Azalea dan Lilac: Cinta Pertama

8 1 0
                                    

"Sae Bin, apa kau sudah dengar rumor itu?"

Aku tidak menyadari kehadiran Geum Hee dan cukup terkejut ketika ia berbisik di telingaku. Hari ini cukup panas dan membuat kepalaku sedikit pusing sehingga aku tidak terlalu memperhatikan sekitarku. Melihat Geum Hee dengan full make up seperti biasanya, tebakanku dia begitu menikmati musim panas ini rupanya. Meskipun sudah berada di penghujung musim panas tapi entah kenapa rasanya melebihi chobok, jungbok dan malbok .

"Rumor? Tentang apa?"

"Pak Guru Cho!"

"Eh? Apa itu cepat katakan."

"Pak Guru Cho adalah siswa SMA tingkat akhir, dia hanya setahun diatas kita. Rumor ini sudah beredar di tempat bimbingan belajar ini."

Pak Guru Cho adalah senior setahun diatasku? Aku memang berfikir dia masih sangat muda untuk menjadi seorang guru, tapi tebakanku mungkin saja dia adalah mahasiswa. Tapi rumor yang mengatakan dia masih siswa SMA benar-benar tidak bisa dipercaya. Bagaimana bisa dia mengajar siswa kelas dua SMA? Aku tidak habis fikir bagaimana ketentuan yang diterapkan mengenai kualifikasi guru di tempat bimbingan belajar ini.

"Jangan bercanda, jika memang seperti itu bagaimana bisa Pak Guru mengajar disini?"

"Rumornya lagi, tempat bimbingan belajar ini adalah milik keluarganya. Kau bisa percaya itu?"

"Apa? Geum Hee lebih baik kau hentikan omong kosong ini. Kepalaku juga sedang sakit jadi jangan menambah fikiranku lagi."

"Heii, aku serius Sae Bin. Keluarga Pak Guru Cho adalah keluarga akademis, ayahnya adalah seorang rektor universitas sedangkan ibunya adalah seorang guru. Benar-benar kualifikasi keluarga terbaik, bukan? Jadi tidak heran Pak Guru sangat cerdas, lihat saja keluarganya."

Geum Hee tidak bisa berhenti menyebarkan gosip tentang Pak Guru Cho dan keluarganya. Jujur saja aku tidak terlalu percaya dengan rumor seperti itu, karena aku bukan tipe gadis yang suka bergosip. Tapi jika memang Pak Guru masih berstatus pelajar SMA, berarti tidak diragukan lagi dia adalah pria yang jenius. Memikirkan bahwa aku menyukai pria seperti dirinya membuatku jadi malu-malu sendiri. Ternyata aku tidak salah menyukai pria. Disatu sisi aku berharap rumor tentang Pak Guru Cho benar adanya, bagaimanapun juga itu bukanlah hal yang buruk.

Aku benar-benar tidak bisa konsentrasi dengan pelajaran hari ini, bukan karena cerita Geum Hee tentang Pak Guru tapi aku merasa tubuhku benar-benar lelah hari ini. Hingga jam belajar berakhir sakit di kepalaku masih belum hilang. Aku berusaha keras untuk menyembunyikannya, bagaimanapun juga ini bukan pertama kalinya penyakitku kambuh di sekolah maupun di tempat bimbingan belajar. Hal yang biasa aku lakukan adalah merebahkan kepalaku ke atas meja sebentar saja, setelah itu akan merasa lebih baik.

Sudah 20 menit berlalu setelah pelajaran selesai, hari juga sudah mulai gelap tapi kepalaku masih belum merasa baikan. Aku mendengar suara langkah kaki di lorong kelas, bunyinya cukup kuat untuk menandakan bahwa langkah itu menuju ke arah kelasku. Mungkin saja itu adalah penjaga yang bersiap untuk mengunci pintu karena memang hari sudah malam.

"Siapa disana? Apa kau baik-baik saja?"

Suara seorang pria yang terdengar cukup berat ditelingaku, tapi kekuatanku masih belum cukup untuk mengangkat kepala dan menoleh dengan siapa sebenarnya aku berbicara. Tiba-tiba pria itu menurunkan sedikit badannya dan berjongkok, wajahnya tepat berhadapan dengan wajahku. Samar-samar aku bisa mengenali garis wajah pria ini, sama sekali tidak mirip dengan penjaga malam tapi lebih mirip...

Rain-CarnationTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang