Bab 5

118 6 0
                                    

Karena gue selalu salah di mata lo

--Vira Alkania--

...

Tik,tok,tik,tok...
Suara detik jam mengiringi jari-jemari Vira yang menari di atas meja seakan sedang menekan tuts-tuts piano. Mata gadis itu tertuju pada buku yang berada di depan nya, lembar demi lembar di balik nya.

"Vira" panggil nenek nya dengan suara parau yang berada di depan pintu kamar nya. Membuat Vira mengalihkan pandangan dari buku ke arah nenek nya.

"Kamu dapat undangan" ucap neneknya sambil menyodorkan selembar kertas undangan.

"Dari siapa?" tanya Vira.

"Tante Sonya, perjamuan makan malam kantor. Papa kamu kan masih di luar kota jadi gak bisa dateng, kamu wakili papa mu ya"

"Tante Sonya" tanya nya memastikan. Yang di jawab dengan anggukan nenek nya.

"Kapan?" tanya nya lagi.

"Malam ini"

"Malam ini, mendadak banget nek"

"Kaya nya Vira gak bisa dateng deh nek" ucap Vira bohong, bukan karena tidak bisa datang melainkan ia belum siap bertemu dengan mereka.

"Vira ini tante Sonya, lagian kamu udah lama gak ketemu. Sebentar aja, nenek juga nanti dateng" ucap neneknya meyakinkan.

"Okey Vira ikut"

...

Gadis itu turun dari mobil dan berjalan bersama nenek yang berada di samping nya. Beberapa pilar men-julang tinggi di dalam ballroom. Karpet merah di gelar panjang menuju pintu utama. Saat sudah berada di dalam gedung yang cukup besar dan megah. Mereka disambut oleh seseorang, yang biasa dipanggil Sonya.

"Malam sayang, apa kabar udah lama gak ketemu makin cantik aja" ucap wanita yang berada di hadapan nya. Sambil cepika-cepiki dengan Vira dan nenek nya.

"Baik tante, tante apa kabar"

"Tante baik, dan sekarang lebih baik pas ketemu kamu" puji nya lagi.

"Hhe, Tante bisa aja"

"Papa mama, mana gak dateng" tanya nya. Sepertinya Sonya belum tau tentang kabar mama nya. Vira bingung akan menjawab apa, gadis itu menatap nenek yang berada di sebelah nya.

"Kak Vira" teriakan keras dari belakang membuat mereka mencari arah suara.

"Hey, tenyata kamu" ucap Vira membuka tangan, yang di balas dengan pelukan.

"Kakak kemana aja Stella kangen" tanya Stella dengan murung.

"Kakak pindah rumah, tapi sekarang kamu gak usah sedih lagi. Karena kakak udah pindah ke sini lagi kok"

"Yeay" sahut Stella

"Mana tante Nia dan om Ferdi" tanya gadis kecil yang berada di depan Vira.

Yang dimaksud Stella adalah mama papa Vira.

"Itu m-,.. " Belum sempat menjawab Vira diajak Stella untuk pergi dari ballroom menuju ke balkon atas.

"Mah, Stella ke balkon ya" tanya Stella pada mamah nya.

"Jangan bikin kak Vira repot ya" jawab Sonya. Karena ia tau sekali anak perempuan nya itu, pasti akan meminta sesuatu yang bisa di bilang tidak masuk akal.

"Iyaiya"

...

Balkon luar terasa begitu dingin. Malam membawa angin bersamanya. Tak membiarkan hangat menyelimuti malam. Mungkin semua orang tidak akan tahan berada di sana, berbeda dengan dua orang yang duduk di kursi panjang sambil menatapi bintang di langit.

"Kakak inget gak waktu itu" ucap Stella

"Waktu itu Stella, kak Vira, dan abang buat tenda kemah di depan rumah" sambung nya. Vira mengerti dengan apa yang di bicarakan Stella saat ini. Entah sudah berapa lama kejadian itu terjadi mungkin sekitar lima atau enam tahun yang lalu. Cukup lama bukan, tapi Vira masih ingat dengan semua itu.

"Kakak ingat, kamu waktu itu bilang mau jadi bintang kan" jawab Vira sambil menunjuk bintang yang paling terang di antara lainnya.

"Tapi itu dulu"

"Kenapa?"

"Kata abang setiap orang yang meninggal akan jadi bintang di langit. Termasuk oma dan opa" sambung Stella sambil menatap Vira.

"Mungkin mama ada di langit menjadi bintang" ucap Vira.

"Maksud nya" tanya Stella bingung

"Stella" panggil seseorang dari pintu balkon. Mata cowok itu menatap Vira yang berada di samping adik kesayangan nya itu.

"Eh, abang. Sini ada kak Vira, pasti abang kangen kan" ucap Stella sambil menepuk kursi samping.

"Cie abang ngeliatin kak Vira mulu" goda Stella. Tanpa menjawab, Stella menarik abang nya untuk duduk.

"Abang temenin kak Vira bentar ya, Stella mau ke dalem bentar" tanpa persetujuan abang nya, Stella langsung masuk ke dalam

Hening sesaat..

"Lo ngapain di sini" tanya nya pada Vira.

"Bokap gue gak bisa dateng jadi gue yang gantiin"

"Gue minta maaf" sambung Vira menyesal.

"Gue gak butuh maaf lo" ucap nya sambil pergi dari balkon dan meninggalkan Vira sendiri.


~.~


Menurut kalian abang nya Stella siapa ya?


Ada yang bisa tebak ?

Jangan lupa Voment ya guyss...

Puisi Terakhir Untuk Vira Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang