Hari ini merupakan hari yang sangat mendebarkan untukku, sangat sangat mendebarkan lebih tepatnya. Kenapa? Yaps, karena hari ini adalah hari diumumkannya siapa saja peserta bea siswa yang lulus ujian.
"Sarapan dulu Zi, nanti kamu sakit loh nak" titah Bundaku tercinta.
"Zi deg-degan Bund" jawabku dengan raut muka yang tak jelas. Memang sedari tadi aku tak pernah jauh dr hp, menunggu kabar kelanjutan bea siswaku.
"Bismillah...semoga lulus ya sayang. Bunda selalu doain kamu" balas Bunda dengan senyuman terindahnya. Aaahhh...melihat senyuman Bunda yang begitu cantik dan suaranya yang begitu menenangkan mampu mengurangi rasa kekhawatiranku.
"Aamiin..makasih Bunda" ku peluk Bundaku dengan segenap cinta yang kumiliki untuk beliau, dan ku tahu cintaku ini tak seberapa dibandingkan cintanya yang sudah beliau berikan untukku.
Drrttt...Drrrttt...Drrttt..ku lihat layar handphoneku menyala, menandakan ada panggilan masuk.
"Assalamualaikum..hallo" ku sapa seseorang yang menelponku dari seberang sana"
__________
"Alhamdulillah...terima kasih. InsyaAllah saya akan secepatnya datang kesana" ku tutup telpon dengan bahagia.
"Siapa Zi?" tanya Bunda
"Dari kampus, Bund" jawabku dengan senyuman yang masih sama.
" Gimana hasilnya, nak?" tanya Bunda yang mulai penasaran.
"Alhamdulillah...Ziza lolos dan bisa kuliah Bunda " jawabku dengan penuh bahagia.
Bunda yang begitu bahagia mendengar kabar baik ini langsung memelukku dan menitikan air mata begitu juga aku. Akhirnya impianku bisa terwujud. Alhamdulillah.
"Bunda jangan nangis ya, doa Bunda sudah terkabul. Apalagi Bunda lebih cantik kalau tersenyum" kataku sambil menenangkan Bunda dan ku hapus air matanya dengan lembut.
"Ini air mata bahagia sayang, Bunda begitu bahagia. Ya sudah lebih baik kamu makan dan siap-siap ke kampus ya" kata Bunda sambil menghapus air mata yang menetes dipipinya.
"Iya Bunda, kita makan bareng ya Bund" ajakku pada Bunda, Bunda pun hanya membalas dengan anggukan dan senyuman yang terukir begitu manis dan senyuman itu yang paling aku sukai dari Bunda.
.
.
.
"Bunda, Ziza pamit dulu ya ke kampus. Doain lancar ya, Bund" aku pamit dan mencium tangan Bunda.
"Syifa juga sudah Zi kabarin, nanti biar pulang bareng Ana saja" imbuhku."Iya, hati-hati ya sayang. Bunda doakan semoga lancar" Bunda mencium keningku dan akupun langsung menuju Kampus untuk mengurus administrasi bea siswaku.
.
.
."Alhamdulillah semua sudah beres" kini aku bisa bernapas lega.
Setelah urusan administrasi selesai aku langsung mencari keberadaan Laras di kantin. Ya, kita sudah janjian untuk makan dulu sebelum pulang.
Sesampainya di kantin aku mulai mencari keberadaan Laras yang tak kelihatan batang hidungnya itu.
"Kamu dimana sih, Ras" lirihku.
"Hai" astaghfirullah aku kaget tiba-tiba ada yang menepuk pundakku dari belakang.
"Astaghfirullah...Laras kamu bikin kaget aja tau nggak" aku yang kesal pada ulahnya itu pun protes.
"Maaf ...maaf..hehe" jawabnya enteng.
"Tadi abis nganterin buku pinjaman bentar" tambahnya."Ouh...pantes aku cari-cari kamunya nggak ada" kataku.
"Ya udah yuk kita kesana, oh ya kamu cari tempat duduk yang kosong aku yang pesen makanan ya" dan ku jawab dengan anggukan.
Kantin ini lumayan ramai, sepertinya para mahasiswa kelaparan sebelum pulang.
Ku edarkan pandanganku ke segala penjuru arah untuk mencari bangku yang kosong.
"Disana ada bangku kosong, Alhamdulillah" batinku. Tanpa pikir panjang lagi akupun langsung menuju bangku tersebut.
Ketika aku hendak duduk tiba-tiba ada yang menabrakku dari belakang.
Bruukk
"Auuwww...siapa sih yang nabrak? Ceroboh banget dah"kataku yang dibikin kesal seketika.
Gimana nggak kesel coba? Kita yang mau duduk tiba-tiba terjatuh karena ditabrak dari belakang.
"Maaf mbak, maaf saya nggak sengaja" kata orang yang menabrak barusan.
"Mas kalau jalan lihat- lihat dong, nabrak kan jadinya" aku mulai kesal.
Beberapa pasang mata mengarah padaku yang agak sedikit emosi.
Duh belum resmi jadi mahasiswa aja sudah bikin insiden di kantin. Memalukan!!!"Iya mbak, maafkan saya. Saya sedang terburu-buru" katanya sambil mengambil bukunya yang jatuh.
Aku yang jatuh terduduk pun berdiri, siku tanganku yag sempat terbentur sudut meja berasa ngilu sekali.
"Lain kali kalo jalan nggak usah grusa grusu gitu napa mas, kalo nabrak kan kasian yang mas tabrak" aku masih kesal meski dia sudah minta maaf.
"Ada apa ini Zi? Kamu kenapa?" Laras yang baru saja datang mulai kepo apa yang baru saja terjadi.
"Maaf saya beneran nggak sengaja tadi mbak, maaf ya!"
"Ya sudah, sebaiknya lain kali hati-hati mas" aku tak mau memperpanjang masalah ini, toh aku juga tidak apa-apa.
Akhirnya suasana kembali tenang setelah laki-laki si penabrak itu pergi.
"Ya ampun Zi, kamu beruntung banget bisa ngobrol sama dia" Laras mulai bicara tak jelas.
"Beruntung?beruntung apanya Ras? yang ada sikuku sakit karena ditabrak laki-laki itu" ya ampun apa coba maksud laras bilang aku beruntung? yang ada sikuku sakit...serius!
"Iiihhh...kamu tau nggak siapa laki-laki itu" tanya laras. Akupun hanya geleng-geleng menanggapi Laras.
"Dia itu salah satu senior favorit disini, Zi. Banyak loh mahasiswi disini yang diam-diam mengagumi pesonanya disini" oh seperti itu penjelasannya.
Setelah makanan yang kami pesan datang aku lebih memilih makan daripada menanggapi ocehan laras mengenai laki-laki yang tak ku kenal barusan. Lagipula tidak baik juga membahas laki-laki yang bukan apa-apa kita yang ada malah jadi dosa.
Setelah makan selesai aku dan laras langsung menuju parkiran. Urusan hari ini sudah beres, aku dan Laras pun berpisah.
![](https://img.wattpad.com/cover/117539671-288-k391658.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Untuk Kekasih Halal
EspiritualPerjalanann panjang dan berliku dalam meraih cita dan cinta. Kerasnya hidup mampu memberikan pelajaran pada setiap insan, yang pada akhirnya membawa manusia pada kehidupan baru yang lebih baik. Inilah kisahku~ Aziza Nur Rahma