PRANGG!!
Jungkook merasakan tubuhnya melemah dan tanpa sengaja menyenggol sloki soju miliknya hingga jatuh ke lantai dan pecah. Sejak kecil jungkook memang dilarang ibunya untuk menyentuh alkohol karna ibunya tak ingin jungkook menjadi pecandu seperti ayahnya. Ayah jungkook terkenal pemabuk dan suka berjudi, dan sebenarnya ayahnyalah yg menjadi alasan terbesarnya untuk kuliah di seoul.
Pernah satu kali jungkook sangat frustasi dengan keadaan rumahnya yg bisa dibilang memprihatinkan. Ibu dan ayahnya bertengkar setiap hari karna ayahnya yg tak henti dikejar banyak hutang dari rentenir untuk berjudi. Jungkook pada saat itu mengikuti saran temannya untuk minum sebotol soju untuk meringankan emosinya. Dan baru dua teguk soju yg ia minum, ia harus berakhir di rumah sakit.
Melihat jungkook yang nyaris terjatuh dari tempat duduknya, jimin spontan berusaha menahan tubuhnya. Jimin kemudian berpindah untuk duduk disamping jungkook, kemudian mengelus punggung jungkook pelan.
"Kau mabuk bocah"
"M-mwo?? Aku?? mabuk?? Aniya~~"
Jungkook menatap jimin yang berada di sampingnya itu berusaha meyakinkan jimin bahwa ia tidak mabuk. Ia jelas masih mendengar ucapan jimin. Tetapi jimin yang melihat wajah jungkook yang memerah dan matanya yg mulai sayu yakin kalau bocah ini mabuk. Ia kemudian berteriak untuk memesan sesuatu.
"Haish jinjja!! Ibu!! Tolong susu cokelat hangatnya satu ya!"
"Hyung~ aku tidak perlu—"
"Jika kau menentangku lagi, pulanglah sendiri dan jangan berani menyapaku lagi"
Kata2 jungkook dengan cepat disambar telak oleh jimin dengan kata2 yang dingin dan penuh dengan penekanan. Jungkook lebih memilih untuk diam dan menurut. Ia teringat bagaimana sikap jimin kalau sedang diluar kendalinya. Ia tak ingin melihat itu disini.
Seorang pelayan menghampiri meja mereka dan menyuguhkan segelas susu cokelat hangat yang disambut oleh jimin. Jimin mendekatkan gelas itu ke mulut jungkook dengan perlahan.
"Minumlah dulu~"
Jungkook meraih gelas itu dan menurut untuk meminum susu cokelat itu hingga habis. Setelah itu jimin menegakkan tubuh jungkook pelan, membiarkan jungkook menyanggah kepalanya yg masih pusing itu dengan tangannya, sedangkan ia pergi ke kasir. Setelah membayar tagihannya ia kembali ke meja mereka dan memapah jungkook pelan untuk membantunya berjalan.
"Hyung... Kau membayarnya ya?? Kan sudah kubilang akan kutraktir"
"Tetap saja akan kubayar."
Jimin berujar sambil berjalan perlahan memapah jungkook sampai ke mobilnya. Jimin membuka pintu mobil dan mendudukkan jungkook pelan di jok mobilnya kemudian merendahkan sandaran joknya agar jungkook lebih nyaman. Setelah itu ia menutup pintu dan masuk lewat pintu lainnya kemudian menyalakan mesin.
"Hyung.... Maaf aku merepotkanmu...."
"Tidurlah~" ujar jimin pelan sambil memakai sabuk pengamannya.
"Gomawo....."
Jimin tidak menjawab ucapan jungkook dan mulai menjalankan mobilnya untuk melesat kembali ke asrama. Sesekali ia melirik jungkook yang sejak tadi hanya memandang keluar kaca mobil dan tidak sedikitpun menoleh kearahnya. Awalnya jimin menyangka jungkook tidur, ternyata tidak. Jungkook masih terjaga. Jungkook tengah sibuk meruntuki dirinya sendiri dalam hati.
'Sial! Menyebalkan!! Kenapa sudah sebesar ini aku masih belum bisa minum alkohol? Payah!'
Jungkook bungkam seribu bahasa hingga mereka sampai di parkiran asrama. Jimin yang melihatnya juga tak berniat untuk memulai percakapan. Ia keluar dan membuka pintu satunya. Ia menggendong jungkook di punggungnya dan kemudian berjalan ke arah asrama.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BTS ] JiKook - "Behind"
FanficSemua orang juga tau bahwa dunia manusia memang berdampingan dengan dunia yg "lain", salah satunya dengan makhluk halus penghisap darah yg biasa kita sebut "vampire". namun apa jadinya jika para vampire itu diperbolehkan keluar dari dunia mereka dan...