Jimin dengan sengaja menggoreskan pedangnya pada pipi kiri yugyeom.
"- kau pernah melukai milikku disana"
Setelah itu jimin menggenggam tangan jungkook erat dan menariknya keluar dari tempat itu. Jungkook yang ada di genggaman jimin hanya bisa pasrah terseret keluar. Langkah kakinya hanya bisa melangkah mengikuti langkah kaki jimin yang memimpin jalan, tetapi matanya? Mata jungkook tak bisa lepas dari yugyeom yang sedang kesakitan di dalam kurungan penjara. Dengan mata kepalanya sendiri ia harus melihat jimin menyiksa yugyeom. Walaupun ia tak tau apa yg membuat jimin setega itu pada yugyeom, namun bagaimanapun yugyeom tetap sahabatnya.
Netra berwarna merah dan besar milik jungkook masih terus memperhatikan yugyeom yg tertunduk disana, dengan tangan terikat dan lengan bersimbah darah, sampai akhirnya batang hidung yugyeom tak bisa ia lihat lagi sampai ia dan jimin keluar dari ruang penjara itu.
Jungkook mengalihkan pandangannya, menatap punggung tegap milik jimin yg berbalut jubah hitam kebesarannya melangkah di depannya. Sepanjang langkah mereka keluar dari ruangan yugyeom, jimin tak berujar sedikitpun. Wajahnya pun tak ia tolehkan pada jungkook yg sejak tadi menatapnya dari belakang, tentu dengan tangan yg masih saling bertautan.
"H-hyung~ kau-"
Jimin seketika menghentikan langkahnya tanpa membalikkan badannya untuk sekedar menatap jungkook saat mendengar suara lembut milik jungkook yg angkat bicara. Mungkin sekedar ingin mencairkan suasana. Tapi, bukan mencair suasana hati milik jimin, sang pangeran malah merasa lebih buruk. Ia baru menyadari apa yg telah ia lakukan didalam tadi. Di depan mata kekasihnya ia menunjukkan sikap yg tak seharusnya ia tunjukkan di depan jungkook. Dan kini ia marah. Bukan marah karna jungkook melihatnya. Tapi marah karna dirinya yg terlalu bodoh.
"Jika kau takut padaku kembalilah ke ruangan eomma. Ada yg mau kuurus dibawah."
Tanpa menunggu jawaban dari jungkook, jimin melepaskan genggaman tangannya dengan cepat dan meneruskan langkah kakinya menuruni anak tangga menuju ruang rapat dibawah. Sesekali ia mengacak surainya kasar dan berujar dalam hatinya.
'Sial!! Seharusnya kusuruh jungkook kembali sebelum hal itu ia lihat. Pabo'
Persetan dengan rasa bersalahnya pada jungkook, hatinya jauh lebih tidak tenang dengan musuh yg sedang tertawa di depannya. Melihat penyerangan yg terjadi tadi, surat yg ia terima, dan informasi yg ia dapat dari yugyeom membuatnya lebih tidak tenang. Ia bersumpah pada dirinya sendiri akan menghabisi siapapun yg berani mengusik hidupnya. Terlebih kalau sampai menyakiti jungkook dan ibunya.
Jimin mempercepat langkahnya dan langsung memasuki ruang rapat. Ia disambut beberapa pasukan khusus yg telah disiapkan ibunya sebelumnya yg sekarang memberikan hormat setia mereka pada jimin.
"Yang mulia. Apakah kami harus menyerang sekarang?"
"Jangan. Musuh kita ada di luar istana. Menurut informasi yg kudapat, mereka ada di dunia manusia. Sementara, jadilah mata-mata"
"Baik yang mulia. Tapi, siapa yg harus kami mata-matai?"
Jimin menatap lantai dengan kening yg berkerut. Tangannya mengepal dengan sangat kuat pertanda ia sangat marah. Masalah lain, ia tak tau siapa dalang dibalik semua ini.
"Aku tidak tau pasti. Tapi-"
Jimin mengangkat kepalanya dan menatap pasukannya dengan wajah yg amat serius.
"Tapi karna yugyeom ada disini, sepertinya pamanku terlibat"
Seluruh pasukan saling berpandangan dan mengangguk cepat. Mereka semua pasti tau siapa yg jimin panggil dengan sebutan 'paman'. Siapa yg tidak mengetahui paman dari jimin? Seorang pengkhianat kelas tertinggi di kerajaan. Dan pastinya, buronan yg telah lama dicari pihak kerajaan.
KAMU SEDANG MEMBACA
[ BTS ] JiKook - "Behind"
FanficSemua orang juga tau bahwa dunia manusia memang berdampingan dengan dunia yg "lain", salah satunya dengan makhluk halus penghisap darah yg biasa kita sebut "vampire". namun apa jadinya jika para vampire itu diperbolehkan keluar dari dunia mereka dan...