[ O.5 ] 🌴

24 16 2
                                    

~ Jangan Paksa.. boleh? ~

Di dalam Cafe 2 jam kemudian, aku tak sadar bahwa hari menjelang sore karena aku sangat merasa nyaman dengan cowok ini. Mulai dari, menceritakan kesan pertama saat bertemu, hewan peliharaan, makanan enak sampai ke pelajaran.

"Hahahahaha" tawaku bersama samuel bersamaan di dalam cafe.
I think we are so close right now.

"Oh jadi kau susah pelajaran matematika yaa? Aku pasti akan selalu bersedia mengajarimu kalau mau" ujar Sam padaku karena tau aku kesulitan matematika.

"Really? Oh Thank you Sam!" Ucapku padanya dengan penuh semangat karena aku bisa berteman dengannya.

Dia raih tanganku dan menggenggamnya dengan tangannya yang sangat hangat dan lembut di atas meja

"Bukan cuma itu saja kok, semua pelajaran juga boleh. Saat kau kesusahan, i'll be there for you" katanya sambil tersenyum padaku.

Rasanya jantungku berdebar kencang.
Ingin sekali ku memeluknya karena memperbaiki mood'ku tapi tidak boleh seperti itu. Jujur, dia sangat baik dalam memperbaiki Mood seseorang.

"Thanks ya Samuel. Berkat kamu mood'ku kembali baikan" ucapku berterima kasih yang ke sekian kalinya pada samuel. Namun ada satu hal yang ingin ku tanyakan padanya dan aku punya kesempatan sekarang.

"Sam, mengapa kau bisa menemukanku di pantai ini?" Tanyaku padanya.

Dia hanya terdiam sejenak lalu menjawab "Aku selalu jalan-jalan di pantai kok" katanya.

"Ooh jadi begitu ya? Boleh bertanya lagi?" Tanyaku padanya yang di jawab dengan anggukan darinya.

"Maaf mungkin ini mengganggu atau sudah menyangkut pribadi. Jika kau tak mau jawab juga tak apa. Kenapa kau tak bergaul?" Tanyaku lagi padanya lalu menatapnya.

"Aku tak dapat menjawabnya fany! Aku minta maaf" jawabnya singkat padaku lalu meminum kopinya.

"Oh baiklah.. maaf juga sudah bertanya" kataku padanya lalu ikut minum kopi juga.

"Anyway, ini sudah sore. Mau ku temani pulang?" Tawarnya padaku sambil menatapku dengan pose wajah di pangku oleh kedua tangan yang di sandarkan di meja memegang kedua pipi di wajahnya.

"Baik-" tak selesai ku bicara, perkataanku terpotong karena aku terkaget ketika seseorang menarikku berdiri dari kursi yang kududuki di cafe yang sepi ini.

Dia menarikku hingga aku berdiri dari tempat yang kududuki lalu memelukku dan aku dapat merasakan jelas dada bidangnya karena ia menarikku dan memelukku.

"Tidak usah repot-repot, akulah yang akan pergi mengantar Fany. Denganku dia aman" ucap cowok itu dengan begitu dingin.

"A-Andrew, apa maksud ini?" Tanyaku kebingungan dengan perlakuannya padaku yang tiba-tiba memelukku.

"Apa maksudmu? Kau baru saja berpikir kalau aku akan melukainya?"
Tanya samuel dengan nada dingin.

"Tidak.. tidak.. bukan begitu.. maksudku, mengantar fany pulang itu adalah kewajibanku" jawab

Tuk

Samuel menarikku dari Pelukan Andrew lalu memelukku, sama seperti yang dilakukan Andrew padaku. Entah mengapa mereka berdua seperti anak-anak yang memperebutkan boneka beruang di malam hari saat ingin tidur.

Aku tak dapat bergerak karena pelukan mereka itu sangat kuat dan di tambah lagi badanku yang kecil ini bukan tandingan dua cowok tinggi ini.

"He-hey? Bisa tolong lepaskan aku?" Tanyaku pelan dan agak ketakutan.

COCONUT 🌴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang