Jaejoong memberengut, andai Junsu tidak bisa berbuat apa-apa, ia memang harus libur bekerja. Seminggu dapat skorsing apa yang akan ia lakukan? Mungkin ia akan lebih aktif untuk membuat video di chanel Youtube miliknya. Atau jalan-jalan seharian, agar sang ibu tidak cerewet."Baiklah, Su. Aku akan menerima hukuman ini," ucapnya lesu, meski dalam hati ia sangat kesal dengan sikap semena-mena CEO mereka.
Bayangkan, bagaimana bisa ia diskorsing hanya karena tak sengaja menumpahkan jus? Demi apa saja itu insiden tidak disengaja, kenapa tidak ada toleransi sama sekali. Ia menggeram mengingat kejadian itu. Sialnya ia tidak fokus pada wajah pria angkuh itu, jadi ia tak mengingat dengan baik.
"Tidaaaaak, Jae! Tidaaaak!" Junsu berteriak yang melengking.
Jaejoong menatap gadis imut yang memang suka sekali berteriak, karena divisi mereka sudah sering mendengar itu, jadi semua biasa saja. Entah bagaimana jika divisi lain yang mendengar teriakan Junsu yang bagaikan bebek terjepit di pintu.
"Kenapa Su? Kau kan tidak bisa berbuat apa-apa, aku juga hanya bagian timmu. Kita mana bisa melawan CEO angkuh itu!" ini adalah sikap berpasrah Jaejoong walau sebenarnya ia ingin sekali mengkonfrontasi pria itu.
"Aku akan bicara dengan, bos! Pokoknya kau harus tetap bekerja, aku tidak bisa menyelesaikan perencanaan untuk produk terbaru yang akan dikeluarkan minggu depan! Sebagai tim perencanaan kita harus lebih baik agar tidak ada keluhan dari divisi pemasaran!"
Mata Junsu berapi-api, gadis itu sangat bersemangat ketika bekerja. Dan memang benar kata Junsu, mereka harus lebih inovatif dalam segala hal. Karena jika penjualan anjlok divisi mereka juga akan ikut terseret dalam masalah.
Jaejoong menyadari bahwa posisi divisi mereka di perusahaan amat penting. Dan semoga saja pria angkuh itu akan membatalkan skorsingnya. "Kau yakin? Jika dia tidak mau bagaimana?" Jaejoong hanya ingin meyakinkan bahwa Junsu berani menghadapi bos mereka.
"Aku memiliki cara lain! Ayo ikut denganku, kita akan ke ruangannya!" Junsu melangkah lebih dahulu.
Melihat Junsu yang membelanya habis-habisan, Jaejoong pun bersemangat. Ia akan membantu Junsu berjuang agar skorsingnya segera ditarik.
.
.
.Tiba di lantai ruangan sang CEO, Jaejoong dan Junsu berpandangan. Ruangan di lantai ini seperti kosong. Well, di sini hanya ada ruangan CEO, asisten CEO, ruang rapat eksklusif serta sofa tunggu untuk para tamu yang menunggu jadwal bertemu sang CEO.
Tidak ada sekretaris yang biasa duduk di depan meja sana. Kening Jaejoong bertaut, ia lantas menatap Junsu yang juga terheran-heran.
"Kemana sekretaris," gumam Junsu dan melangkah masuk ke dalam.
Nihil, tidak ada orang satu pun di sini. Mengambil ponselnya, Junsu menelepon seseorang. Gadis itu mengisyaratkan agar Jaejoong menunggu.
"Dimana Yunho? Sekretarisnya pun tidak ada sama sekali!"
Dengan gaya yang sangat berani, Junsu menyebut nama sang CEO. Emosinya dengan segala hal tentang Jaejoong sudah diambang batas.
"Yunho sedang ke Jepang selama beberapa hari bersama asistennya, tapi sekretarisnya tidak pernah dibawa setahuku. Kemana gadis itu?"
Memutar bola matanya, Junsu menghela napas. "Mana aku tahu, Chun! Itu urusanmu, kemana sekretaris ini pergi seharusnya kau memberi skorsing padanya bukan pada temanku!"
"Hey, Junsu! Bukan aku yang memberi skorsing tapi Yunho, kau..."
"Aku akan melaporkan kinerja sekertaris Yunho ketika dia datang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
When CEO Fallin' Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / No Bash. Highest Rank. #32 in Fanfiction. #22 in Fanfiction. #21 in Fanfiction. #20 in Fanfiction. #16 in Fanfiction. #8 in Fanfiction. #5 in Fanfiction.