Chapter-ii [Reset]

35 4 1
                                    

Play Video Diatas.
"Justin Bieber - I'll Show You"
Dengarkan Sambil Membaca.

"Pacarku?" sindirku karna orangtuanya menganggapku seperti itu.

"Ha? aduhh, maafin orangtua gue yah. Gue hanya sering ceritain tentang elu, tapi mereka kiranya kita pacaran" jawab Putri yang terlihat sangat malu.

"Cerita tentang gue? apa aja?" tanyaku penasaran.

"Gak banyak sih" jawab Putri.

"Contohnya" kataku.

"Gue cerita ke ibu kalo ada anak laki-laki namanya Cikal yang bandelnya kebangetan disekolah, trus gue juga cerita kalo anak laki-laki itu sering masuk ruang konseling. Truss ..." Putri bercerita dengan wajah tanpa perasaan bersalah setelah menceritakan kejelekanku ke orangtuanya.

"Oke sampe situ aja" aku memotong cerita Putri.

"Lu ngomongin kejelekan gue dan orangtua lu nganggep kita pacaran?" tanyaku penasaran.

"Iya" Putri masih dengan wajah tanpa dosanya menangguk.

"Dan juga elu? elu mau ke gue karna gue bandel gitu?" tanyaku lagi.

"Hmm" Putri terlihat seperti sedang memikirkan apa yang dia sukai dari aku.

"Okee. Gak usah dijawab" kataku melarangnya menjawab.

"Okee, gue bisa buat diri gue suka sama Putri. Setidaknya Putri tetep suka gue walaupun dia udah liat bermacam sisi buruk gue" pikirku.

"Ehnmm. Soal siang tadi. Gue..." Aku mau melakukan hal yang Alya perintahkan ke aku sebelumnya, tapi Tanjung muncul ditengah kami "Put, yang lain udah didepan katanya". Begitulah kata Tanjung yang mengganggu event utama dari pembicaraanku dengan Putri.

"Ohoke, gue panggil mereka masuk" Putri meninggalkanku dan Tanjung.

"Jung" aku memegang bahu Tanjung dan menatap matanya dengan tajam.

"Gue ganggu yah? Waktunya gak tepat yah?" Tanjung tiba-tiba mengerti dengan situasi. Aku menghela napas panjang.

"Ini gue lagi perjuangin nyawa loh. Ini masalah nyawa orang" aku menggerutu.Tanjung hanya diam.

Putri kembali bersama sahabat-sahabatku untuk bergabung dengan kami yang sudah selesI menyiapkan makanan dan yang dibutuhin biat acara.

"Ahh, kalo kayak gini mana sempat lah" pikirku dalam hati melihat Putri sedang sibuk berbicara dengan yang lainnya.

Aku melihat jam tanganku dan waktu menunjukkan pukul 20.25.

"Sisa 3 stengah jam" aku memikirkan soal durasi timetraveling ini.

"Nyawa siapa bro?" tanya Tanjung yang terlihat sangat penasaran dengan perkataanku sebelumnya.

Aku hanya menatapnya dengan tatapan sinis.

"Rahasia yah? Yaudah" tanyanya lagi dan mengangguk.

"cerita bro. Kali aja gue bisa bantu" sekali lagi Tanjung memaksaku bercerita.

"Percaya timetraveling gak?" tanyaku memulai bercerita.

"yadong, lu kan tau gue suka tentang gituan." jawab Tanjung meyakinkanku. Tanjung memang sangat gemar menonton hal-hal tentang perjalanan waktu, dia bahkan pernah bilang "kita ini lagi timetraveling, dari detik ini ke detik setelahnya. Kita timetraveling-nya kedepan, detik per detik". Dan kita hanya bisa bilang iya ke dia.

"Alya mati ketabrak mobil di 2015. Gue dari masa depan. Gue kembali buat ubah kejadian dimasa gue" aku menceritakan kejadiannya ke Tanjung.

"Lu sakit?" Tanjung memegang dahiku.

Feel Free to Abduct Me!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang