Tragedi YAOI????

553 98 211
                                    

Warning(!)

Tekan Vote sebelum membaca, hargai story Gaje ini dengan meninggalkan jejak! 👣

Terima kasih 👍

Dua minggu berlalu sejak perebutan partner itu terjadi, dan sudah dua minggu pula David terlihat uring-uringan. Padahal sebenarnya Jack tak melakukan hal yang buruk. Pemuda itu mengembalikan Clue dengan selamat lima jam setelah kepergiannya, dia bahkan dengan senang hati membelikan David Beef Steak tiga porsi sesuai janji yang tertera di memo.

Namun nyatanya hal itu tak mampu meredam gondok yang mendarah daging dalam otak David. Mungkin... dia masih menyimpan dendam yang sangat besar pada pemuda Hacker itu. Atau...jangan-jangan David menderita Jackophobia?

Oke, Abaikan kesimpulan absurd author yang terakhir...

Jika David merasa jengkel, maka sebaliknya, Jack tampak adem-adem saja, tuh. Bahkan tadi pagi pemuda itu tak sungkan menyapa si tempramen dengan riang dan senyum hangatnya.

Hell, Jack, apa kau tak melihat seperti apa wajah David saat kau menyapanya? Pria itu bagai predator yang hendak menelanmu hidup-hidup. Sepertinya kau harus belajar lagi tentang cara membedakan antara cicak dan buaya.(?)

David menghempas punggung pada sandaran kursi kerja dengan kasar. Seperti biasa, berkas-berkas menggunung itu telah menunggunya setelah kasus usai. Yah, seharusnya tumpukan berkas bukan apa-apa bagi David, sebab hal itu sudah menjadi rutinitas.

Tetapi yang menjadi masalah saat ini adalah; keberadaan 'makhluk' yang bertengger di seberang mejanya, menggantikan posisi Clue yang sedang dalam bertugas.

Makhluk itu berambut coklat dengan biji mata yang senada dengan warna rambutnya. Berwajah Asia dan cukup tampan serta penggila komputer. Dari ciri-cirinya kalian pasti sudah dapat menebak siapa makhluk itu.

Siapa lagi jika bukan Jack, si Hacker!

David melirik Jack sinis dengan ekor mata. Benar saja, sepertinya dia memang menderita Jackophobia. Terbukti dari reaksi tubuh yang tak biasa saat melirik pemuda jangkung itu. Panas, marah, geram, kesal, gerah. David sangat kesal ketika melihat senyum lembut yang tertoreh pada bibir tipis Jack.

"KYAAA WAIFU KU!!! KAWAIIII"

David menggeram dengan urat menegang. Kekesalan hatinya di perparah oleh kehadiran makhluk yang--entah--sejak kapan-- sudah duduk dan menempel padanya. Demi Tuhan, padahal masa bimbing-membimbing telah usai, namun makhluk pirang berwajah imut itu nyatanya masih cukup betah mengekori David.

"Alvin, apa yang kau lakukan? Hentikan kegiatanmu dan kembali bekerja!" tegas David dengan dahi berkedut kesal.

Rasanya jengah sekali melihat si pirang enak-enakan bersantai dengan ponsel bodohnya, sementara ia harus berkutat dengan tumpukan berkas dan sosok Jack setan yang sungguh mengganggu pemandangan.

"Saya sudah menyelesaikan tugas, Inspektur, jadi... Pak Kepala menugaskan saya untuk mendampingi Anda," Alvin berkata acuh tanpa mengalihkan fokus mata pada layar ponsel barunya. Sibuk memilah setelan gaun yang akan ia kenakan pada gadis cantik 2D miliknya.

Pemuda 18 tahun, berstatus kader---bemain game Dress up? Yang benar saja!

"Tidak perlu, terima kasih! Sekarang juga kembali ke tempatmu!" cibir David ketus.

Dua hari yang lalu! Jangan lupakan hari itu... Dia masih ingat bagaimana si pirang menumpahkan semangkuk saus tiram di atas kursinya. Alhasil, David yang tak tahu menahu---dan mungkin sedang sial---harus merasakan cita rasa saus kental menjijikan itu dengan bokongnya. Cih, Sungguh keterlaluan!

Another Side in DC's Life Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang