebat, aku sudah memilihkan satu gaun untuk calon pengantinku," jelas Sehun tenang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Imperfect Angel
FanfictionDan kau adalah milikku, Oh Jongin. Malaikat tak sempurna yang menyempurnakan hidupku.