Spontan, Yunho menutup telinganya. Ia menatap nyalang Junsu yang masuk tanpa permisi. Gadis itu juga dengan beraninya bertolak pinggang dan menatapnya dengan pandangan yang tajam. Demi apa saja, Yunho tidak suka ketidak sopanan Junsu.Ia memicingkan mata ketika gadis itu tiba di depannya. "Apa yang membuatmu ke ruanganku sepagi ini dengan amat tidak sopan?" tanyanya dengan gaya menyindir yang kental.
Junsu menggeram, gadis itu lantas bersedekap dengan pongah. Menantang sang CEO yang dirasa sudah terpancing amarah. Well, sengaja Junsu bersikap demikian, tak peduli andai Yunho marah kepadanya.
"Aku tidak bisa terima kau memberikan skorsing pada bawahanku!" sahutnya dengan suara meninggi.
Ah, jadi itu masalahnya Junsu datang sepagi ini dan menyapa dengan amat manis. Yunho bersandar pada kursi nyamannya, "Itu pantas untuknya!"
Sebelah alis Junsu terangkat. Tidak mengerti bagaimana cara pandang Yunho sehingga kesalahan sekecil itu pun tidak termaafkan. "Dia tidak sengaja! Kau terlalu..."
"Arogan! Diktaktor! Aku sudah sering mendengar tentang itu," sambung Yunho pada kalimat yang akan diucapkan Junsu.
Astaga, menghadapi pria ini memang harus ekstra sabar. Junsu heran dengan Changmin yang begitu tahan dengan sikap Yunho. Mendengus, Junsu berucap dengan sengit, "Aku tidak mau tahu, sampai sekarang bawahanku masih tetap bekerja! Kau tahu sendiri betapa sibuknya divisi kami dengan segudang perencanaan untuk perusahaanmu."
Mendengar hal itu Yunho menggeram, ia tahu Junsu memang berani padanya karena gadis itu memegang kepala divisi perencanaan yang amat penting. Tapi, ia tidak suka dilawan. Dan Junsu sudah keterlaluan.
"Kau sudah terlalu lancang denganku, Su!" geram Yunho.
"Eoh? Kenapa? Kau pikir aku takut?" tantang Junsu dengan mengangkat tinggi dagunya.
Yunho mengembuskan napas. Junsu merepotkannya. Dan sebagai atasan ia harus menertibkan pegawai seperti Junsu. "Jadi maumu dia tidak perlu aku skorsing begitu?"
Mengangguk, Junsu mengiyakan, "Tentu saja!"
"Baiklah, aku akan mencabut skorsingnya," jawab Yunho dengan seringaian telak yang terlihat.
Junsu menatap pria itu, mengetahui watak Yunho, Junsu menunggu pria itu kembali berucap.
Yunho terkekeh karena Junsu tidak berbicara sama sekali, ia berdecak dan bertanya dengan nada rendah, "Kau memang mengingingkan itu kan?"
Junsu tersenyum, gadis itu menarik kursi di depan Yunho. "Kalau aku bilang ya, kau akan bagaimana?"
Memutar bola matanya, Yunho mengambil bolpoin, ia membuka dokumen yang tadi ia ambil sebelum Junsu datang dan menandatanganinya. "Seminggu?"
"Itu cukup."
"Serius ingin menggantikan skorsingnya?" Yunho melirik seraya menutup dokumen.
"Kenapa tidak? Aku sudah bertingkah kurang ajar padamu agar kau memecatku, aku juga tidak bisa memberikan surat pengunduran diri karena terikat kontrak dengan perusahaanmu. Kau tahu, aku tidak bisa menghadapinya."
Yunho menghela napas, ia menatap sekilas gadis yang nyaris terisak dengan mudah di depannya. "Sudah beberapa bulan Su, dan kau masih belum bisa melupakannya?"
Junsu tertawa kering seraya menyapu tetesan air matanya. "Kau tidak pernah mencintai seseorang seperti aku mencintainya kan, Yun? Jadi kau tidak akan mengerti bagaimana sakitnya hatiku walau hanya melihat wajahnya saja."
Yunho memang tidak tahu bagaimana rasanya menjadi Junsu yang masih mencintai Yoochun. Tapi, tak ada gunanya mengharapkan Yoochun yang sudah bersama gadis lain bahkan hendak menikah.
"Baiklah, kau menggantikan skorsingnya. Harus ada seseorang yang menanggung kesalahan!" ujar Yunho dengan tegas.
Terkekeh Junsu, berdiri dari kursi dengan segera, "Terima kasih, tolong jangan buat masalah dengan bawahan sekaligus teman karibku, Yun."
Semestinya Yunho lah yang mengatakan itu pada Junsu dan memintanya menyampaikan pada bawahan gadis itu. Ia tertawa saat Junsu melangkah keluar ruangannya.
Berdecak, Yunho tidak pernah mengerti cara pikir Junsu. Ia menggeleng dan kembali berkutat dengan dokumen yang harus ia tanda tangani.
***
Selesai dengan berbagai dokumen, Yunho meminta Changmin memeriksa semua dokumen yang sudah ia tanda tangani, karena ia tak bisa mengecek satu-satu. Yunho menatap sang asisten yang sedang serius duduk di sofa. Ia mengambil ponsel dan melihat pesan teks yang dikirimkan oleh Changmin.
Membukanya, Yunho mengklik link yang diberikan oleh Changmin. Baru memutar video, ia mendengar musik yang sering diputar di beberapa tempat hiburan.
Memperhatikan seorang gadis yang sedang duduk di depan mic yang dipasangkan filter suara. Wajah gadis itu tidak begitu asing. Kening Yunho mengkerut saat si gadis mulai menyanyikan lirik lagu pertama dari flashlight.
"When tomorrow comes, i'll be on my own. Feeling frightened up, the things that I don't know. When tomorrow comes. Tomorrow comes. Tomorrow comes."
Penilaian Yunho untuk suara si gadis bagus. Tapi yang membuat ia bingung kenapa ini video cover song? Bukankah Changmin bilang ini adalah link beauty blogger yang mereview kosmetik mereka? Apa Changmin salah memberinya link.
Ia mendongak menatap pria itu yang ternyata menatapnya dengan senyum. Seperti paham apa yang akan ia katakan Changmin menjawab semua pertanyaan tak terucapnya.
"Dia cover song karena diminta oleh sponsor yang memberinya produk, setelah itu dia akan mulai memberi review produk kita. Nikmati saja Bos, suaranya bagus," ujar pria itu dengan santai.
Changmin menghela napas, ia mulai fokus kembali ke ponsel. Menikmati lagu yang dibawakan oleh si gadis yang tak ia duga berbakat dalam bidang tarik suara. Kenapa gadis ini memilih menjadi beauty blogger bukannya mengikuti training di sebuah perusahaan entertaiment.
Ia yakin andai gadis ini menjadi artis banyak yang akan mengidolakannya. Beberapa raut wajah serta mimik si gadis terlihat dengan jelas ketika video berlangsung. Yunho tak bisa menampik bahwa gadis ini cantik. Maka dari itu pikirannya tentang menjadi artis andai si gadis mau mungkin akan terwujud. Well, mungkin saja gadis itu memang seorang training di salah satu perusahaan. Ia mana tahu.
Setelah lagu yang dinyanyikan selesai, gadis itu tersenyum. Menjauhkan mic nya dan mulai menyapa para pengunjung youtubenya. Yunho terkekeh dengan gaya gadis itu yang terkesan sedang mengajak orang bicara.
Ketika melihat si gadis mengeluarkan set kosmetiknya, Yunho mulai fokus. Berbagai macam perbincangan si gadis ia dengarkan dengan baik. Ia memang tidak mengerti tentang make up dengan baik, dan komentar gadis itu tentang produk terbaru mereka sangat baik. Wajah gadis itu memang cantik alami lantas setelah memakai beberapa produk dari perusahaannya, gadis itu terlihat sangat cantik, flawless dan glowing.
Secara keseluruhan ia puas mendengar hasil dari review si beauty blogger. Menekan screen kembali, Yunho tak sengaja melihat berapa berapa ratus ribu kali video ini di tonton padahal baru di upload beberapa hari yang lalu.
Lantas tanpa sengaja juga ia melihat nama akun yang ada di sana. Mata Yunho terbelalak dan mulutnya sedikit terbuka.
"Jeje underscore Kim, ya si beauty blogger adalah pegawai yang kau skorsing seminggu, Bos. Aku melihat kau sangat menikmati videonya," Changmin berdeham setelah mengatakan itu, pria ini menyindir dengan telak Yunho.
.
.
.Eyd ga beraturan, typo dimana" -bow- no edit.
Sempetin upd, perut perih tadi keknya maag ini u,u .
Thank for voted dan komentar.
.
.
.
KAMU SEDANG MEMBACA
When CEO Fallin' Love
FanfictionYunJae / GS / DLDR / No Bash. Highest Rank. #32 in Fanfiction. #22 in Fanfiction. #21 in Fanfiction. #20 in Fanfiction. #16 in Fanfiction. #8 in Fanfiction. #5 in Fanfiction.