“Jadi, gimana?”
Juli terdiam. Dia benar-benar harus pulang dan mempersiapkan sesuatu tapi Ansel menahannya dan malah menyatakan perasaannya! Demi Tuhan, Juli sedang buru-buru. Ini hari ulang tahun Romy! Juli juga yakin Ansel diundang nanti malam, tapi dia malah ... ah, sudahlah.
“J?”
“Sel, makasih banyak atas perasaan lo ke gue. Gue bener-bener ngehargain hal itu. Tapi, untuk saat ini, gue belum bisa bales perasaan lo.” Jawab Juli to the point. Sungguh, dia merasa jahat sekali pada Ansel. Tapi bagaimana lagi? Ansel salah memilih hari!
“Lo nggak mau nyoba dulu? Siapa tau –“
“Lo mau perasaan lo dijadiin bahan percobaan?”
Ansel terdiam. “Sesuka itu sama Romy?”
Juli menelan ludah dan seketika membisu. Bagaimana Ansel tahu?
“Jangan kaget. Semua orang juga kayaknya langsung bisa nebak kok kalau liat lo.” Ansel terkekeh pelan. “Yah, mungkin kecuali Romy. Dia kan nggak peka. Kita semua juga tau.”
Juli bernafas lega. Dia tadi sudah khawatir kalau-kalau Romy juga tahu bagaimana isi hatinya!
“Jadi? Bener?” Ansel ingin memastikan.
“Hmm.”
“Kesel juga gue lama-lama liat kalian.”
“Hah?”
“Enggak. Ya udah, kalau lo emang nggak bisa nerima perasaan gue. Makasih karena udah jujur ya.”
“Thanks to you too, Sel. You deserves someone better.”
“I hope so, J.”
Juli tersenyum kemudian berdiri.
“Gue bakal ngusulin sesuatu sebagai orang yang mau lo bahagia.” Kata Ansel tepat sebelum Juli melangkah.
“Maksudnya?”
“Bilang. Sebelum terlambat.”
Juli berpikir. Apa yang Ansel maksud adalah perasaannya untuk Romy?
Walaupun masih belum paham betul, Juli mengangguk. “Makasih.”
“Iya. Sampe ketemu nanti ya.”
Juli kembali mengangguk dan kali ini dia berjalan keluar. Sebelum pulang dan ke pesta ulang tahun Romy, Juli harus mengambil kadonya dulu. Dan sialnya, seolah semesta tidak bisa diajak berkompromi, hujan turun dengan derasnya.
Juli mengeluarkan ponselnya, hendak memberitahu orang tuanya kalau dia pasti datang terlambat. Tapi, sebuah pesan masuk dari Dinda menyita perhatiannya.
Dinda: di mana lo? pestanya kacau, romy sama miranda berantem
Jantung Juli berdegup cepat. Tidak. Seharusnya tidak ada apapun atau siapapun yang menghancurkan hari ulang tahun Romy.
Dinda: mereka putus. lo di mana?
Juli lemas.Apa-apaan yang sedang terjadi ini?
Masa bodoh dengan hujan, Juli akan menerobosnya.
Dengan membawa kado yang sudah ia pesan untuk Romy, masih dengan seragam sekolahnya, Juli akhirnya sampai di depan rumah Romy dengan keadaan basah kuyup.
Perempuan itu masuk ke dalam, membuat suasana yang sudah terasa tegang di sana semakin tegang. Padahal tidak banyak yang tersisa. Hanya orang tuanya, orang tua Romy, Dinda, dan beberapa teman dekat Romy. Miranda juga sudah tidak ada di sana.
“Mi?”
Romy yang sedang duduk menyendiri di tangga mengangkat kepalanya. Lelaki itu terlihat lelah.
“Selamat ulang tahun.” Kata Juli memberikan pelukan singkat. Seharusnya, singkat. Tapi Romy menahannya ketika dia hendak melepas pelukannya.
“Mi, gue basah. Nanti lo basah juga.”
Romy tetap tak bergerak. Seolah tidak peduli kalau basahnya Juli memang mulai merembes padanya.
[]
KAMU SEDANG MEMBACA
Bukan Romeo dan Juliet
Short StoryIni cuma sedikit peristiwa cukup penting dalam hidup Romeo Adnan dan Julia Anadhira. Bukan kisah cinta tragis tapi romantis milik Romeo dan Juliet.