TEN : Confession

2K 203 9
                                    

"Jungkook-ah..........."

Suara jimin semakin lemah dan cakra yg keluar dari tubuhnya semakin tipis. Pandangannya semakin buram dan semuanya menjadi gelap.

Ibu ratu yg melihat puteranya jatuh pingsan dengan segera menahan tubuh anaknya itu agar tak jatuh ke tanah.

"Avexora!!!!!"

Ratu terus menatap Wajah jimin yg semakin pucat dan menahan sebisanya tubuh jimin yg lemas. Ratu kemudian memanggil beberapa pengawalnya dengan suara yg amat sangat khawatir untuk segera membawa jimin dan jungkook pergi dari tempat itu.

"Bawa mereka kembali ke istana. Angkat Perlahan! Cepat!"

Titah ratu segera dilaksanakan. Beberapa pengawal memapah tubuh jimin dan jungkook perlahan, membawa mereka kedalam tandu. Setelahnya, ratu dan para pengawalnya segera melesat, kembali ke kerajaan.










Dua buah kelopak mata bergerak perlahan, menampakkan dua bola mata besar dan bulat milik pria bersurai hitam yg terbangun dari tidurnya. Ah bukan, bukan tidur. Tapi kehilangan kesadaran yg singkat.

"Aakkhhh~"

Jungkook mengerang sambil memegangi kepalanya yg pening teramat sangat. Ia mencoba untuk duduk perlahan dan memfokuskan penglihatannya menoleh ke sekitar.

Sebuah ruangan ekstra besar....

Hitam... Merah... Emas...

Jubah hitam keemasan yg tergantung di sisi kanan ranjangnya...

Ranjang king size dengan motif era klasik dengan tirai berenda emas....

Selimut ekstra tebal yang menyelimuti dirinya...

Dan....

Tunggu.....

Apa????

Menyelimutinya???

Jungkook membulatkan matanya sempurna. Ia mendapatkan kesadarannya kembali saat ia menyadari dirinya sedang ada di tempat asing. Apa dia diculik??? Tidak mungkin. Penculik mana yg mau memberi fasilitas seperti hotel bintang 5 seperti ini kepada tawanannya. Tapi— Ini juga bukan kamar asramanya. Lalu dia dimana?

Jungkook semakin mengedarkan pandangannya bingung. Ruangan ini sangat sepi. Hanya ada dirinya yg masih duduk diatas ranjang berselimut sutra ini. Ia mencoba mengingat-ingat kejadian terakhir yg ia lalui sebelumnya.








"Keparat! Berani2nya kau menyentuh milik pangeran? Kau pantas mati."

Samar samar jungkook mendengar suara jimin yg berteriak dari jarak yg tak jauh dari tempatnya berdiri sekarang.

'Ji-jimin hyung?' ia membatin.

Tunggu..... Tangannya sakit sekali. Ia merasa tangannya terikat sangat kuat diatas kepalanya. Ia ingin menggerakkan tangannya tapi apalah daya, membuka matanya saja rasanya seperti mengangkat sebuah batu besar. Sulit...

"Aaakhhh!!"

Lagi. Suara teriakan dan erangan kembali masuk ke dalam indera pendengaran jungkook. Tapi kali ini bukan suara kakak tingkatnya tetapi...

[ BTS ] JiKook - "Behind"Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang