[Bab Ekstra] Misi Pulang

2.8K 197 33
                                    

[Winona] Curiosity sings Happy Birthday for itself on August 5.

[Ethan] Siapa Curiosity?

[Winona] rover, Ethan. Google it.

Ethan tidak pernah melakukannya.

Mencari informasi hanya mengurangi topik pembicaraannya dengan Winona nanti. Maka, disimpannya Curiosity rover dalam benak. Setelah menaruh ponsel di saku jaket, Ethan kembali mengarahkan pandangan ke panggung kecil tempat para pengisi acara festival musik mengadakan konferensi pers.

Pintu di sisi kiri panggung terbuka. Ruangan senyap. Ethan membuka catatan berisi pertanyaan yang akan dia ajukan di sesi tanya-jawab.

Dua hari lagi, batinnya. Dua hari lagi sampai dia bertemu Winona di Bandung.

*

"Siapa Curiosity?"

Ponsel di tangan Winona nyaris jatuh ke lantai. Gadis itu mendelik ke arahnya. "Katanya baru sampai bandara?"

Ethan memindai ruang kerja Sound&Beat yang lengang. Sebagian staf sedang mencari berita, sebagian lagi berburu santap siang. Selain Winona, ada Akbar yang sempat berpapasan dengan Ethan di lantai satu. Dia juga tidak terlalu kaget mendapati Winona masih berkutat di depan laptop. Jika ada satu orang yang rela mengorbankan waktu makan siang demi tenggat pekerjaan, Winona orangnya.

"Makan bareng, yuk?" Ethan duduk di samping Winona. "Sekalian dengar tentang Curiosity."

"Kemarin aku minta googling enggak dituruti? Mau aku carikan biar kamu baca sendiri?" Di layar laptop Winona, jendela baru peramban Chrome terbuka.

"Asam lambung kamu nanti naik." Sekarang, Ethan menaruh tiga bungkus roti di meja.

Winona mendesah dan menyambar roti isi pisang-keju. Dia masih enggan menatap Ethan lama-lama-tanda kekesalannya bukan hanya bersumber dari kemalasan Ethan mencari Curiosity. Ethan menggeser kursi mendekati Winona, lalu menempelkan keningnya di pundak gadis itu.

"Maaf kalau aku pergi terlalu lama, Wine," bisiknya. "Aku tidak bisa menolak-"

"Siapa yang enggak pengin dapat tawaran ngeliput festival musik di Singapura? Aku juga mau," Winona memotong. "Bukan itu masalahnya, Ethan. Aku cuma... aku enggak tahan. Ingat waktu kita hanya bisa ketemu dua kali sebulan karena kamu harus ikut tur ini-itu? Terus liputan mepet kayak kemarin bukan yang pertama. Can you just settle? Enggak harus di sini pun oke selama kamu punya jadwal kerja tetap."

Ethan mengangkat kepala. "Bahkan kalau aku kerja di Rolling Stone?"

"I don't mind." Lawan bicaranya menoleh. Sekarang, Ethan dapat melihat wajahnya yang kusut. "Aku juga butuh waktu sama kamu. Di luar kantor. Di luar konser. Di luar konferensi pers. Karena aku pacaran sama kamu, bukan dengan pekerjaan kita."

Winona melahap roti sambil melanjutkan tulisannya. Bentuk protes kalau dia juga bisa sama sibuknya dengan Ethan.

*

Ada banyak alasan yang membuat Ethan tertarik menjadi jurnalis lepas. Tidak terikat rutinitas membebaskannya dari kejenuhan. Fleksibilitas waktu, meski poin ini semakin tidak relevan mengingat pekerjaannya makin menumpuk. Pemasukannya mungkin kurang stabil. Namun, seiring berjalannya waktu, Ethan dapat memasang standar penghasilan sendiri yang bisa lebih besar daripada gaji staf kantoran.

Di sisi lain, hal ini jadi masalah untuk hubungannya dengan Winona.

Ethan menemani Winona sampai jam makan siang habis. "Aku ada di indekos kalau kamu mau bertemu," pesannya sebelum pergi. Di angkot yang mengantar Ethan ke Dago, dia mencari infomasi sebanyak mungkin tentang Curiosity; berharap rover itu akan memecahkan ketegangan di antara mereka.

The PlaylistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang