Jamuan(?)

580 57 24
                                    

Kemas sangat senang melihat perkembangan adiknya semakin maju, adiknya semakin hari semakin menenggelamkan kesedihannya dan kembali menjadi Aline yang selalu ceria, usil, dan berisik.

Seperti pagi ini, Minggu. Aline membantu ibu memasak kue dan lauk-pauk. Aline bernyanyi ria selama memasak, suaranya tidak terlalu merdu, tetapi masih bagus didengar. Sedangkan Kemas merapikan rumah, memetik buah dan sayur-mayur segala rupa. (Bagian belakang jangan baca sambil nyanyi sip😂)

"Bu, kenapa hari ini harus memasak banyak kue dan banyak lauk?"

Ibunya hanya tersenyum. Tiba-tiba sahabatnya datang dari pintu belakang, sejak kapan dia ada di halaman belakang? Dan untuk apa?

"Ibu lo mau buat acara kedatangan gue, Al!" Yuwina langsung mengambil sendok dari tangan Aline dan mengaduk isi panci; sup ayam.

"Dih, jijik gue dengernya."

"Hari ini teman-teman kakakmu, dan Yuwina serta Badran ibu undang untuk makan bersama."

Aline terlihat bingung, ada perayaan apa ini?
"Emang ada yang ulang tahun, atau, apa bu?"

"Nggak ada! Anggep aja ibu mau kenal sama teman-teman dekat kalian!" Ibu mengambil kue dari oven.

Yuwina tersenyum cerah, dirinya dan Aline sangat suka makan. Tapi, heran, mengapa badan mereka tetap kecil. Hanya pipi saja yang bertambah menggembung.

Aline, ibunya, dan Yuwina menata ruang tamu. Rumah ini akan ramai, meja makan pun tidak muat untuk meletakkan kue-kue dan lauk-pauk yang mereka masak tadi.

Dalam beberapa menit, ruang tamu yang cukup luas ini sudah selesai di tata rapi. Teman-teman kakaknya satu-persatu telah datang. Tidak lupa, Badran juga sudah datang dari tadi.

"Ce, gue mau mandi dulu deh kayaknya. Ibu juga mau mandi. Tolong jagain dapur bentar sama Bader, nggak pa-pa, ya?"

Yuwina dengan senang hati menunggu dapur, ia tidak tinggal diam ketika melihat Aline dan ibunya melupakan minuman apa yang akan dibuat.

"Kayaknya gue harus buat es buah deh." Yuwina terlihat berfikir sejenak, melihat sekelilingnya.

"Gue bantu deh motongin buahnya, ya!" Badran menjadi relawan sementara yang sangat baik.

"Yaudah, itu kan tadi kak Kemas metik buah nanas dan buah naga. Di kulkas tadi ada melon, semangka, pier sama rambutan. Kita buat sop buah?"

Badran terlihat berfikir sambil mengupas buah itu satu persatu.

"Gimana?" lanjut Yuwina.

"Bazenggg."

Dalam 20 menit semua sudah mereka kerjakan, Yuwina menyuruh Badran mencuci alat-alat yang sudah mereka gunakan tadi.

Ketika semua sudah berkumpul, Aline, ibunya, dan Kemas pun sudah berbaju rapi.
Mereka duduk tenang sambil mengobrol ria. Tiba-tiba, laki-laki dengan celana jeans selutut dan dipadukan dengan baju kaos serta jaket yang sengaja tidak dikancing datang dengan cool tanpa bersalah.

"Maaf, Kem. Gue telat dikit."

Yang benar saja, Kemas mengundang temannya untuk datang pukul 10.30 pagi menuju siang dan laki-laki itu datang pada pukul 11.24. Datang rasa tidak bikin dosa.

"Si dugong datang rasa kayak nggak bikin dosa! Kurang siang." Bisiknya pada Kemas.

"Ya masuk, Jing! Jangan diri aja depan pintu." ujar Kemas menyuruh Jingga masuk.

Jingga masuk dan duduk berhadapan dengan Kemas.

"Lo manggil gue 'Jing' kayak gue anjing aja"
"Jing jing jing." protesnya. Lalu harus Kemas panggil apa? Aneh.

Di sebelah kiri Kemas, dudukla Aline dengan raut wajah datar diikuti Yuwina juga Badran. Di sebelah kanan ada ibunya yang sudah cantik dengan make up tipis.

"Baik, tante mau bilang makasih buat kalian yang udah dateng."
"Ehh, nggak usah panggil tante. Panggil ibu aja, ya!"

Semuanya terlihat mengangguk dengan antusias mendengarkan apa yang tuan rumah ucapkan.

"Ibu senang bisa kenal orang-orang yang dekat dengan anak-anak ibu, jangan sungkan sama ibu. Anggap ibu juga seperti orang tua kalian." Ibunya Aline berkata lembut dan berwibawa dengan suara khasnya.

***

"Yang masak, siapa Kem?" tanya Keenan.

"Aline sama ibu, yang diujung mah tinggal ngaduk-ngaduk doang." Kemas menunjuk Yuwina dan dibalas dengan cengiran kuda saja oleh Yuwina.

"Enak banget gila."
"Sumpah ini enak banget."
"Ibu sama adek lo jago banget masaknya."
"Ini buat sendiri? Mantep!"

Sorak ramai teman-teman Kemas ketika mencicipi kue dan lauk yang tersedia.

"Weee, ada sop buah. Ini siapa yang buat?" Keenan kembali bersuara setelah mencicipi sop buah yang dibuat Yuwina dan Badran.

Kemas bingung, sejak kapan ada sop buah.
"Paling ibu yang buat." jawabnya singkat.

"Eh eh eh, itu yang buat Yuwina sama Badran, lho!" Aline berseru.

"Wah seger banget, sama kayak yang buat! Manisss..." Keenan mencoba menggoda Yuwina.
"Yuwina ya, bukan lo." ucap Keenan dengan tawanya menunjuk Badran.

Sementara Jingga hanya menyantap makanannya, sesekali Jingga melirik ke arah Aline lalu fokus kembali ke makanannya.

"Gadis berisik yang banyak ekspresi seperti bocah itu, pintar masak? Nggak di ragukan lagi. Ini sunggu lezat." batin Jingga memuji masakan Aline.

Hari minggu yang sungguh melelahkan. Teman-teman Kemas; Keenan, Aldo, Jingga, Nadya, Arion dan Rafa berpamitan pulang.
Teman-teman Kemas sangat ramah pada adiknya, senang melihat teman-temannya bisa kenal keluarganya. Apalagi tadi seorang teman Kemas yang bernama Aldo berjanji akan mengajari Aline bermain piano dan gitar. Aline sangat senang dan menunggu janji teman kakaknya itu.

"Gue sama Yuwina juga mau balik, ya! Udah sore." ucap Badran.

"Iya, pulang aja nggak pa-pa. Makasih kalian tadi udah bantuin buat minumannya." Aline memberi senyum terbaik kepada sahabatnya kini.

"Ah, itu mah biasa. Nggak usah pake makasih segala!" giliran Yuwina menoyor kepala Aline.

"Yaudah kita pulang dulu, ya! Bye!" Yuwina dan Badran melambaikan tangannya dan dibalas lambaian tangan juga oleh Aline.

"Hati-hati."

Huft sungguh hari yang melelahkan!

To be continue......

Elegi Senja dan JinggaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang