ㅡ People didn't change, they just showed up their true identity trough time passing by.
ㅡㅡ✨ㅡㅡ
"Sekalinya pacaran, bisa gitu lo berubah gini hyun?" Dongho asal nyeletuk saat melihat Minhyun tak melepas pandangannya dari layar handphone.
"Ha?" Minhyun yang ditanya cuma menjawab seadanya. Ya gitu, kupingnya kadang agak bolot, apalagi kalau sudah fokus dengan satu kegiatan, tak ada yang bisa mengusiknya.
Minhyun memang baru kali ini berpacaran. Ah, tidak, sebenarnya dia pernah berkencan, tapi hanya via online, ya sebut saja pacar dunia maya. Hubungan yang sangat aneh, karena Minhyun bahkan sangat jarang bertemu dengan cewe yang diklaimnya sebagai pacar. Bahkan Minki yang notabene adalah pecinta anime, pernah merasakan yang namanya berpegangan tangan dengan kekasihnya, tapi Minhyun? Skinship pertamanya adalah dengan mahasiswi praktek di sekolahannya.
"Hyun!" Kini Jonghyun sedikit berteriak setelah perkataannya tak digubris Minhyun sama sekali. Tapi yang dipanggil hanya menaikkan alisnya dua kali, lalu kembali fokus pada layar bercahaya ditangannya.
"Kampred emang." Dongho sedikit memelankan suaranya, takut kena catet sama sang pencabut nyawa Kim Jonghyun. "Kebiasan kalo udah chat sama dek kyulkyung sukanya lupa diri. Bisa gitu ya? Si batu akik serius sama pacarnya? Padahal pacaran aja ga becus. Romantis ga bisa." Dongho nerocos ga jelas, dan hanya dilihat aneh oleh Jonghyun sama Minki. Tumbenan Dongho banyak omongnya, biasanya cuma bisa marah marah ga jelas.
"Ha?" Minhyun kini melepaskan handphonenya. Ya, Kyulkyung harus menemui guru pembimbingnya, jadi mau tidak mau percakapan via chatting itu harus terpending beberapa waktu. "Kenapa?" Tambahnya singkat lalu menyeruput es teh yang sudah tak terlihat lagi esnya.
"Bodo ah, bolot kadang Minhyun mah." Minki merajuk, ya gitu, sifat manja anak bungsu memang susah dilepaskan.
Jonghyun merebut gelas es teh Minhyun, membuat Minhyun sedikit geram, hampir saja dia mengeluarkan kata umpatan. Untung tidak kelepasan, bisa hancur reputasinya sebagai ketua osis.
"Kenapa?" Minhyun memfokuskan pandangannya pada Dongho dan Jonghyun yang ada didepannya, sedangkan Minki lebih memilih bergulat dengan telepon gengamnya.
"Lo berubah beneran kan, hyun?" Dongho menelisik, dia tau persis tabiat kawan seperjuangannya itu. "Gue tau lo dari jaman sd, lo itu sekalinya bosen bisa langsung pergi gitu aja."
Jonghyun mengamini. Mereka sudah bersama lebih dari 7 tahun lamanya, jadi mereka sudah tau persis sifat dan karakteristik masing-masing. Apalagi Minhyun yang dari dulu memang terkenal kaku dan mudah bosan.
Minhyun tidak berselera menjawabi pertanyaan dua sahabat didepannya, dan lebih memilih menganggu aktifitas bermain game online Minki, yang berhasil membuat Minki mencak-mencak tidak karuan. Minhyun terbahak, tapi kemudian terdiam saat menyadari tatapan tajam Jonghyun dan Dongho.
"Gue berusaha sebaik gue buat jadi cowok yang bener." Minhyun menghela nafas panjang.
Jonghyun menatap Minhyun, dilihatnya lelaki berparas tampan itu dengan seksama. Terlihat sedikit keraguan dari air mukanya. Jonghyun tau benar dengan gelagat Minhyun, sudah hapal. Air muka itu bukan air muka yang ia harapkan. Apa Minhyun akan mengulang hal yang sama? Meninggalkan orang yang ia sayang begitu saja, hanya karena kejenuhan yang sesungguhnya tak seberapa. Jika melihat bagaimana Minhyun berubah, sepertinya rasa sayangnya pada Kyulkyung itu bisa dibilang cukup kuat. Minhyun bukan tipe yang bisa melakukan hal-hal manis, ia mengungkapkan perasaannya dengan cara yang berbeda.
"Hyun, lo kan awam sama yang namanya pacaran romantis nih, mending lo ga usah pake segala belajar dari buku. Lo pasti bisa berubah kalo emang itu jalan lo. Jangan berlagak jadi orang yang sempurna didepan Kyulkyung." Petuah Jonghyun membuat keempat cowo itu berfokus padanya. Dasar dia memang menantu idaman mertua. Sudah tampan, dijamin akan mapan, dan pengertian, ditambah religius dan nggak neko neko. Fiks bibit unggul.
"Tapi jangan terus kaku gitu, sekali kali cewek tu butuh pengertian, perhatian, jangan cuma fokus sama game, futsal deelel kalo lgi libur. Sekali kali jalan gitu sama dia." Tambah Jonghyun dibalas dengan tepukan tangan Dongho dan Minki.
Minhyun mengelak. Dia menjelaskan bagaimana ia selalu tepat waktu menjemput Kyulkyung. Ia selalu mengajaknya jalan ke mall. Tak pernah sekalipun dia berfikiran untuk menduakan Kyulkyung. Dia juga selalu menuruti mau Kyulkyung, belakangan juga dia sering melakukan hal manis yang kadang membuatnya jijik sendiri.
"Itu kaya lo punya kewajiban ke Kyulkyung, sadar ga sih kalo lo itu kaya nganggep Kyulkyung cuma adek?" Cerocos Yuha yang datang entah dari mana dan duduk disamping Minki. "Ada ga sih waktu dimana rasanya lo gabisa tanpa dia? Yang bener bener lo ngerasa kehilangan dia bahkan pas lo baru aja ketemu?" Tambahnya.
Minhyun hanya terdiam. Benar. Selama ini yang dia lakukan hanya seperti rutinitas kewajibannya, bukan sesuatu yang bisa membuatnya berdebar. Lalu? Benarkah apa yang dia lakukan kini? Benarkah dengan perasaan yang dia rasakan kini? Batin Minhyun berteriak. Ia sadar, yang selama ini ia lakukan belum pernah membuatnya berdebar, meskipun sebenarnya ia juga tak keberatan dengan rutinitasnya itu. Tapi dasar Minhyun memang batu, dia masih merasa hubungan yang ia jalani baik baik saja. Lagipula usia hubungannya baru seumur jagung.
"Jujur, gue sendiri bingung sama perasaan gue." Batin Minhyun.
KAMU SEDANG MEMBACA
LET HER GO ㅡ Minhyun x Kyulkyung
Historia Cortaㄴ only know you love her when you let her go, and you let her go; ㅡ passenger ㄱ kisah seorang Hwang Minhyun dan segenap kasih sayangnya pada Joo Kyulkyung. "..... but sometimes; we have to let go." ㅡ minhyun. ⓒ2017 bbywind. [ some chapter are priva...