Aku ingin jadi bintang yang selalu ada untuk bulan.
--Devin Anggara--
...
Beberapa pilar menjulang di dalam ruangan putih dengan karpet merah yang terpasang sepanjang tempat acara berlangsung. Beberapa orang sibuk membicarakan bisnis ataupun sibuk membicarakan sosialita dan saling meninggikan diri sendiri. Hanya ingin terlihat sempurna dimata orang lain. Seperti itulah mereka."Hey Vira sayang" ucap seseorang yang baru saja duduk di depan Vira.
"Apa kabar Vira" seringgai Diana.
"Ngapain lo disini" tanya Vira yang terkejut akan kehadiran Diana.
"Lo lupa papa gue pebisnis"
"Dan gue kesini untuk perjamuan makan antara pebisnis. Oh iya, gue denger papa lo tanam saham di perusahaan gue"
"Gue heran aja sama papa gue, kok mau ya kerja sama, sama keluarga ga bener" sambung Diana mengejek.
"Oh ya, gue juga heran kenapa ada orang kaya lo di dunia ini, Bitch!!" balas Vira dan pergi keluar gedung ber-kabin itu.
Diana masih terpaku dengan ucapan Vira barusan "Kurang ajar" dengan refleks Diana melempar gelas yang berada di dekat nya...
Brakk..
...
"Sendiri aja" tanya Devin yang melihat Vira duduk di taman depan gedung perjamuan. Vira yang melihat Devin tetap diam membisu.
"Ga masuk dingin diluar" ucap Devin sambil melepas jas yang ia pakai dan memakai-kan jas di tubuh mungil Vira.
"Thanks"
"Gimana" tanya Devin.
"Apanya"
"Soal papa kamu" Vira yang mengerti arah pembicaraan Devin langsung mengeleng.
"Ga usah di bahas" ucap Vira menatap Devin.
"Mau sampe kapan kamu kaya gini"
"Gue butuh waktu"
"Waktu itu ga adil"
"Kenapa" tanya Vira bingung.
"Dia bisa baik untuk saat ini, tapi suatu saat nanti dia akan jadi jahat"
"Kalo lo jadi gue, lo akan milih jadi bulan atau matahari" tanya Vira menatap gemerlap bintang di langit.
"Kalo kamu?" tanya Devin balik.
"Matahari"
"Kenapa"
"Sinar bulan akan kalah sama matahari, dan matahari akan selalu terlihat kuat" jawab Vira spontan.
"Kalo aku lebih milih bulan" ucap Devin.
"Kenapa"
"Mungkin bulan memang akan kalah dari matahari. Tapi seenggak nya bulan masih punya bintang yang masih ada walau tau kekurangan bulan" jawab Devin sambil tersenyum simpul.
"Nih" ucap Devin memberikan buku bergambar kupu-kupu yang sendari tadi dipegang nya.
"Ini apa? " tanya Vira bingung.
"Baca aja"
Saat Vira akan membuka buku itu Devin langsung menahan tangan Vira "Jangan disini nanti aja dirumah" dan dibalas anggukan Vira.
"Bang Devin dicariin papa" teriak Stella di ambang pintu masuk ruang perjamuan.
"Jaga baik-baik, yaudah aku kedalem dulu" ucap Devin dan pergi meninggalkan Vira yang masih menatap buku itu.
...
Sepulang perjamuan Vira langsung membuka buku pemberian Devin tadi.
BISSMILAH
Teruntuk kamu VIRA ALKANIA. ini aku buat sejak kamu pergi sampai sekarang. Sekarang pemilik buku ini udah kembali datang dan udah saat nya ini ada di tangan kamu. JADI MILIK KAMU.
INI AKU KATANYA
AKU YA AKU,
AKU DEVIN ANGGARA.
BUKAN JAIN MALIK APALAGI JASTIN BIBER.
KAMU KENAL AKU?
BRARTI AKU TERKENAL.
PADAHAL AKU GA KENAL KAMU
ITU DULU...
KATANYA TAK KENAL MAKA TAK SAYANG.
KAMU, VIRA ALKANIA BUKAN.
JIKA IYA,
AKU MAU KASIH TAU SATU HAL KE KAMU.
KALO AKU SEKARANG UDAH KENAL KAMU.Itulah pembukaan buku berwarna hitam dengan gambar kupu-kupu pemberian Devin.
Dan setelah nya di lembar selanjutnya berisi bait-bait yang sangat puitis di lidah orang yang membaca.
~.~
Holla..
Yang ngerti puisi diatas siapa hayo..
Maaf jarang update bukan karna ga mau ngelanjutin ataupun udah dibuang.
Tapi karena masih mau kelulusan sekolah jadi banyak ujian, termasuk ujian ketemu mantan. HuaaaDoain author lulus babe
Maybe
Yang udah baca harap baca ulang karna ada kesalahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puisi Terakhir Untuk Vira
Teen Fiction"SAKIT" "SAKIT" "Apakah harus se-sakit ini?" Itu yang Vira rasakan Kenangan itu muncul di benak Vira, seperti memenuhi isi pikiran kepala nya. Sejak ia datang kembali, di saat yang tidak tepat. Pertemuan tak sengaja itu membuat kebencian yang telah...