Chapter-i [Durasi]

80 10 4
                                    

Play Video Diatas
"Avril Lavigne - Smile"
Lagu yang menurutku sesuai dengan Alya.

--ㅇ--

14 oktober 2015
19.00

"You know that i'm a crazy b*tch" terdengar lagu yang tidak asing buatku, yaitu Avril Lavigne - Smile.
Kepalaku sakit sekali, ditambah lagi aku sangat bingung kenapa aku terbangun dikamarku. Jika kuingat-ingat, sebelumnya aku sedang berada dirumah Alya.

Terdengar lagi lagu Avril Lavigne yang sebelumnya. Ahh, ternyata handphone-ku berdering, karna ada telpon masuk.

Terlihat dilayar nama Alya, tanpa berpikir kujawab panggilannya.

"Ya Al?" tanyaku sesaat setelah kujawab telponnya

"Assalamualaikum" dengan maksud menegurku.

"eh iya, Waalaikumsalam. Kenapa nelpon?" jawabku.

"Lah, kok nanya? Lu udah siap gak?" tanpa menjawab Alya balik bertanya.

"Hah? Siap ngapain?" tanyaku heran.

"Tau ah, gue duluan. Ketemu disana aja" jawab Alya dengan nada sedikit kesal.

"Eh, kema..?"

"tut.. tut.. tut"  belum selesai aku bertanya, panggilannya sudah terputus-,-

"ahhh, ini kok kayak mau pecahin teka-teki yah:(" aku bicara sendiri dengan kepalaku yang masih sakit.

Aku terkejut saat melihat tanggal dihandphone-ku.

"Ahhh siallll gue kembali, tapi kenapa harus sebelum kejadian itu sih?" Aku berbicara sendiri. Jika ini adalah kartun, kalian akan melihat tanda tanya bermunculan diatasku.

Aku melihat jam, dan sudah menunjukkan pukul 19.15.

Kuambil jaketku dan segera pergi ke PMU, sebuah swalayan di kota Palu yang tepat didepan SMP 2 Palu. Diperjalanan aku coba untuk terus menghubungi Alya, tapi tidak diangkat.

"Al.. jangan nyebrang jalan. Lu bakalan meninggal karna tabrak lari"  kukirim pesan teks ke Alya karna isi pesan dapat dilihat walaupun tidak dibuka.

Sesampainya aku dilokasi,
Aku melihat Alya berdiri melambaikan tangan disembrang jalan, dia tampak akan menyebrang.

Ciiiiiiittttt... Duaarrrrr! Terdengar decitan suara ban mobil yang direm mendadak dan disusul dengan suara mobil tersebut menabrak sesuatu.

Gagal! Gagal total.
Aku gagal menyelamatkan Alya. Bahkan dengan kesempatan yang ada.

Kupeluk tubuh Alya dengan tangisan penyesalan yang bahkan lebih dari sebelumnya.

"Kesempatan? Hadiah? ini adalah hukuman. Bagaimana mungkin melihat orang yang kusukai mati berkali-kali adalah hadiah" sejenak itulah yang terpikirkan olehku.

"Alyaaaaaaaa!!!" Aku hanya bisa menangis dengan keras.

Terasa sebuah cubitan kecil ditanganku. Aku terkejut, dan tahu apa yang akan diucakannya.

Feel Free to Abduct Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang