Seperti keinginan Yunho, setelah menyantap makanan, mereka menyudahi kunjungan di acara ini. Changmin sudah menunggu di depan, ketika mereka keluar dari rumah besar. Tak ada perbincangan yang terjadi antara Jaejoong dan Yunho.Mereka sibuk dengan pikiran masing-masing. Hingga dipertengahan jalan, ponsel Jaejoong berdering. Ia segera mengangkat ponsel dan melihat nama penelepon adalah Heechul.
Segera Jaejoong mengangkat panggilan sang teman. Mulutnya terbuka lebar tatkala Heechul langsung berbicara tanpa jeda.
"Joongie, maaf sekali hari ini kau tidak bisa menginap di apartemenku! Han Gege ku tiba-tiba ada di depan apartemen. Aku sendiri terkejut. Aduh, aku minta maaf Jaejoongie, kau bisa minta tolong rekan kerjamu kan atau kau bisa minta tolong bosmu, maaf ya Sayang!"
"Tapi Chullie..."
Belum sempat ia menyelesaikan kalimat telepon terputus. Jaejoong menggigit bibir bawahnya. Sial sekali kenapa pria China itu tiba-tiba muncul. Ia akan tidur dimana malam ini? Sedangkan ia sudah mengirimi ibunya pesan teks dan memberitahu bahwa ia akan menginap di apartemen Heechul.
Jaejoong menjilat bibir bawahnya. Ia bergerak-gerak dalam duduknya dan mengundang Yunho menatapnya. Bagaimana ini? Ia akan menjadi gelandangan selama semalam. Atau ia menyewa motel dan... Ah tidak, ia tidak mau menyewa motel. Menyewa motel pun sangat mahal.
"Kenapa wajahmu kusut Jae?" pertanyaan itu tercetus dari bibir Changmin yang mengemudi.
Jaejoong berdecak, sepertinya ia tidak memiliki pilihan selain berkata jujur. Siapa tahu Changmin bisa membantunya. "Temanku barusan menelepon, dia mengatakan bahwa kekasihnya dari China tiba. Dan aku tidak bisa menginap di sana."
Mengerjap, Changmin melirik ke belakang. "Lalu aku mengantarmu kemana?"
Mengendikkan bahu, Jaejoong memajukan bibirnya, "Entahlah, aku tidak tahu. Aku tidak memiliki pakaian ganti, tasku, sepatu, baju kantorku, ada di rumahnya. Uuh bagaimana ini, aku juga tidak bisa ke rumah."
Changmin bingung maksud gadis itu tidak bisa kembali ke rumah. Tapi Changmin juga merasa iba dengan Jaejoong. Melirik Yunho, Changmin lantas berdeham, "Aku bisa saja menampungmu, tapi aku kan tinggal bersama orang tuaku. Jadi aku tidak ingin mereka salah paham."
Jaejoong mengerti maksud Changmin, meskipun hatinya sedikit mencelos tapi toh Changmin benar. Ia dan pria itu bisa dikatakan memiliki hubungan spesial. Walau Jaejoong sendiri tidak keberatan diperkirakan begitu. Hanya saja Changmin yang memiliki tambatan hati yang keberatan. Padahal di awal melihat pria itu ia merasa sedikit berdebar.
"Tidak apa-apa, aku mengerti. Turunkan aku dimana saja, atau di tempat sauna. Biar aku tidur di sana!"
Mendengar itu mata Yunho terbuka lebar. Sama dengan Changmin, tapi Changmin bersikap pura-pura biasa saja. Mengetahui sikap Yunho, pria itu ingin tahu bagaimana tanggapan Yunho.
"Kau bisa menginap di hotel sementara," ujar Yunho masuk ke dalam obrolan.
Jaejoong menoleh kepada Yunho, itu adalah solusinya tadi. "Tidak, aku harus menghemat! Sauna lebih hemat."
"Kenapa tidak menginap di rumahmu, Bos?" Changmin berdeham setelah mengatakan itu.
"Min," tegur Yunho dan menghela napas.
"Aku serius Yunho, rumahmu masih besar jika hanya menampung Jaejoong. Lagi pula kau tega membiarkan gadis serta pegawai perusahaanmu sendirian di sana padahal dia habis membantumu di acara klien bisnismu!"
Jika dipikir-pikir Changmin benar. Yunho tidak akan tega, tentu saja. Tapi gadis itu Jaejoong, dan lagi Yunho tak pernah membawa gadis sebelumnya ke rumah. Menjilat bibirnya, Yunho melirik gadis itu yang memelas.
KAMU SEDANG MEMBACA
When CEO Fallin' Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / No Bash. Highest Rank. #32 in Fanfiction. #22 in Fanfiction. #21 in Fanfiction. #20 in Fanfiction. #16 in Fanfiction. #8 in Fanfiction. #5 in Fanfiction.