Chapter-i [Durasi]

56 9 5
                                    

Play Video diatas.
"Simple Plan - When I'm Gone (Acoustic)"
Dengarkan sambil membaca.

--ㅇ--

Semua sahabatku berkumpul disebuah ruangan berukuran 4x4. Aku duduk di sofa bersama Tanjung.

"jam berapa bro?" tanyaku ke Tanjung.

"Jam...bu monyet" jawab Tanjung dengan niat membuatku tertawa.

"hahahaha tai lu. Seriusan ini" aku tertawa.

"Lah elu kan pake jam tangan. Jam tangan rusak? ganti lah bro." tegur Tanjung setelah melihat jam tanganku.

"Ohiya bener" jawabku yang baru sadar kalau jam tangan aneh ini masih terpakai. Kulihat jam tanganku dan waktu menunjukkan pukul 15.03.

"Tanggal?" tanyaku lagi.

"22" Jawab Tanjung yang sedang menikmati Teh.

"Bulan?" tanyaku sekali lagi.

"Siang kok nyariin bulan, gak waras nih" canda Tanjung.

"Gue nanya sekarang bulan apaaaa." Aku merasa sedikit kesal.

"Oktober" jawab Tanjung yang menyadari kekesalanku.

"Sekalian lengkap aja bisa gak? tahun berapa? ngasih info kok satu-satu" aku semakin kesal.

"Pertanyaan macam apa coba? orang mana yang gak tau sekarang tahun berapa? 2020! lagian lu tanyanya satu-satu, jadi gue jawabnya satu-satu" entah kenapa Tanjung merasa lebih kesal -,-

Berbeda dari sebelumnya yang setelah dari menjelajah kemasa lalu aku kembali ke masa ku sendiri, tapi kali ini aku terdampar dimasa depan, 5 tahun didepan masaku.

Aku tak tahu harus berbuat apa, aku tak mengetahui apapun yang terjadi sejak 2007. Aku tak banyak berbicara saat sahabatku sedang bercengkrama, aku hanya mendengarkan untuk mencari tahu apa saja yang terjadi. Satu hal yang kuyakin, aku masih bersekolah di SMA yang sama, karna aku masih bersahabat dengan mereka.

Setelah medengarkan mereka, aku mengetahui beberapa hal. Aku sekarang sedang berada di Makassar, aku seorang jaksa, aku belum menikah. Itu yang kutahu tentangku. Alya dan Fudhail bersama sejak SMP, mereka sempat putus saat Kelas 3 SMA dan kembali bersama saat tahun ke-2 kuliah.

"Jadi karna Alya tidak di Palu, dan tidak janjian buat temuin gue, dia gak kecelakaan dan masih hidup?" renungku senang karna Alya masih hidup, dan juga sedih karna aku bukanlah yang mendampinginya.

"Ohiya, kalo mereka bareng sejak SMP, berarti mereka jadi karna gue ngasih info ke Fudhail dong?" Aku berpikir keras untuk menghubungkan semua informasi yang kudapatkan.

"Tapi kok Alya mau ke Fudhail?" Aku tak bisa berpikir apapun selain penyesalan.

"Ahhhh.... apa karna Alya kecewa ama gue yah? karna gue bilang dia gampangan-,-" aku gelisah dengan semua yang sudah terjadi. Tapi aku merasa masih ada kejadian penting yang hilang, entah apa itu. Aku menepuk dahiku sambil menghela napas.

"Napa lu cik?" tanya Fudhail yang duduk didepanku karna menyadari kegelisahanku.

"Eh? oh enggak" Aku memberikan senyum tanda bahwa aku baik-baik saja.

"Ohiya Cik, kan dulu elu niatnya di teknik. Kok bisa jadinya dihukum?" tanya Fadhil tiba-tiba.

"Karna bandel lah, jadinya dihukum" jawab Alya yang bermaksud untuk melawak.

Feel Free to Abduct Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang