[ O.9 ] 🌴

13 11 3
                                    

~ Me, Myfriend and Love ~

"Apa yang terjadi? Kenapa kau terlihat murung?" Tanyaku pada Samuel karena sedari tadi dia murung terus.

"Fany, apa kau terluka?" Katanya balik bertanya padaku tanpa menjawab pertanyaanku.

"Ehm aku baik-baik saja tida-"

"Bohong!" Ucapnya memotong perkataanku.

"Kau di tampar! Kau pasti terluka! Aku sama sekali tak terima siapapun menyakitimu" lanjutnya sambil menundukkan kepalanya tanpa mau menatapku. Dia terlihat seperti anak kecil seperti itu.

Aku senang kalau dia peduli padaku dan dia juga menjagaku seolah aku ini adik perempuan kesayangannya yang masih berumur balita.

Di tengah angin yang sejuk bertiup kencang, daun-daun berjatuhan dan suara burung berkicauan menyanyikan lagu yang merdu, aku yang duduk di taman sekolah bersama Samuel mulai mendekatkan jarak dudukku dengan Samuel.

"Tak apa-apa.. ini hanya luka biasa saja dan sakitnya cuma di awal. Sekarang sudah mereda dan kejadian itu pula sudah terlewatkan. Lagi pula jika kau tak datang tadi, mungkin aku sudah di siksanya" kataku lalu menyandarkan kepalaku di bahunya.

Dia menatapku dan memelukku sambil menyandarkan dagunya di bahuku.
"Tolong jangan terluka lagi..." bisiknya pelan di telingaku dengan nada yang sangat sedih.

"Iyaa aku janji aku takkan terluka lagi"
Ucapku lalu membalas pelukannya.
Tiba-tiba aku merasakan sesuatu yang basah di pundakku.

'Wa-wait! Apa dia menangis?'
Batinku sambil membulatkan mataku.

"Sa-Samuel? Kau menangis?" Tanyaku pelan padanya. Dia menanam kedua matanya di pundakku lalu menjawab pertanyaanku.

"You know? Aku khawatir sekali.. Hiks"
Jawabnya dan mulai menangis.

"Sa-Samuel sudahlah tak apa" ujarku padanya lalu mengusap rambutnya.

"Tapi kau jadi tak ikut ulangan dan tak ada izin untuk mengulang. Apa kau tak khawatir?" Tanyanya.

"Samuel, itu bukan kesengajaan jadi tak apa. Kau sendiri? Kau malahan ikut perkelahian tanpa ikut ujian"

"Aku hanya ingin melihatmu berhasil" ujarnya sembari menyeka air matanya sendiri.

"Iyaa maafkan aku.." ucapku lalu memeluknya.

Kriiing

Bel pulang berbunyi aku melirik jam tangahku ternyata memang sudah waktunya utuk pulang.

"Samuel aku pulang dulu ya" kataku lalu bangkit dari dudukku.

"Mau aku temani?" Tanyanya lalu ikut berdiri.

"Tak usah repot-repot. Aku akan pulang bersama teman-temanku dan kami selalu pulang bersama" jelasku lalu pergi meninggalkan Samuel dengan lambayan tangan.

.

Aku menunggu teman-temanku di tempat biasa. Namun sudah 1 jam dan mereka tak kunjung datang jadi aku bergi jalan kaki sendirian.

Aku berjalan menyusuri beberapa gang tempat biasanya aku pulang. Di salah sebuah gang sempit, aku bertemu ketiga temanku yaitu Jane, Esther dan Lily sedang bersandar di dinding gang.

COCONUT 🌴Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang