Prolog

160 12 10
                                    

Play Video diatas.
"Paramore - Hate to See You Heart Break"
Dengarkan sambil membaca.

--ㅇ--

14 Oktober 2015
19.40

"Alyaaaaaaaaaaa!" Teriakku sambil memeluk sesosok wanita yang bergelimang darah akibat kasus tabrak lari yang barusan terjadi didepan SMP 2 Palu.

Terasa sedikit cubitan di tanganku, dan Alya dengan sisa napasnya berbisik "ci.. ci.. cikal " aku terkejut.

"Iya?" tanyaku penasaran dengan apa yang ingin dikatakan Alya.

"Berisik.. gue bisa tuli loh kalo lu teriak teriak ditelinga gue kayak gitu" jawab Alya sambil tersenyum.

Aku menangis seperti bayi yang ditinggal ibunya, tiba-tiba ambulans pun datang.

"ah iya, ambulans -,- untung rakyat setempat cekatan untuk memanggil ambulans" pikirku sambil menghela napas.

20.12

Di rumah sakit,

Setelah menerima perawatan, tampaknya kondisi Alya sangat parah, dia kehilangan banyak darah dan mengalami kerusakan pada sistem pernapasannya sehingga ia tidak boleh capek.
Alya meminta kepada orangtuanya untuk membiarkannya berbicara berdua denganku, dan orangtua Alya pun keluar.

"Lu mau ngomong sesuatu?" Alya bertanya kepadaku sesaat setelah orangtuanya keluar.

"Elu yang mau ngomong apa? sampai nyuruh orang tua keluar gitu" jawabku heran dengan pertanyaan Alya.

"Lu tadi ngajak jalan karna mau ngomong sesuatu kan?" tanya Alya, sepertinya dia sudah bisa tebak kalau tujuanku malam ini ialah menyatakan perasaanku.

"I.. iya. Tapi lu sembuh dulu, baru gue ngomong" jawabku saat berpikir bahwa situasi tidak memungkinkan untuk menyatakan perasaan.

"Gue mau kok" senyum Alya seperti sangat dipaksakan, dengan melihatnya saja aku siapapun bisa tahu kalau pasien yang didepanku ini bisa meninggal detik ini pun.
Aku terkejut dengan apa yang Alya bilang barusan,

"Seharusnya kamu bilangnya dari dulu" lanjut Alya setelah melihat reaksiku

"kamu?" tanyaku heran, karna ini pertama kalinya Alya menggunakan kata kamu

"iya kamu. Gue pengen setidaknya sekali aja manggil lu dengan sebutan kamu. Bahkan gue mau manggil lu dengan sebutan sayang tau" sambil memonyongkan bibirnya.

"Lu mending istirahat deh Al, ngomong aja keliatan susah lu" sahutku tanpa menghiraukan perkataanya sebelumnya. Alya tersenyum, entah apa maksud dari senyumnya itu.

"Lu coba deh cerita, apa aja pengalaman bareng kita yang paling berkesan?" Pertanyaan random yang terdengar seperti basa-basi.

"Hmm.. apa ya?" Aku bingung, aku punya banyak sekali pengalaman berkesan bersama Alya.

"Gak ada yang berkesan?" Alya tampak kecewa.

"Ingat gak? waktu SMP, lu digosipin pacaran sama siapa itu namanya yang tukang malakin duit anak-anak?" aku mulai bercerita.

"Erik" sambung Alya melihatku kesulitan mengingat nama.

"Nah iyaa, itu si Erik yaa. Hahahahah. Itukan hari pindahan gue." aku tertawa sehingga orangtua Alya pun terlihat menengok dari kaca jendela.
Alya hanya tersenyum, aku berpikir dia tidak merasa ada yang lucu dari hal tersebut, tapi ternyata dia bahkan sudah tidak mampu untuk tertawa dan aku tidak menyadari itu.

"Terus elu minta bantuan gue buat redamin gosip itu. Gue diam aja, trus elu tiba-tiba mukul meja sambil bilang 'gue gak pacaran sama Erik, pacar gue tuh Cikal', gue ngerasa kalo lu waktu itu gak serius buat pengumuman kayak gitu, jujur gue kaget loh waktu itu"
Dan bla bla bla bla.
Alya hanya tersenyum dengan mata tertutup yang sudah menjadi salah satu daya tariknya. Terlihat juga air mata menetes dari matanya.

"Kok nangis sih Al, ini tuh lucu tau gak" aku berhenti bercerita dan mengusap air matanya. Saat itu lah aku panik, aku berteriak "ooomm.. tanteeeee.. dokteeeerrrrr".
Orang tua Alya seketika menangis melihat putri kesayangan mereka tak lagi menghembuskan napas. Ibu Alya yang syok berat tiba-tiba pingsan. Aku hanya duduk disamping Alya sambil menggenggam tangannya yang sedari tadi sejak aku bercerita, melihat orang yang kusayangi pergi walaupun sedang kugenggam. Tak ada yang bisa kulakukan.

"Alya, lu lagi bercandakan? bilang ke gua kalo lu gak ninggalin gue. Ini surprise kan? Karna besok ultah gue kan?" air mata perlahan jatuh. Tapi tahukah kamu? Kalau air mata yang jatuh tidak pernah merindukan mata tempat asalnya. Itu kata-kata yang sering Alya bilang ke aku saat aku sedang ragu dan tidak percaya diri, itu artinya penyesalan tidak merubah apapun.

Feel Free to Abduct Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang